Menata Asa di Bina Bangsa
loading...
A
A
A
Program lainnya yaitu setiap pagi guru dan murid memungut sampah, berlatih menggosok gigi (Senin dan Rabu), berlatih menabung (kerjasama dengan Bank Kalteng), dan kelas orang tua (kerjasama di setiap kegiatan).
Perempuan yang mulai mengajar sejak 2009 itu menjelaskan, institusinya telah meraih predikat sebagai Sekolah Penggerak dari pemerintah. Sebagai informasi, Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Dengan predikat tersebut, TK Bina Bangsa memperoleh bantuan dari pemerintah berupa laptop, proyektor, dan alat bermain. Sekolah yang bersangkutan juga akan diaudit satu tahun sekali.
Tidak hanya sekolahnya yang dinilai, kepala sekolah juga harus menjalani tes berkas, wawancara tahap satu, tes kesehatan, wawancara tahap dua dan diberikan pelatihan khusus. "Alhamdulillah saya mendapat nilai sangat baik," katanya.
Supinah telah mengajar TK Bina Bangsa sejak sekolah itu buka pada 2009. Bahkan dia mengaku sempat membantu ikut menimbun tanah agar dapat ditanami saat pembangunannya dilakukan. Menurutnya, mengajar TK lebih banyak sukanya ketimbang duka karena selalu ceria bila berhadapan dengan anak-anak.
Dia memang sempat dimutasi ke SMP Bina Bangsa beberapa waktu tetapi kemudian kembali mengajar TK. "Ibaratnya, kita di rumah tidak punya beras, tapi kalau sampai sekolah kita sapa- selamat pagi anak-anak-hati kita gembira lagi," katanya.
Tiga sekolah Bina Bangsa lainnya, yaitu SD, SMP dan SMA menggunakan kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Ketiganya banyak menorehkan prestasi baik di tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional. Misalnya, meraih medali emas olimpiade bahasa Inggris nasional 2022, medali perak dan emas olimpiade bahasa Indonesia nasional 2022, medali emas karate tingkat provinsi.
Rahmatus Syariah, salah satu orang tua siswa mengaku, memilih menyekolahkan dua anaknya ke sekolah Bina Bangsa karena kualitasnya baik. Anaknya juga dapat menyalurkan bakatnya karena tersedia fasilitas untuk mengembangkan. Salah satu anaknya telah meraih juara membaca puisi di tingkat kecamatan.
Salah satu orang tua murid lainnya, Royendi Gultom mengapresiasi sekolah tersebut karena anaknya memperoleh kesempatan menuntut ilmu dan menorehkan prestasi. "Layanannya tidak ada perbedaan dengan anak karyawan," ujarnya.
Perempuan yang mulai mengajar sejak 2009 itu menjelaskan, institusinya telah meraih predikat sebagai Sekolah Penggerak dari pemerintah. Sebagai informasi, Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Dengan predikat tersebut, TK Bina Bangsa memperoleh bantuan dari pemerintah berupa laptop, proyektor, dan alat bermain. Sekolah yang bersangkutan juga akan diaudit satu tahun sekali.
Tidak hanya sekolahnya yang dinilai, kepala sekolah juga harus menjalani tes berkas, wawancara tahap satu, tes kesehatan, wawancara tahap dua dan diberikan pelatihan khusus. "Alhamdulillah saya mendapat nilai sangat baik," katanya.
Supinah telah mengajar TK Bina Bangsa sejak sekolah itu buka pada 2009. Bahkan dia mengaku sempat membantu ikut menimbun tanah agar dapat ditanami saat pembangunannya dilakukan. Menurutnya, mengajar TK lebih banyak sukanya ketimbang duka karena selalu ceria bila berhadapan dengan anak-anak.
Dia memang sempat dimutasi ke SMP Bina Bangsa beberapa waktu tetapi kemudian kembali mengajar TK. "Ibaratnya, kita di rumah tidak punya beras, tapi kalau sampai sekolah kita sapa- selamat pagi anak-anak-hati kita gembira lagi," katanya.
Tiga sekolah Bina Bangsa lainnya, yaitu SD, SMP dan SMA menggunakan kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Ketiganya banyak menorehkan prestasi baik di tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional. Misalnya, meraih medali emas olimpiade bahasa Inggris nasional 2022, medali perak dan emas olimpiade bahasa Indonesia nasional 2022, medali emas karate tingkat provinsi.
Rahmatus Syariah, salah satu orang tua siswa mengaku, memilih menyekolahkan dua anaknya ke sekolah Bina Bangsa karena kualitasnya baik. Anaknya juga dapat menyalurkan bakatnya karena tersedia fasilitas untuk mengembangkan. Salah satu anaknya telah meraih juara membaca puisi di tingkat kecamatan.
Salah satu orang tua murid lainnya, Royendi Gultom mengapresiasi sekolah tersebut karena anaknya memperoleh kesempatan menuntut ilmu dan menorehkan prestasi. "Layanannya tidak ada perbedaan dengan anak karyawan," ujarnya.