Tingkatkan Ekosistem Penelitian, Unika Atma Jaya Kukuhkan 2 Profesor Baru

Senin, 05 Desember 2022 - 14:13 WIB
“Setiap mahasiswa akuntansi dipersiapkan untuk memiliki potensi sebagai pusat inovasi yang memanfaatkan teknologi demi mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan Smart Society 5.0. Oleh karenanya perlu softskill yang mengimbangi hardskill mahasiswa akuntansi, yaitu: kemampuan untuk kolaborasi, kemampuan presentasi, diskusi dan mempertahankan pandangannya, attitude yang baik, kepemimpinan, fleksible, dan kemampuan untuk memecahkan masalah serta membangun argumen,” ungkap Dr. Weli.

Persiapan untuk mencapai Akuntan Profesional adalah melalui Disain Kurikulum Akuntansi yang dapat mengatasi pergeseran paradigma era revolusi industry 4.0 dan Socitey 5.0. Namun demikian beberapa pihak perlu terlibat, misalnya dengan institusi pendidikan akuntansi, regulator khususnya departemen pendidikan, asosiasi profesi akuntansi, dan menyelaraskan tujuan dari Society 5.0 yang menempatkan manusia sebagai pusat inovasi.

Orasi ilmiah selanjutnya dibawakan oleh Prof. Dr. Clara mengenai pendidikan untuk anak marjinal yang tidak memarjinalkan. Apa yang terjadi pada zaman ini dimana kenyataannya karena kemiskinan keluarga, tidak semua anak dapat tepenuhi haknya di bidang pendidikan. Masih banyak anak usia sekolah yang tidak sekolah. Jumlah anak laki-laki yang tidak sekolah lebih banyak daripada anak perempuan. Hal ini karena anak laki-laki dari keluarga miskin seringkali sudah dilibatkan dalam kegiatan ekonomi untuk membantu menunjang kehidupan keluarga.

Pada anak perempuan alasan putus sekolah lebih banyak karena menikah. Juga kenyataan, bahwa penduduk yang bekerja didominasi oleh tamatan SD ke bawah. Kualitas sumber daya manusia Indonesia masih sangat rendah. Mutu sumber daya manusia Indonesia belum dapat memenuhi standar kemampuan yang menjawab kebutuhan pasar kerja. Selain itu, jumlah lulusan sekolah yang menjadi pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia di masyarakat.

Pendidikan kewirausahaan yang terintegrasi dengan pendidikan karakter merupakan satu program pendidikan yang tidak memarjinalkan. Hal ini karena dengan pendidikan kewirausahaan anak marjinal dapat mandiri secara ekonomi dan membantu kemiskinan keluarga. Pendidikan karakter, tercakup di dalamnya membangun rasa percaya diri, mempunyai dorongan yang kuat, kemampuan berkomunikasi dan negosiasi, kreatif dan inovati, mempunyai kemampuan teknologi dan manajerial serta adanya dukungan sosial.

Metode pendidikan kewirausahaan yang terintegrasi dengan pendidikan karakter seharusnya menggunakan pendekatan tiga pilar, yaitu pengetahuan dan keterampilan – mengalami – refleksi. “Kegiatan pendidikan merupakan instrumen untuk terjadinya perubahan pada setiap orang dan masyarakat yang ada di sekitarnya. Untuk evaluasi hasil belajar, pendekatan personal untuk mendengarkan secara aktif terkait proses pencapaian keberhasilan lebih penting daripada ijazah atau sertifikat, hal ini penting khususnya ditengah situasi pandemic Covid-19 yang melanda secara global,“ ungkap Prof. Dr. Clara.

Sejalan dengan itu, Unika Atma Jaya salah satunya memiliki Atma Jaya Incubator Business (AJIB) merupakan program yang tepat untuk mengatasi masalah kewirausahaan di kalangan mahasiswa. AJIB merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri dalam dunia kewirausahaan dan bisnis.
(nnz)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More