Pakar Gizi FKUI: Obesitas Banyak Menyasar Anak dan Remaja, Ini Dampaknya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi, studying from home, dan godaan pemesanan makanan melalui online, membuat "generasi rebahan" cenderung malas gerak, namun rajin mengemil. Akibatnya, kerap terlihat orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan .
Dr. dr. Dian Kusuma Dewi M.Gizi, Sp.KKLP., staf pengajar pada Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ( FKUI ), obesitas adalah saat seseorang mengalami ketidakseimbangan antara kalori yang masuk dengan yang keluar.
Saat terjadi ketidakseimbangan dan akhirnya menumpuk, maka seseorang dapat mengalami kelebihan berat badan yang akhirnya berujung pada obesitas.
“Sebetulnya tidak semata-mata seseorang langsung mengalami obesitas, pada prosesnya akan diawali dengan kelebihan berat badan (overweight). Kelebihan berat badan yang tidak tertangani dengan baik, dapat naik menjadi kategori obesitas kelas 1. Obesitas kelas 1 yang belum tertangani juga, maka orang tersebut dapat masuk menjadi obesitas kelas 2,” ujar dr. Dian, Minggu (12/2/2023).
Ia menambahkan, obesitas dapat dialami seseorang dari segala usia. Obesitas juga merupakan salah satu penyakit degeneratif yang kini banyak menyasar usia anak-anak dan remaja.
Menurut dr. Dian, yang juga merupakan pengurus Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), makan banyak tidak selalu menjadi penyebab seseorang mengalami obesitas.
Justru, pada beberapa kasus ditemukan bahwa asupan makanan yang masuk dalam tubuh mereka kurang dari kebutuhannya, namun jenis makanan yang dipilih dan jadwal makan yang salah yang sering menjadi penyebab.
Selain itu, pola tidur yang kurang seimbang juga dapat menjadi penyumbang pada beberapa kasus obesitas.
Dr. dr. Dian Kusuma Dewi M.Gizi, Sp.KKLP., staf pengajar pada Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ( FKUI ), obesitas adalah saat seseorang mengalami ketidakseimbangan antara kalori yang masuk dengan yang keluar.
Saat terjadi ketidakseimbangan dan akhirnya menumpuk, maka seseorang dapat mengalami kelebihan berat badan yang akhirnya berujung pada obesitas.
“Sebetulnya tidak semata-mata seseorang langsung mengalami obesitas, pada prosesnya akan diawali dengan kelebihan berat badan (overweight). Kelebihan berat badan yang tidak tertangani dengan baik, dapat naik menjadi kategori obesitas kelas 1. Obesitas kelas 1 yang belum tertangani juga, maka orang tersebut dapat masuk menjadi obesitas kelas 2,” ujar dr. Dian, Minggu (12/2/2023).
Ia menambahkan, obesitas dapat dialami seseorang dari segala usia. Obesitas juga merupakan salah satu penyakit degeneratif yang kini banyak menyasar usia anak-anak dan remaja.
Menurut dr. Dian, yang juga merupakan pengurus Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), makan banyak tidak selalu menjadi penyebab seseorang mengalami obesitas.
Justru, pada beberapa kasus ditemukan bahwa asupan makanan yang masuk dalam tubuh mereka kurang dari kebutuhannya, namun jenis makanan yang dipilih dan jadwal makan yang salah yang sering menjadi penyebab.
Selain itu, pola tidur yang kurang seimbang juga dapat menjadi penyumbang pada beberapa kasus obesitas.