Calon Mahasiswa Baru, Ini Sederet Keunggulan Kuliah di Malaysia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Malaysia bisa menjadi destinasi untuk melanjutkan studi. Menjadi salah satu negara tetangga terdekat Indonesia, Malaysia memiliki sejumlah keunggulan jika kalian ingin merantau kuliah di luar negeri .
Board of Director Education Malaysia Global Services (EMGS) Dzariman bin Ibrahim menjelaskan, biaya kuliah yang relatif terjangkau dan biaya hidup yang murah menjadi salah satu keunggulan yang ingin studi lanjut di Malaysia.
"Banyak calon mahasiswa yang ingin belajar ke Inggris, tapi tidak semuanya mampu karena biayanya cukup tinggi. Di Malaysia, dengan biaya yang murah bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Biaya makan dan minum juga lebih murah dari Inggris," kata Dzariman, dalam keterangan resminya, Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Profil Jurusan Kuliah Geografi Lingkungan UGM dan Prospek Kerjanya
Dia mengungkapkan, saat ini setidaknya terdapat 131.255 pelajar asing yang sedang belajar di Malaysia. Hal ini menjadi salah satu keunggulan karena calon mahasiswa yang berkuliah di Negeri Jiran ini juga berkesempatan untuk mendapatkan jaringan internasional.
"Kami juga membuka beasiswa yang biasanya disediakan masing-masing perguruan tinggi di website mereka. Ada dua jenis beasiswa, yaitu beasiswa penuh (full-scholarship) atau beasiswa tidak penuh (partial-scholarship)," ungkapnya.
Regional Manager EMGS, Megat Mohd Samsul bin Megat Ismail menambahkan, komitmen pemerintah Malaysia menjadi hub pengetahuan dan bakat, membuka kesempatan bagi pelajar maupun dosen Indonesia untuk mengembangkan kemampuan dan bakat akademiknya di Malaysia.
Tercatat saat ini ada lebih dari 10 ribu pelajar Indonesia di Malaysia. Menurutnya, biaya kuliah yang relatif murah menjadi alasannya. Dia mencontohkan, untuk perguruan tinggi negeri (PTN) biaya kuliahnya sekitar Rp15 juta per semester, perguruan tinggi swasta Rp30 juta, dan perguruan tinggi internasional sekitar Rp50 juta.
Baca juga: Prospek Kerja Lulusan Jurusan Kuliah Filologi Cukup Luas, Tertarik?
Sejumlah perguruan tinggi Malaysia yang berada di peringkat 200 QS World University Ranking, menurut Senior Director Communication & Branding Division, Puan Rahimah Ibrahim, juga menjadi daya tarik tersendiri.
"Budaya Indonesia dan Malaysia juga dekat, termasuk dari segi bahasa. Keamanan sangat baik. Halal. Kami negara Islam, ke manapun pergi tidak perlu tanya makanan halal atau tidak,” tuturnya.
Penasihat Pendidikan Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia, Encik Mohd Mubarak bin Shamsuddin berharap terjadi peningkatan jumlah mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Malaysia pasca pandemi Covid-19.
Sementara itu, 18 perguruan tinggi negeri dan swasta asal Malaysia sukses menggelar pameran pendidikan di tiga kota di Indonesia, yakni Medan, Jakarta, dan Depok pekan lalu.
Pameran yang dilaksanakan oleh Education Malaysia Global Services (EMGS) dan Education Malaysia Indonesia (EMI) ini bertujuan menarik minat calon mahasiswa di Indonesia, untuk melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di Malaysia.
Adapun 18 perguruan tinggi yang tampil dalam pameran pendidikan kali ini yakni: Asia Metropolitan University (AMU), Asia Pacific University of Technology & Innovation (APU), Infrastructure University Kuala Lumpur (IUKL), International Islamic University Malaysia (IIUM), Kolej Profesional Baitulmal Kuala Lumpur (KPBKL), Malaysia-Japan International Institute of Technology (MJIIT), dan Management and Science University (MSU).
Juga, Peninsula College Malaysia, Sunway University, Taylor’s University, Tunku Abdul Rahman University of Management and Technology (TAR UMT), Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Universiti Kuala Lumpur (UniKL), Universiti Malaya (UM), Kolej Poly-Tech MARA (UPTM), Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), Universiti Sultan Azlan Shah (USAS) dan University College Sedaya International (UCSI).
"Di pameran ini, para calon mahasiswa bisa berkonsultasi dengan perguruan tinggi, untuk mendapatkan informasi biaya kuliah dan lokasi. Pemilihan lokasi juga penting, ada yang suka suasana di kota sehingga dia pilih kampus di kota. Ada juga yang ingin lebih fokus, jadi dia kuliah agak jauh dari kota," pungkasnya.
