Cetak Doktor Muda, Kuota Beasiswa PMDSU akan Meningkat Tahun Depan
Sabtu, 19 November 2022 - 09:10 WIB
Nizam mengungkapkan, peningkatan daya saing bangsa tidak terlepas dari peningkatan daya saing perguruan tingginya. Oleh sebab itu, untuk mencapai perguruan tinggi berkelas dunia, dibutuhkan dosen dan peneliti yang produktif dalam menghasilkan publikasi ilmiah.
“Selama enam tahun terakhir publikasi Indonesia meningkat secara eksponensial. Pada 2021, jumlah publikasi ilmiah Indonesia tercatat mencapai 50 ribu publikasi per tahun. Hal ini mendongkrak peringkat publikasi ilmiah Indonesia dari peringkat 56 dunia naik ke peringkat 21 dunia,” sebutnya.
Pada kesempatan tersebut Nizam juga mengapresiasi capaian publikasi ilmiah mahasiswa PMDSU. Hingga kini, jumlah publikasi di jurnal internasional yang dihasilkan mahasiswa PMDSU batch I sampai VI mencapai 1.921 publikasi. Capaian ini tidak lepas dari peran promotor yang membimbing dalam melakukan penelitian.
“Kita sudah mampu mengejar kuantitas, sekarang tugas kalian sebagai mahasiswa PMDSU adalah tetap produktif untuk meningkatkan kualitas publikasi. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu bangun dan kembangkan obsesi untuk jadi negara maju melalui inovasi, kerja keras, serta kemauan dan tekat yang kuat,” ucap Nizam.
Akselerasi pertumbuhan jumlah sumber daya manusia (SDM) pendidikan tinggi bergelar doktor merupakan salah satu kunci meningkatkan daya saing bangsa melalui inovasi. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2024, jumlah SDM bergelar doktor di Indonesia ditargetkan sampai pada angka 20 persen. Namun hingga saat ini, capaian masih berada pada angka 16 persen. dan harus mengejar 4 persen lagi untuk mencapai target.
Adanya urgensi untuk meningkatkan jumlah doktor dalam waktu singkat tersebut telah direspons oleh Direktorat Sumber Daya sejak 2013, yaitu melalui Program PMDSU.
Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Tjitjik Srie Tjahjandarie dalam acara pembukaan Anjangsana Beasiswa PMDSU batch V bertajuk ‘Cendekiawan Muda untuk Indonesia Emas 2045’ menegaskan bahwa seluruh mahasiswa beserta alumni PMDSU adalah SDM pengisi pembangunan untuk Indonesia emas 2045. Selain itu, PMDSU juga menjadi strategi Kemendikbudristek untuk dapat memenuhi target Bappenas.
“Karena apabila melalui program doktor reguler, kita perlu waktu minimal tujuh tahun. Namun dengan adanya program PMDSU ini diharapkan kita dapat mencetak doktor dalam waktu empat tahun. Sehingga saya berharap melalui kegiatan anjangsana ini sebagai bentuk program saling men-trigger satu dengan yang lain untuk selesai on-time atau tepat waktu,” kata Tjitjik.
Juniarti Dwi Lestari selaku Koordinator Pembinaan Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Diktiristek menyampaikan kegiatan anjangsana ini diikuti oleh 150 penerima beasiswa PMDSU batch V dari 18 perguruan tinggi. Dalam acara ini, para penerima beasiswa dapat berbagi pengalaman ketika menjalani program doktor di masing-masing kampus.“Selain itu juga akan memberi motivasi, soft skills, dan kepemimpinan untuk adik-adik para calon dosen dan peneliti di batch V ini,” tandas Juniarti.
“Selama enam tahun terakhir publikasi Indonesia meningkat secara eksponensial. Pada 2021, jumlah publikasi ilmiah Indonesia tercatat mencapai 50 ribu publikasi per tahun. Hal ini mendongkrak peringkat publikasi ilmiah Indonesia dari peringkat 56 dunia naik ke peringkat 21 dunia,” sebutnya.
Pada kesempatan tersebut Nizam juga mengapresiasi capaian publikasi ilmiah mahasiswa PMDSU. Hingga kini, jumlah publikasi di jurnal internasional yang dihasilkan mahasiswa PMDSU batch I sampai VI mencapai 1.921 publikasi. Capaian ini tidak lepas dari peran promotor yang membimbing dalam melakukan penelitian.
“Kita sudah mampu mengejar kuantitas, sekarang tugas kalian sebagai mahasiswa PMDSU adalah tetap produktif untuk meningkatkan kualitas publikasi. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu bangun dan kembangkan obsesi untuk jadi negara maju melalui inovasi, kerja keras, serta kemauan dan tekat yang kuat,” ucap Nizam.
Akselerasi pertumbuhan jumlah sumber daya manusia (SDM) pendidikan tinggi bergelar doktor merupakan salah satu kunci meningkatkan daya saing bangsa melalui inovasi. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2024, jumlah SDM bergelar doktor di Indonesia ditargetkan sampai pada angka 20 persen. Namun hingga saat ini, capaian masih berada pada angka 16 persen. dan harus mengejar 4 persen lagi untuk mencapai target.
Adanya urgensi untuk meningkatkan jumlah doktor dalam waktu singkat tersebut telah direspons oleh Direktorat Sumber Daya sejak 2013, yaitu melalui Program PMDSU.
Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Tjitjik Srie Tjahjandarie dalam acara pembukaan Anjangsana Beasiswa PMDSU batch V bertajuk ‘Cendekiawan Muda untuk Indonesia Emas 2045’ menegaskan bahwa seluruh mahasiswa beserta alumni PMDSU adalah SDM pengisi pembangunan untuk Indonesia emas 2045. Selain itu, PMDSU juga menjadi strategi Kemendikbudristek untuk dapat memenuhi target Bappenas.
“Karena apabila melalui program doktor reguler, kita perlu waktu minimal tujuh tahun. Namun dengan adanya program PMDSU ini diharapkan kita dapat mencetak doktor dalam waktu empat tahun. Sehingga saya berharap melalui kegiatan anjangsana ini sebagai bentuk program saling men-trigger satu dengan yang lain untuk selesai on-time atau tepat waktu,” kata Tjitjik.
Juniarti Dwi Lestari selaku Koordinator Pembinaan Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Diktiristek menyampaikan kegiatan anjangsana ini diikuti oleh 150 penerima beasiswa PMDSU batch V dari 18 perguruan tinggi. Dalam acara ini, para penerima beasiswa dapat berbagi pengalaman ketika menjalani program doktor di masing-masing kampus.“Selain itu juga akan memberi motivasi, soft skills, dan kepemimpinan untuk adik-adik para calon dosen dan peneliti di batch V ini,” tandas Juniarti.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda