Pendidikan Vokasi Tak Banyak Diminati Orang Tua Siswa, Ini Penyebabnya

Jum'at, 24 Februari 2023 - 14:45 WIB
loading...
Pendidikan Vokasi Tak...
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Foto/Dok/SMK
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf mengatakan, masih adanya pameo mengenai pendidikan vokasi di Tanah Air membuat program pendidikan ini menjadi masih kurang diminati.

Saat ini masih ada yang beranggapan bahwa kalau ingin punya derajat harus mengantongi ijazah, baik di tingkat SMA dan sarjana.

Baca juga: Teliti Perundungan di Sekolah, Siswa MTsN 9 Bantul Juara II LKTIN Airforce Fair 2023

“Kemudian ini menjadi pameo yang terus-terusan melekat di dalam orang tua sehingga anak dipaksa masuk ke pendidikan reguler,” katanya, Kamis (23/2/2023).

Hal lain juga, dulu banyak sekali dilakukan pembukaan SMK yang justru menyebabkan banyak SMK tersebut tertinggal karena hanya memiliki gedung bangunan ruko tanpa dilengkapi sarana prasarana dan tenaga pelatih.

Hal itu menyebabkan lulusannya tidak terserap di dunia kerja dan menyumbang angka pengangguran yang signifikan.

Baca juga: Pendaftar SNPDB Madrasah Unggulan Capai 29.237 Siswa, Perebutkan 3 Ribu Kursi

“Di bidang perguruan tinggi, hal yang sama juga terjadi. Selain itu juga tidak ada link and match antara kebutuhan skill di pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri dan dunia kerja,” tukasnya.

Perkembangan dunia industri terjadi sangat cepat. Sedangkan, sarana dan prasarana di dunia pendidikan tidak berkembang dengan cepat. Di dunia industri, terjadi perkembangan mulai dari 3.0 kemudian 4.0 bahkan sudah masuk otomatisasi, robotisasi dan virtual engine.

Namun sarpras di dunia pendidikan masih stagnan. “Industri lebih cepat berkembang ketimbang dunia pendidikan vokasi. Pendidikannya masih disitu, industrinya berkembang,” ungkapnya.

Kendala lain adalah tenaga pelatih di vokasi sulit mengembangkan karier karena mereka harus bersertifikasi industri dan pengembangan sarjananya harus S3. Sementara saat ini, rata-rata tenaga pelatih baru S2 dan S1.

Kemudian juga soal daya serap industri pun tidak sebanding dengan jumlah lulusan. Kalau lihat database tiap tahun ada 1,8 juta lulusan perguruan tinggi diploma dan sarjana. Jadi daya serap dunia usaha dan industri rata-rata hanya 300-400 ribu, sisanya rata-rata tidak sesuai dengan kompetensi.

"Oleh karena itu, disinilah peran vokasi menjadi sangat penting untuk pengembangan kemampuan diri yang sesuai kompetensi yang dibutuhkan. Jadi perlu ada kerja sama antara dunia usaha dan industri untuk demand and suplay,” tegasnya.

Dunia usaha dan industri menjelaskan pada dunia pendidikan mengenai jumlah kebutuhannya. Jumlah itu kemudian difokuskan pada bidang yang diperlukan. Kebutuhan tersebut kemudian disampaikan ke dunia pendidikan dalam hal ini Kemendikbud dan diserahkan kepada dunia pendidikan untuk mensuplai sehingga mencetak jumlah yang tidak jauh dari kebutuhan tersebut.

“Sehingga SMK dan poltek bisa kerja langsung dengan dunia usaha. Karena kan tujuan pendidikan vokasi adalah terserap dunia kerja. Konteksnya 70 persen terserap di dunia kerja,” katanya.

Yang bisa dilakukan pemerintah adalah kerja sama dengan berbagai pihak misalnya dengan dunia usaha, kementrian, KADIN, HIPMI dan lainnya. Semua pihak harus bicara soal demand dan suplai yang dibutuhkan kemudian melakukan link and match mengenai kebutuhan skill apa yang diperlukan.