Board of Director Education Malaysia Global Services (EMGS) Dzariman bin Ibrahim menjelaskan, biaya kuliah yang relatif terjangkau dan biaya hidup yang murah menjadi salah satu keunggulan yang ingin studi lanjut di Malaysia.
"Banyak calon mahasiswa yang ingin belajar ke Inggris, tapi tidak semuanya mampu karena biayanya cukup tinggi. Di Malaysia, dengan biaya yang murah bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Biaya makan dan minum juga lebih murah dari Inggris," kata Dzariman, dalam keterangan resminya, Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Profil Jurusan Kuliah Geografi Lingkungan UGM dan Prospek Kerjanya
Dia mengungkapkan, saat ini setidaknya terdapat 131.255 pelajar asing yang sedang belajar di Malaysia. Hal ini menjadi salah satu keunggulan karena calon mahasiswa yang berkuliah di Negeri Jiran ini juga berkesempatan untuk mendapatkan jaringan internasional.
"Kami juga membuka beasiswa yang biasanya disediakan masing-masing perguruan tinggi di website mereka. Ada dua jenis beasiswa, yaitu beasiswa penuh (full-scholarship) atau beasiswa tidak penuh (partial-scholarship)," ungkapnya.
Regional Manager EMGS, Megat Mohd Samsul bin Megat Ismail menambahkan, komitmen pemerintah Malaysia menjadi hub pengetahuan dan bakat, membuka kesempatan bagi pelajar maupun dosen Indonesia untuk mengembangkan kemampuan dan bakat akademiknya di Malaysia.
Tercatat saat ini ada lebih dari 10 ribu pelajar Indonesia di Malaysia. Menurutnya, biaya kuliah yang relatif murah menjadi alasannya. Dia mencontohkan, untuk perguruan tinggi negeri (PTN) biaya kuliahnya sekitar Rp15 juta per semester, perguruan tinggi swasta Rp30 juta, dan perguruan tinggi internasional sekitar Rp50 juta.
Baca juga: Prospek Kerja Lulusan Jurusan Kuliah Filologi Cukup Luas, Tertarik?
Sejumlah perguruan tinggi Malaysia yang berada di peringkat 200 QS World University Ranking, menurut Senior Director Communication & Branding Division, Puan Rahimah Ibrahim, juga menjadi daya tarik tersendiri.
"Budaya Indonesia dan Malaysia juga dekat, termasuk dari segi bahasa. Keamanan sangat baik. Halal. Kami negara Islam, ke manapun pergi tidak perlu tanya makanan halal atau tidak,” tuturnya.
Penasihat Pendidikan Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia, Encik Mohd Mubarak bin Shamsuddin berharap terjadi peningkatan jumlah mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Malaysia pasca pandemi Covid-19.
Sementara itu, 18 perguruan tinggi negeri dan swasta asal Malaysia sukses menggelar pameran pendidikan di tiga kota di Indonesia, yakni Medan, Jakarta, dan Depok pekan lalu.
Pameran yang dilaksanakan oleh Education Malaysia Global Services (EMGS) dan Education Malaysia Indonesia (EMI) ini bertujuan menarik minat calon mahasiswa di Indonesia, untuk melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di Malaysia.
Adapun 18 perguruan tinggi yang tampil dalam pameran pendidikan kali ini yakni: Asia Metropolitan University (AMU), Asia Pacific University of Technology & Innovation (APU), Infrastructure University Kuala Lumpur (IUKL), International Islamic University Malaysia (IIUM), Kolej Profesional Baitulmal Kuala Lumpur (KPBKL), Malaysia-Japan International Institute of Technology (MJIIT), dan Management and Science University (MSU).
Juga, Peninsula College Malaysia, Sunway University, Taylor’s University, Tunku Abdul Rahman University of Management and Technology (TAR UMT), Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Universiti Kuala Lumpur (UniKL), Universiti Malaya (UM), Kolej Poly-Tech MARA (UPTM), Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), Universiti Sultan Azlan Shah (USAS) dan University College Sedaya International (UCSI).
"Di pameran ini, para calon mahasiswa bisa berkonsultasi dengan perguruan tinggi, untuk mendapatkan informasi biaya kuliah dan lokasi. Pemilihan lokasi juga penting, ada yang suka suasana di kota sehingga dia pilih kampus di kota. Ada juga yang ingin lebih fokus, jadi dia kuliah agak jauh dari kota," pungkasnya.
(nnz)