UGM Jelaskan Soal Uang Pangkal, Sumbangan Berlaku untuk Mahasiswa di Kriteria Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masalah soal uang pangkal tengah menjadi isu panas di Universitas Gadjah Mada ( UGM ). Pihak rektorat pun memberikan penjelasan mengenai uang pangkalyang diprotes mahasiswa tersebut.
Sebelumnya, ratusan mahasiswa UGM menggelar aksi protes mengenai uang pangkal yang akan dibebankan kepada mahasiswa baru. Mereka ingin uang pangkal ini dikaji ulang agar tidak memberatkan mahasiswa, khususnya yang ekonomi pas-pasan.
Menanggapi hal ini, Rektor UGM dan kelima wakil rektor pun menemui dan berdialog dengan para mahasiswa yang sedang demo. Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia pada kesempatan ini menyampaikan klarifikasi mengenai biaya kuliah selain Uang Kuliah Tunggal.
Baca juga: Mengenal Beragam Beasiswa UGM untuk Mahasiswa di Semua Jenjang
Biaya kuliah tersebut dinamakan Sumbangan Solidaritas Pendidikan Unggul (SSPU) yang rencananya akan mulai berlaku pada penerimaan mahasiswa baru Tahun Ajaran 2023/2024.
“Keliru kalau itu untuk semua. Sumbangan ada di mereka yang masuk dalam jalur Ujian Mandiri, dan satu lagi dia harus termasuk dalam orang yang mampu. Kira-kira dari total student body adalah 4,8 persen dari total mahasiswa, itu sudah kita lihat data simulasi dari yang tahun-tahun sebelumnya,” katanya, dikutip dari laman UGM, Rabu (15/3/2023).
Prof Ova menegaskan, keberpihakan UGM kepada mahasiswa dari keluarga ekonomi lemah ditunjukkan dengan skema pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) beserta beragam program beasiswa sehingga mereka bisa memperoleh pendidikan terbaik.
Baca juga: Binus University Jadi Kampus Terbaik di Asia Tenggara Versi AppliedHE: ASEAN+
"Kita semua concern dengan apa yang menjadi pemikiran atau kekhawatiran adik-adik. Di dalam konsepnya kita ingin berkeadilan, orang yang kurang tentunya harus kita bantu, jangan sampai ada kata-kata orang bisa DO gara-gara tidak punya uang,” tegasnya.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Prof. Supriyadi menambahkan, UGM akan menerapkan skema UKT Pendidikan Unggul bagi mahasiswa baru dari keluarga yang mampu secara ekonomi.
Sebelumnya, ratusan mahasiswa UGM menggelar aksi protes mengenai uang pangkal yang akan dibebankan kepada mahasiswa baru. Mereka ingin uang pangkal ini dikaji ulang agar tidak memberatkan mahasiswa, khususnya yang ekonomi pas-pasan.
Menanggapi hal ini, Rektor UGM dan kelima wakil rektor pun menemui dan berdialog dengan para mahasiswa yang sedang demo. Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia pada kesempatan ini menyampaikan klarifikasi mengenai biaya kuliah selain Uang Kuliah Tunggal.
Baca juga: Mengenal Beragam Beasiswa UGM untuk Mahasiswa di Semua Jenjang
Biaya kuliah tersebut dinamakan Sumbangan Solidaritas Pendidikan Unggul (SSPU) yang rencananya akan mulai berlaku pada penerimaan mahasiswa baru Tahun Ajaran 2023/2024.
“Keliru kalau itu untuk semua. Sumbangan ada di mereka yang masuk dalam jalur Ujian Mandiri, dan satu lagi dia harus termasuk dalam orang yang mampu. Kira-kira dari total student body adalah 4,8 persen dari total mahasiswa, itu sudah kita lihat data simulasi dari yang tahun-tahun sebelumnya,” katanya, dikutip dari laman UGM, Rabu (15/3/2023).
Prof Ova menegaskan, keberpihakan UGM kepada mahasiswa dari keluarga ekonomi lemah ditunjukkan dengan skema pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) beserta beragam program beasiswa sehingga mereka bisa memperoleh pendidikan terbaik.
Baca juga: Binus University Jadi Kampus Terbaik di Asia Tenggara Versi AppliedHE: ASEAN+
"Kita semua concern dengan apa yang menjadi pemikiran atau kekhawatiran adik-adik. Di dalam konsepnya kita ingin berkeadilan, orang yang kurang tentunya harus kita bantu, jangan sampai ada kata-kata orang bisa DO gara-gara tidak punya uang,” tegasnya.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Prof. Supriyadi menambahkan, UGM akan menerapkan skema UKT Pendidikan Unggul bagi mahasiswa baru dari keluarga yang mampu secara ekonomi.