Haru! Dibesarkan oleh Kakek dan Nenek, Raffi Jadi Wisudawan Terbaik Unnes
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kisah inspiratif kali ini datang dari Raffi Nanda Bagus, salah satu wisudawan terbaik Universitas Negeri Semarang ( Unnes ). Raffi yang dibesarkan oleh kakek dan neneknya sejak kecil berhasil menjadi wisudawan terbaik dengan memperoleh IPK 3.9.
Pada Upacara Wisuda ke-114, Raffi didaulat untuk memberikan sambutan sebagai wakil wisudawan. Pada momen yang membahagiakan itu, Rafii bercerita tidak pernah melihat ibundanya karena meninggal dunia tepat di hari Raffi dilahirkan 22 tahun silam.
Sejak saat itulah Raffi kecil tak mempunyai orang tua. Namun beruntung Raffi masih memiliki kakek dan neneknya yang tulus merawat dan menjadi orang tua pengganti Raffi.
Baca juga: UI Gelar Wisuda Tatap Muka, 4.658 Mahasiswa Dinyatakan Lulus
Raffi mengaku tak kekurangan kasih sayang. Sebagai pengganti orang tuanya, kakek dan neneknya menjadi obat penghibur hati yang duka, menjadi penyemangat dan ini adalah sebuah karunia yang besar dalam hidupnya.
“Tentunya itu adalah karunia besar yang terus saya syukuri hingga hari ini. Cinta kasih mereka yang menjadi dorongan saya untuk terus berusaha,” kata Raffi, dikutip dari laman Unnes, Minggu (12/3/2023).
Raffi yang diasuh kakek dan neneknya sejak kecil pun harus menelan kesedihan saat ditinggal kakeknya saat dia tengah mengerjakan tugas akhir. Namun Raffi tak patah arah. Kepergian kakeknya justru menjadi motivasi Raffi untuk semakin tinggi berusaha setiap hari untuk mencapai yang terbaik.
Perjuangannya itu pun terbayarkan hingga dirinya bisa meraih mimpi menjadi Sarjana Arsitektur di Universitas Negeri Semarang. Sebuah perjalanan yang panjang, dan tentunya juga tidak mudah untuk diselesaikan. “Jalan yang saya lalui tidaklah mudah,” ungkapnya.
Raffi mengaku dia harus menghidupi dirinya sendiri bahkan membayar uang kuliah. Berbekal bakat dan kegemarannya menggambar, dia menciptakan beberapa karya dan terjual ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Baca juga: UGM Bentuk Artificial Intelligence Society, Untuk Apa?
“Dari penghasilan yang saya dapat tersebut, saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan biaya kuliah,” ungkap Raffi.
Sebagai mahasiswa, Raffi juga aktif berorganisasi dan berkompetisi. Ia juga dipercaya menjadi Ketua Keluarga Mahasiswa Arsitektur Sthapatya Veda FT di kampus yang beralamat di Kota Semarang, Jawa Tengah ini.
Di luar kampus, beberapa penghargaan berhasil diraihnya. Terakhir, karya tugas akhirnya mendapatkan penghargaan Juara 2 pada Archibition 2023 oleh Ikatan Arsitek Indonesia.
Raffi mendesain sebuah High Rise Apartment Berbasis Transit Oriented Development di DKI Jakarta. Bangunan setinggi 35 lantai yang terdiri dari 2.124-unit apartemen tersebut juga turut serta dipamerkan bersamaan dengan karya-karya arsitek Jawa Tengah dan Yogyakarta pada gelaran Archibition 2023.
“Seberat apapun jalan yang kamu lalui, percayalah akan selalu ada sepasang kaki yang kuat untuk membawamu melewatinya,” pungkas Raffi memberi pesan bermakna kepada seluruh wisudawan Unnes.
Pada Upacara Wisuda ke-114, Raffi didaulat untuk memberikan sambutan sebagai wakil wisudawan. Pada momen yang membahagiakan itu, Rafii bercerita tidak pernah melihat ibundanya karena meninggal dunia tepat di hari Raffi dilahirkan 22 tahun silam.
Kasih Sayang yang Tulus dari Kakek dan Nenek
Sejak saat itulah Raffi kecil tak mempunyai orang tua. Namun beruntung Raffi masih memiliki kakek dan neneknya yang tulus merawat dan menjadi orang tua pengganti Raffi.
Baca juga: UI Gelar Wisuda Tatap Muka, 4.658 Mahasiswa Dinyatakan Lulus
Raffi mengaku tak kekurangan kasih sayang. Sebagai pengganti orang tuanya, kakek dan neneknya menjadi obat penghibur hati yang duka, menjadi penyemangat dan ini adalah sebuah karunia yang besar dalam hidupnya.
“Tentunya itu adalah karunia besar yang terus saya syukuri hingga hari ini. Cinta kasih mereka yang menjadi dorongan saya untuk terus berusaha,” kata Raffi, dikutip dari laman Unnes, Minggu (12/3/2023).
Ditinggal Tiada Kakek saat Tugas Akhir
Raffi yang diasuh kakek dan neneknya sejak kecil pun harus menelan kesedihan saat ditinggal kakeknya saat dia tengah mengerjakan tugas akhir. Namun Raffi tak patah arah. Kepergian kakeknya justru menjadi motivasi Raffi untuk semakin tinggi berusaha setiap hari untuk mencapai yang terbaik.
Perjuangannya itu pun terbayarkan hingga dirinya bisa meraih mimpi menjadi Sarjana Arsitektur di Universitas Negeri Semarang. Sebuah perjalanan yang panjang, dan tentunya juga tidak mudah untuk diselesaikan. “Jalan yang saya lalui tidaklah mudah,” ungkapnya.
Hidup Mandiri, Menggambar untuk Bayar Uang Kuliah
Raffi mengaku dia harus menghidupi dirinya sendiri bahkan membayar uang kuliah. Berbekal bakat dan kegemarannya menggambar, dia menciptakan beberapa karya dan terjual ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Baca juga: UGM Bentuk Artificial Intelligence Society, Untuk Apa?
“Dari penghasilan yang saya dapat tersebut, saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan biaya kuliah,” ungkap Raffi.
Aktif Berorganisasi dan Berprestasi
Sebagai mahasiswa, Raffi juga aktif berorganisasi dan berkompetisi. Ia juga dipercaya menjadi Ketua Keluarga Mahasiswa Arsitektur Sthapatya Veda FT di kampus yang beralamat di Kota Semarang, Jawa Tengah ini.
Di luar kampus, beberapa penghargaan berhasil diraihnya. Terakhir, karya tugas akhirnya mendapatkan penghargaan Juara 2 pada Archibition 2023 oleh Ikatan Arsitek Indonesia.
Raffi mendesain sebuah High Rise Apartment Berbasis Transit Oriented Development di DKI Jakarta. Bangunan setinggi 35 lantai yang terdiri dari 2.124-unit apartemen tersebut juga turut serta dipamerkan bersamaan dengan karya-karya arsitek Jawa Tengah dan Yogyakarta pada gelaran Archibition 2023.
“Seberat apapun jalan yang kamu lalui, percayalah akan selalu ada sepasang kaki yang kuat untuk membawamu melewatinya,” pungkas Raffi memberi pesan bermakna kepada seluruh wisudawan Unnes.
(nnz)