Cegah Ekstremisme di Sekolah, Materi Moderasi Beragama Masuk dalam Pelajaran Islam
Kamis, 15 Desember 2022 - 21:14 WIB
Ketua Pokja Moderasi Beragama Ditjen Pendis, Anis Masykhur menambahkan, melalui modul ini para siswa diberikan imunitas dalam menangkal informasi yang mendorong mereka terlibat dalam aksi radikalisme atau ekstrimisme berbasis keagamaan.
"Nah di sinilah kemudian mengapa buku atau modul ini penting untuk diselesaikan. Ekstremisme dalam pendidikan itu setidaknya masuk melalui tiga pintu, pertama adalah melalui guru, yang kedua kurikulum, lalu yang ketiga melalui organisasi siswa, semacam rohis dan sejenisnya," kata Kepala Sub Direktorat Bina GTK MA/MAK ini.
Menurut Anis, penyusunan modul moderasi beragama bertujuan memangkas pintu masuk ekstremisme atau radikalisme melalui kurikulum dan guru. "Kita harapkan persoalan di kurikulum dan siswa selesai, argumen guru bisa menyampaikan yang benar ketika menyampaikan ke peserta didik," katanya.
Review dan Uji Keterbacaan Modul Moderasi Beragama bagi Guru dan Tendik Madrasah dihadiri para pemangku kebijakan yang mumpuni di bidangnya, antara lain, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Ditektorat GTk Madrasah, Ajang Pradita; Dr Latifatul Hasanah dari Universitas Islamic Village Tangerang.
Lainnya, Dr Asep Nursobah, M Ag dari UIN Bandung; Agus Muhammad dari P3M Jakarta; Dr Poppy Puadah dari UID Jakarta; Dr Siti Nur Shalihah dari UIN SMH Banten; Dr Fuad Msykur dari STAI Bina Mandiri Tangerang; Abusiri, M.Ag dan Dr Suhada, MA dari STAI Al Hikmah Jakarta; dan Rokani Darsyah dari Institut Ilmu Quran Jakarta.
Lihat Juga: Ciptakan Ruang Digital Bersih, Pelajar dan Generasi Muda Harus Dijauhkan dari Judi Online
"Nah di sinilah kemudian mengapa buku atau modul ini penting untuk diselesaikan. Ekstremisme dalam pendidikan itu setidaknya masuk melalui tiga pintu, pertama adalah melalui guru, yang kedua kurikulum, lalu yang ketiga melalui organisasi siswa, semacam rohis dan sejenisnya," kata Kepala Sub Direktorat Bina GTK MA/MAK ini.
Menurut Anis, penyusunan modul moderasi beragama bertujuan memangkas pintu masuk ekstremisme atau radikalisme melalui kurikulum dan guru. "Kita harapkan persoalan di kurikulum dan siswa selesai, argumen guru bisa menyampaikan yang benar ketika menyampaikan ke peserta didik," katanya.
Review dan Uji Keterbacaan Modul Moderasi Beragama bagi Guru dan Tendik Madrasah dihadiri para pemangku kebijakan yang mumpuni di bidangnya, antara lain, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Ditektorat GTk Madrasah, Ajang Pradita; Dr Latifatul Hasanah dari Universitas Islamic Village Tangerang.
Lainnya, Dr Asep Nursobah, M Ag dari UIN Bandung; Agus Muhammad dari P3M Jakarta; Dr Poppy Puadah dari UID Jakarta; Dr Siti Nur Shalihah dari UIN SMH Banten; Dr Fuad Msykur dari STAI Bina Mandiri Tangerang; Abusiri, M.Ag dan Dr Suhada, MA dari STAI Al Hikmah Jakarta; dan Rokani Darsyah dari Institut Ilmu Quran Jakarta.
Lihat Juga: Ciptakan Ruang Digital Bersih, Pelajar dan Generasi Muda Harus Dijauhkan dari Judi Online
(mpw)
tulis komentar anda