“Pengajaran apa yang dibutuhkan. Jangan mengajarkan di dunia vokasi sesuatu yang tidak dibutuhkan di sektor industri atau dibawah kualifikasi. Untuk kurikulumnya yaitu dengan teaching factory yang sesuai dengan kebutuhan industri. Kurikulum sesuai dengan kebutuhan factory sehingga siswa sudah terbiasa dengan terbiasa factory,” pungkasnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
500 Pelajar Dunia akan...
500 Pelajar Dunia akan Hadiri AWMUN XII di Bali
MNC University dan Perkumpulan...
MNC University dan Perkumpulan Politeknik Swasta Jalin Kerja Sama Strategis
Hadirkan Universitas...
Hadirkan Universitas Berkelas Dunia, Study in UK Expo 2025 Tarik Minat Ratusan Pelajar
Pelajar Depok Raih Honourable...
Pelajar Depok Raih Honourable Mention di AYIMUN ke-16 Malaysia
Kemendikdasmen Pamer...
Kemendikdasmen Pamer Hasil Karya Kursus dan Pelatihan, Inovasi Kecantikan hingga Mode
Minimnya Jumlah Mahasiswa...
Minimnya Jumlah Mahasiswa Vokasi Jadi Tantangan Pemerintah
Dedi Mulyadi Dilaporkan...
Dedi Mulyadi Dilaporkan ke Komnas HAM Buntut Kirim Pelajar Bandel ke Barak Militer
Edan! ASN di Pekanbaru...
Edan! ASN di Pekanbaru Tembak Pelajar hingga Tewas
114 Pelajar Masuk Markas...
114 Pelajar Masuk Markas Bela Negara TNI AD
Rekomendasi
Putin Usul Rusia-Ukraina...
Putin Usul Rusia-Ukraina Berunding Langsung Tanpa Prasyarat di Istanbul 15 Mei
Jet Tempur J-10C Buatan...
Jet Tempur J-10C Buatan China Jatuhkan Rafale Prancis, Pengamat: Jangan Terburu-buru Menyimpulkan
Pastikan Keamanan dan...
Pastikan Keamanan dan Kondusivitas, Kemenko Polkam Tinjau Pabrik Es di Sumut yang Diintimidasi Ormas
Pacu Integritas Perusahaan,...
Pacu Integritas Perusahaan, Dorong Keikutsertaan BUMD di Ajang ARA 2024
Raymond Muratalla Juara...
Raymond Muratalla Juara Interim IBF, Perpanjang Rekor 23-0
Hasil Belal Muhammad...
Hasil Belal Muhammad di UFC 315 Jadi Penentu Duel Ilia Topuria vs Islam Makhachev
Berita Terkini
Kemitraan UI dan UC...
Kemitraan UI dan UC Berkeley Makin Erat, Dorong Riset Lintas Negara
Unair Buka 4 Jalur Mandiri...
Unair Buka 4 Jalur Mandiri 2025: Syarat, Jadwal, dan Tips Lolos Seleksi
Kelas Internasional...
Kelas Internasional IPB University 2025 Kembali Dibuka, Simak Syaratnya
35 Contoh Soal Penalaran...
35 Contoh Soal Penalaran Numerik Kepolisian 2025 Lengkap dengan Kunci Jawaban
Seleksi Mandiri ITB...
Seleksi Mandiri ITB 2025 Dibuka, Ada Jalur Beasiswa dan KIP Kuliah
Riwayat Pendidikan Prilly...
Riwayat Pendidikan Prilly Latuconsina, Pacar Omara Esteghlal yang Jadi Dosen di LSPR
Infografis
Ini Tersangka Serangan...
Ini Tersangka Serangan Mobil yang Tewaskan 15 Orang di AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved