Perpusnas Jadikan Program TPBIS Solusi Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi
loading...
A
A
A
Menurut Syarif, pelatihan dan peningkatan skill untuk masyarakat termarjinalkan ini sangat penting. Sebab, mereka selama ini miskin karena empat hal. Pertama, penguasaan ilmu pengetahuan yang kurang. Kedua, inovasi dan kreativitas yang minim. Ketiga, akses terhadap permodalan yang kurang. Keempat adalah kultur masyarakat yang lebih banyak bertutur dibanding membaca.
Baca juga: Ini Perbedaan Signifikan Sekolah Negeri dan Sekolah Swasta
Adapun sejak 2018, program TPBIS telah melaksanakan pendampingan ke 34 provinsi. Selama hampir lima tahun berjalan, program TPBIS telah menyentuh lebih dari dua juta penerima manfaat, dari target awal sebanyak 100 ribu orang.
Apalagi, TPBIS mampu menjadi penyelamat bagi jutaan orang yang mengikutim program ini di saat masa Pandemi Covid-19. Telah banyak orang yang beralih profesi, bahkan meningkatkan skill mereka, dan bangkit dari keterpurukan ekonomi.
"Perpusnas RI telah menargetkan mininal satu juta content creator dari seluruh Indonesia. “Jadi kami tidak menciptakan aplikasi khusus, tapi fokus membangun jaringan,” tegasnya.
“Kami juga akan mengajak seluruh stakeholder, khususnya pemerintah agar berbagi. Sehingga program TPBIS bukan hanya menjangkau 1.000 hingga 2.000 orang saja. Tapi bisa lebih dari itu. Untuk biaya hampir nggak ada, karena belajar dilakukan dari rumah," ujarnya.
"Tapi bagaimana melihat potensi yang dikembangkan pasar. Kami juga menggalang kerjasama dengan sejumlah startup agar memberikan pelatihan jika ingin masuk pasar online,” jelasnya.
Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan mendukung, dan mengapresiasi program terobosan Perpusnas, yang menurutnya melebihi tugas serta tanggung jawab yang semestinya.
“Perpusnas langsung jemput bola, dan programnya memang kena betul ke masyarakat. Sudah berjalan sejak 2018, ini perlu adjustment sana sini, dan komitmen besar pemerintah,” serunya.
Politisi dari daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta ini menyebut, hadirnya Perpusnas bukan hanya mengajarkan teknis saja, tapi bagaimana mengembangkan diri sesuai dengan minat, dan bakat. “Banyak hal ditawarkan kalau sudah masuk buku, daya imajuinasi kemudian berkembang juga,” ucap Putra.
Baca juga: Ini Perbedaan Signifikan Sekolah Negeri dan Sekolah Swasta
Adapun sejak 2018, program TPBIS telah melaksanakan pendampingan ke 34 provinsi. Selama hampir lima tahun berjalan, program TPBIS telah menyentuh lebih dari dua juta penerima manfaat, dari target awal sebanyak 100 ribu orang.
Apalagi, TPBIS mampu menjadi penyelamat bagi jutaan orang yang mengikutim program ini di saat masa Pandemi Covid-19. Telah banyak orang yang beralih profesi, bahkan meningkatkan skill mereka, dan bangkit dari keterpurukan ekonomi.
"Perpusnas RI telah menargetkan mininal satu juta content creator dari seluruh Indonesia. “Jadi kami tidak menciptakan aplikasi khusus, tapi fokus membangun jaringan,” tegasnya.
“Kami juga akan mengajak seluruh stakeholder, khususnya pemerintah agar berbagi. Sehingga program TPBIS bukan hanya menjangkau 1.000 hingga 2.000 orang saja. Tapi bisa lebih dari itu. Untuk biaya hampir nggak ada, karena belajar dilakukan dari rumah," ujarnya.
"Tapi bagaimana melihat potensi yang dikembangkan pasar. Kami juga menggalang kerjasama dengan sejumlah startup agar memberikan pelatihan jika ingin masuk pasar online,” jelasnya.
Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan mendukung, dan mengapresiasi program terobosan Perpusnas, yang menurutnya melebihi tugas serta tanggung jawab yang semestinya.
“Perpusnas langsung jemput bola, dan programnya memang kena betul ke masyarakat. Sudah berjalan sejak 2018, ini perlu adjustment sana sini, dan komitmen besar pemerintah,” serunya.
Politisi dari daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta ini menyebut, hadirnya Perpusnas bukan hanya mengajarkan teknis saja, tapi bagaimana mengembangkan diri sesuai dengan minat, dan bakat. “Banyak hal ditawarkan kalau sudah masuk buku, daya imajuinasi kemudian berkembang juga,” ucap Putra.