Perayaan Imlek Untar Hadirkan Tari Gambyong untuk Sampaikan Pesan Inklusivitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun Baru Imlek Untar dirayakan bersama seluruh sivitas akademika, dengan mengangkat tema “ Untar untuk Indonesia Bersatu dalam Keberagaman untuk Kesejahteraan Bersama”. Pesan akulturasi budaya Jawa khususnya Solo dengan Tionghoa tergambar dalam perayaan Imlek kali ini.
Penampilan Tari Gambyong Surakarta membawa pesan inklusivitas, dalam keberagaman tetap satu. Selain itu ditayangkan pula tayangan singkat memperkuat pesan bagaimana budaya Tionghoa berpadu dengan budaya Jawa yang kemudian dapat hidup secara harmonis dalam bingkai Indonesia.
Baca juga: UI Kampus Terbaik di Indonesia Versi Webometrics 2023, Jadi Kado Ultah ke-73
Pada kesempatan ini Guru Besar Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Untar Prof. Dr. Ir. Naniek Widayati Priyomarsono menjelaskan bagaimana budaya Tionghoa memberi pengaruh pada gaya arsitektur beberapa bangunan di Kota Solo. Hal tersebut dapat dilihat dari langgam yang mengambil ciri Tionghoa pada beberapa bangunan lama yang masih tersisa di kota Solo.
Rektor Untar Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan mengatakan, Indonesia adalah negara yang terdiri dari suku dan budaya sangat beragam, hal ini tumbuh di lingkungan Untar.
“Kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia harus menjaga suasana inklusif di kampus agar suasana aman dan nyaman tercipta,” katanya, melalui siaran pers, Jumat (3/2/2023).
Baca juga: Perluas Kesempatan Magang, Unpas Gandeng MNC Multimedia Network
Rektor menyampaikan, tahun 2023 ini Untar meraih lima bintang dari QS Stars Rating, yang merupakan bintang tertinggi, untuk kategori Inclusiveness. Ini merupakan bukti nyata tanggung jawab Untar kepada masyarakat.
Ketua Pengurus Yayasan Tarumanagara Dr. Ariawan Gunadi menjelaskan makna filosofis di balik tahun kelinci air. "Kelinci merupakan perlambang hewan lemah lembut yang memiliki filosofi sebagai hewan yang memiliki kasih sayang. Kita bisa banyak belajar mengenai kebersamaan, persatuan, dan persahabatan," ungkapnya.
Perayaan Imlek yang dihadiri jajaran pimpinan Yayasan Tarumanagara, sivitas akademika Untar, para tenan, dan media, menyuguhkan pertunjukan seni Barongsai, serta alunan lagu Sewu Kutho dan Indonesia Pusaka dalam bahasa Mandarin.
Pertunjukan ini ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa sejarah dan kebesaran bangsa ini tak terlepas dari pengaruh berbagai budaya yang ada termasuk budaya Tionghoa. Inilah kekayaan bangsa Indonesia, keberagaman dalam kebersamaan.
Lihat Juga: Universitas LIA-Kanda University of International Studies Perkuat Kemitraan Kerja Sama Internasional
Penampilan Tari Gambyong Surakarta membawa pesan inklusivitas, dalam keberagaman tetap satu. Selain itu ditayangkan pula tayangan singkat memperkuat pesan bagaimana budaya Tionghoa berpadu dengan budaya Jawa yang kemudian dapat hidup secara harmonis dalam bingkai Indonesia.
Baca juga: UI Kampus Terbaik di Indonesia Versi Webometrics 2023, Jadi Kado Ultah ke-73
Pada kesempatan ini Guru Besar Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Untar Prof. Dr. Ir. Naniek Widayati Priyomarsono menjelaskan bagaimana budaya Tionghoa memberi pengaruh pada gaya arsitektur beberapa bangunan di Kota Solo. Hal tersebut dapat dilihat dari langgam yang mengambil ciri Tionghoa pada beberapa bangunan lama yang masih tersisa di kota Solo.
Rektor Untar Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan mengatakan, Indonesia adalah negara yang terdiri dari suku dan budaya sangat beragam, hal ini tumbuh di lingkungan Untar.
“Kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia harus menjaga suasana inklusif di kampus agar suasana aman dan nyaman tercipta,” katanya, melalui siaran pers, Jumat (3/2/2023).
Baca juga: Perluas Kesempatan Magang, Unpas Gandeng MNC Multimedia Network
Rektor menyampaikan, tahun 2023 ini Untar meraih lima bintang dari QS Stars Rating, yang merupakan bintang tertinggi, untuk kategori Inclusiveness. Ini merupakan bukti nyata tanggung jawab Untar kepada masyarakat.
Ketua Pengurus Yayasan Tarumanagara Dr. Ariawan Gunadi menjelaskan makna filosofis di balik tahun kelinci air. "Kelinci merupakan perlambang hewan lemah lembut yang memiliki filosofi sebagai hewan yang memiliki kasih sayang. Kita bisa banyak belajar mengenai kebersamaan, persatuan, dan persahabatan," ungkapnya.
Perayaan Imlek yang dihadiri jajaran pimpinan Yayasan Tarumanagara, sivitas akademika Untar, para tenan, dan media, menyuguhkan pertunjukan seni Barongsai, serta alunan lagu Sewu Kutho dan Indonesia Pusaka dalam bahasa Mandarin.
Pertunjukan ini ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa sejarah dan kebesaran bangsa ini tak terlepas dari pengaruh berbagai budaya yang ada termasuk budaya Tionghoa. Inilah kekayaan bangsa Indonesia, keberagaman dalam kebersamaan.
Lihat Juga: Universitas LIA-Kanda University of International Studies Perkuat Kemitraan Kerja Sama Internasional
(nnz)