Unika Atma Jaya Kukuhkan 2 Guru Besar, Soroti Penerapan Ilmu di Era Digital

Jum'at, 10 Maret 2023 - 15:21 WIB
loading...
Unika Atma Jaya Kukuhkan...
Prosesi pengukuhan dua guru besar Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya. Foto/Unika Atma Jaya.
A A A
JAKARTA - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya mengukuhkan dua guru besar baru di awal 2023 ini. Pengukuhan ini menambah jumlah anggota Dewan Guru Besar yang dimiliki Unika Atma Jaya saat ini menjadi 26 Guru Besar .

Dua guru besar Unika Atma Jaya yang baru dikukuhkan tersebut yaitu, Prof. Dr. Dorien Kartikawangi, Guru Besar bidang Komunikasi dari Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi, dan Prof. Stanislaus S. Uyanto, Ph.D., Guru Besar bidang Statistik dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Prosesi pengukuhan Guru Besar dibuka oleh Rektor Unika Atma Jaya, Dr. Agustinus Prasetyantoko, dan dipimpin oleh Ketua Dewan Guru Besar Unika Atma Jaya, Prof. Aloisius Agus Nugroho.

Unika Atma Jaya mendorong para calon Guru Besar untuk mengakselerasi proses. Sehingga pada tahun 2019 terdapat 2 pengukuhan Guru Besar, tahun 2020 terdapat 4 pengukuhan Guru Besar, dan pada tahun 2022 juga terdapat 5 pengukuhan Guru Besar. Dan pada tahun ini diproyeksikan ada 5 hingga 7 Guru Besar baru di lingkungan Unika Atma Jaya.

Baca juga: Inilah 4 Jurusan Kuliah Para CEO Start Up dan Bisnis Besar Dunia

“Dukungan penuh diberikan kepada calon Guru Besar, sebagai apresiasi atas upaya para calon Guru Besar untuk memajukan keilmuannya dan pendidikan tinggi”, Rektor Unika Atma Jaya, Dr. Agustinus Prasetyantoko, melalui siaran pers, Jumat (10/3/2023).

Statistika Komputasi Simulasi Monte Carlo


Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Stanislaus mengingatkan kembali bagaimana perkembangan teknologi informasi saat ini semakin membawa kita ke dalam dunia VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous). Dan simulasi Monte Carlo dapat menjadi alat yang berharga bagi organisasi untuk mengelola resiko dan membuat keputusan.

“Simulasi Monte Carlo dapat digunakan di keuangan untuk memodelkan dan menganalisis risiko portofolio, untuk mengestimasi potensi imbal hasil investasi, dan untuk menentukan alokasi aset yang optimal,” ujarnya.

“Dalam manufaktur dapat digunakan untuk memodelkan dan mengoptimalkan proses rantai pasokan dan untuk mengevaluasi dampak perubahan jadwal produksi.” tambah Prof. Stanislaus.

Simulasi Monte Carlo telah diaplikasikan dalam beberapa bidang yaitu, keuangan dan investasi, energi terbarukan, manufaktur, fisika, kimia, lingkungan, transportasi, dan teknologi informasi.

Baca juga: 10 Jurusan Kuliah Paling Dibutuhkan di Era Digital

“Dalam energi dan utilitas dapat digunakan untuk memodelkan dan menganalisis pola produksi dan konsumsi energi, untuk mengevaluasi dampak sumber energi baru, dan untuk merencanakan permintaan energi masa depan.” ucap Profesor dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Unika Atma Jaya.

Konvergensi Simbolik dalam Interaksi dan Kolaborasi


Pada orasi ilmiahnya Prof. Dorien mengemukakan pentingnya komunikasi dalam konvergensi simbolik dalam interaksi dan kolaborasi. Dalam perjalanan karir akademiknya, Prof. Dorien telah mengembangkan dua model komunikasi yang menjadi perhatian dan dikembangkan oleh akademisi lain.

Model collaborative social responsibility, merupakan model komunikasi oleh Prof. Dorien yang telah memeroleh hak kekayaan intelektual banyak digunakan oleh peneliti lain untuk mengembangkan kajiannya, dan oleh praktisi untuk menyusun strategi dan implementasi program komunikasi organisasi maupun perusahaannya.

Model kedua yang dikembangkan adalah Cross-cultural Communication Competencies Model yang merupakan hasil penelitian bersama Dr. Yohanes Temaluru dan Drs. Domi Dolet Unaradjan, M.A. pada tahun 2015 dalam konteks komunikasi organisasi.

Model ini pertama kali dipresentasikan pada International Conference of Cross Cultural Communication di Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand. Seiring dengan perkembangan lingkungan digital yang juga melahirkan budaya digital, model tersebut saat ini dalam proses pengembangan lebih lanjut.

“Kolaborasi lintas disiplin ilmu juga telah dilakukan dengan pembelajaran yang memperkaya pemahaman peran signifikan komunikasi dalam berbagai persoalan, utamanya ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan isu global, seperti perubahan iklim, lingkungan, serta keberlanjutan.” ujar Prof Dorien.

Konteks yang lebih makro juga diungkapkan mencakup peran komunikasi dalam memahami knowledge management secara lebih luas, social capital, dan social engineering untuk dapat menjelaskan interaksi rumit dan simpang siur di ranah digital dan tantangan etika yang menyertainya.

“Ketersediaan big data sebagai bentuk jejak digital (digital trace), pentingnya analisis jaringan sosial dan komunikasi (social and communication network analysis) untuk meningkatkan partisipasi sosial (social participation) yang lebih positif, stakeholder mapping, pengelolaan isu, dan identifikasi krisis, menjadi tren kajian komunikasi yang harus terus didalami untuk kontribusi solusi pada persoalan nasional dan global dengan tetap mendasarkan pada etika komunikasi dalam interaksi yang terjadi.” ucap Prof. Dorien.

Lebih lanjut, Prof. Dorien yang merupakan Guru Besar ilmu Komunikasi dari Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi, Unika Atma Jaya, menyoroti persoalan Equality, Diversity, dan Inclusion (EDI) yang memastikan keadilan penyelenggaraan dan kesamaan kesempatan bagi semua.

Prof. Dorien menekankan bagaimana peran sentral komunikasi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi payung dari upaya penanganan isu global. “Komunikasi dalam persoalan ini bertujuan untuk mengurangi, kalau tidak menghapus, kecurigaan, dan diskriminasi berbasis individual atau kelompok.”

Dalam tataran organisasi, Prof. Dorien merujuk The 2023 Edelman Trust Barometer yang menunjukkan tantangan terbesar saat ini adalah mengidentifikasi peluang untuk membangun trust, unity, dan tujuan bersama, serta menyiapakan panduan bagi CEO dan pemimpin sosial lainnya untuk membangun kerjasama di dunia yang terpolarisasi dan terfragmentasi. “Memahami hal ini maka komunikasi menjadi kunci.” ungkap Prof. Dorien
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2414 seconds (0.1#10.173)