Pakar Gizi FKUI: Obesitas Banyak Menyasar Anak dan Remaja, Ini Dampaknya
loading...
A
A
A
Pola tidur atau istirahat yang kurang akan berpengaruh terhadap ketidakseimbangan hormon, dan hal ini banyak dialami oleh remaja. Pada masa tersebut, remaja dalam keadaan emosi yang belum stabil dan sedang memasuki masa pencarian jati diri menuju dewasa.
Jika orang tua salah dalam pola asah, asih, dan asuh kepada anak, maka dapat berpengaruh terhadap peningkatan berat badan.
Belum lagi, tambah dr. Dian, dengan adanya kemajuan teknologi saat ini juga cukup mendorong seseorang mengalami obesitas. Mulai dari begitu mudahnya memesan makanan melalui aplikasi, hingga melakukan kegiatan tanpa harus bertatap muka yang turut mengurangi aktivitas fisik.
Seperti saat masa pandemi Covid-19, masyarakat dibatasi kegiatan dan mobilitasnya sehingga sebagian besar dilakukan di rumah.
“Sehingga kemudian, yang tadinya kita lebih banyak bergerak menjadi kurang bergerak. Padahal, aktivitas fisik itu harusnya konsisten dilakukan untuk pengeluaran kalori yang berlebih.
Seseorang yang terbiasa lari pagi, main basket, atau olahraga lainnya menjadi takut untuk melakukannya saat awal pandemi, karena memang pemerintah memberlakukan aturan yang membatasi aktivitas masyarakat.
Jika orang tersebut memiliki motivasi yang kuat, ia mampu melakukannya sendiri di rumah. Tetapi, lebih banyak orang yang tidak melakukan. Jadi, peningkatan berat badan itu memang banyak terjadi pada masa pandemi,” ujar dr. Dian.
Selain mengalami peningkatan berat badan, obesitas akan berdampak pada tubuh manusia mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Seperti penyakit diabetes, gangguan jantung, paru, hati, dan berbagai penyakit lainnya.
Di sisi lain, obesitas pada remaja juga dapat menyebabkan depresi karena rasa malu, bahkan ada yang mengalami perundungan melalui body shamming. Saat mengalami depresi, mereka akan mengalami penurunan rasa percaya diri dan merasa tidak berdaya untuk melakukan sesuatu yang berujung pada penurunan prestasi belajar.
Berdasarkan kondisi tersebut, dalam disertasi studi doktoralnya, dr. Dian membuat program yang diberi nama From Fat to Fit with SMART Program. Program ini merupakan program penurunan berat badan yang ditujukan untuk meningkatkan pemberdayaan diri pada mahasiswa yang diintervensi dengan metode coaching.
Jika orang tua salah dalam pola asah, asih, dan asuh kepada anak, maka dapat berpengaruh terhadap peningkatan berat badan.
Belum lagi, tambah dr. Dian, dengan adanya kemajuan teknologi saat ini juga cukup mendorong seseorang mengalami obesitas. Mulai dari begitu mudahnya memesan makanan melalui aplikasi, hingga melakukan kegiatan tanpa harus bertatap muka yang turut mengurangi aktivitas fisik.
Seperti saat masa pandemi Covid-19, masyarakat dibatasi kegiatan dan mobilitasnya sehingga sebagian besar dilakukan di rumah.
“Sehingga kemudian, yang tadinya kita lebih banyak bergerak menjadi kurang bergerak. Padahal, aktivitas fisik itu harusnya konsisten dilakukan untuk pengeluaran kalori yang berlebih.
Seseorang yang terbiasa lari pagi, main basket, atau olahraga lainnya menjadi takut untuk melakukannya saat awal pandemi, karena memang pemerintah memberlakukan aturan yang membatasi aktivitas masyarakat.
Jika orang tersebut memiliki motivasi yang kuat, ia mampu melakukannya sendiri di rumah. Tetapi, lebih banyak orang yang tidak melakukan. Jadi, peningkatan berat badan itu memang banyak terjadi pada masa pandemi,” ujar dr. Dian.
Selain mengalami peningkatan berat badan, obesitas akan berdampak pada tubuh manusia mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Seperti penyakit diabetes, gangguan jantung, paru, hati, dan berbagai penyakit lainnya.
Di sisi lain, obesitas pada remaja juga dapat menyebabkan depresi karena rasa malu, bahkan ada yang mengalami perundungan melalui body shamming. Saat mengalami depresi, mereka akan mengalami penurunan rasa percaya diri dan merasa tidak berdaya untuk melakukan sesuatu yang berujung pada penurunan prestasi belajar.
Berdasarkan kondisi tersebut, dalam disertasi studi doktoralnya, dr. Dian membuat program yang diberi nama From Fat to Fit with SMART Program. Program ini merupakan program penurunan berat badan yang ditujukan untuk meningkatkan pemberdayaan diri pada mahasiswa yang diintervensi dengan metode coaching.