Rektor UIN Walisongo Raih Penghargaan BAZNAS Award 2023 Kategori Cendekiawan Muslim Pendukung Zakat

Rabu, 22 Maret 2023 - 22:15 WIB
loading...
Rektor UIN Walisongo...
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag, mendapat penghargaan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Foto/MPI/R Ratna Purnama
A A A
JAKARTA - Rektor Universitas Islam Negeri ( UIN ) Walisongo Semarang, Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag, mendapat penghargaan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

Imam meraih penghargaan kategori Cendekiawan Muslim Pendukung Zakat Sejahterakan Ummat dalam acara BAZNAS Award 2023 di Puri Agung Hotel Sahid, Jakarta.



Penghargaan ini diberikan langsung oleh Wakil Presiden Indonesia Prof. Dr(Hc). KH. Ma'ruf Amin dan Ketua BAZNAS Republik Indonesia Prof. Dr. KH. Noor Achmad, M.A.

Sebelummya, UIN Walisongo menerima penghargaan Baznas Award untuk kategori Lembaga Pendidikan Pendukung Literasi Zakat. Baznas RI memberikan penghargaan kepada para tokoh, lembaga hingga perguruan tinggi yang memberikan kontibusi positif bagi pengembangan zakat nasional. Baznas Award 2023 ini sekaligus menjadi momen ulang tahun Baznas ke-22.

Imam mengucapkan rasa terima kasih atas anugerah Basnaz Award 2023. Menurutnya, pencapaian didedikasikan untuk masyarakat, khususnya UIN Walisongo. Pasalnya UIN Walisongo telah bersama-sama menjadi kampus yang menguatkan gagasan kita dan berbagai macam program dari literasi dan pengoptimalan zakat.



"Pengelolaan zakat merupakan tanggung jawab kita semua orang Islam. Zakat tidak hanya untuk pembersih diri namun perlu menjadi fungsi sosial dan kemasyarakatan dan pengelolaan berkeadilan. Zakat diharapkan menjadi fungsi pengentasan kemiskinan, pengangguran dan mensuport bantuan bencana dan menghilangkan pengangguran dan tidak berputar pada sebagian orang,” katanya, Selasa (21/3/2023).

Menurutmya, menjadi Cendekiawan Muslim Pendukung Zakat Sejahterakan Ummat dan konsisten melakukan kebermanfaatannya dalam mensejahterakan ummat. Salah satunya adalah UIN Walisongo yang sudah melakukan kerja sama dengan Baznas RI yang meresmikan Laboratorium Manajemen Zakat yang sudah memberikan kontribusi dalam peningkatan manajemen zakat di Indonesia.

UIN Walisongo juga menjadi Lembaga Amil Zakat atau Unit Pengumpul Zakat yang dilengkapi dengan layanan sertifikasi amil bagi lulusan dan masyarakat sehingga semakin banyak penerima manfaat dari zakat yang terkumpul.

Zakat produktif yang terkumpul dikelola kembali. Salah satunya di bidang pendidikan yaitu melalui beasiswa untuk para mahasiswa yang berprestasi. Ini adalah bukti bahwa ia berhasil mengelola zakat untuk kesejahteraan umat. Imam melalui UIN Walisongo lembaga yang dipimpinnya mampu mengambil peran sebagai aktor penggerak ekosistem zakat di Indonesia.

“Peran ini tentunya didukung oleh SDM unggul dan kualitas lulusan dan peresmian laboratorium manajemen zakat. Laboratorium ini juga nantinya menjadi kajian riset, informasi dan jejaring sosial agar zakat bisa berdaya guna,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin mengatakan, ada tiga hal yang harus dilakukan BAZNAS untuk menguatkan ekosistem zakat. Yaitu, pengembangan strategi penguatan ekosistem zakat melalui potensi, kekuatan, dan tantangan dari setiap komponen ekosistem zakat.

“Kembangkan strategi penguatan ekosistem zakat nasional. Potensi, kekuatan, dan tantangan dari tiap komponen ekosistem zakat perlu dipetakan dengan saksama. Selanjutnya, agar disusun strategi penguatan dari masing-masing komponen ekosistem zakat tersebut,” katanya.

Selain itu, Wapres meminta sertifikasi kompetensi amil zakat diperbanyak sebagai salah satu strategi meningkatkan kepercayaan muzaki (pemberi zakat). “Salah satunya, saya minta sertifikasi kompetensi amil zakat agar terus diperbanyak. Sebagai komponen utama ekosistem zakat, sertifikasi ini [sertifikasi kompetensi amil zakat] akan menambah kepercayaan muzaki karena dana zakatnya dikelola oleh pihak yang profesional” tambahnya.

Ketua Baznas RI, Prof. Dr. KH. Noor Ahmad, M.A. mengatakan, terjadi kenaikan signifikan orang yang bersedekah selama pandemi kemarin. Sebelum pandemi, jumlah pemberi zakat sebanyak 700 ribu. Saat pandemi terjadi kenaikan sampai 3 juta orang.

“Melebihi 40 persen (peningkatan orang bersedekah) dan yang mengagumkan mereka tak zakat tapi infaq dan yang lebih mengagumkan lagi yang infaq itu anak-anak muda,” katanya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1323 seconds (0.1#10.140)