Cerita Mahasiswa UKWS, KKN di Tengah Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
SURABAYA - Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tengah Pandemi COVID-19 ternayata cukup seru. Selain bagaimana ribetnya mengedukasi masyarakat melalui media virtual, mahasiswa juga harus terjun langsung di tengah-tengah masyarakat.
Hal itu dialami oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS). Di tengah ganasnya wabah virus Corona, mahasiswa harus tetap mengaplikasikan ilmunya selama kuliah lewat KKN. Bedanya, kali ini KKN bisa dilakukan secara individu atau berkelompok sesuai keinginan mahasiswa. Bahkan, lokasi pelaksanaan KKN juga bisa dipilih sendiri. Bagi mahasiswa yang pulang kampung bisa KKN di kampung halamannya.
Salah satunya yakni Retno Wulandari. Mahasiswi Fakultas Hukum UWKS ini melaksanakan KKN sesuai keinginannya. Ia bersama kelompoknya fokus melakukan edukasi pencegahan virus Corona di sejumlah pasar tradisional di kota Surabaya. (Baca juga: Moratorium CPNS, Masa Pensiun Guru Diusulkan Diperpanjang )
Retno mengaku, awalnya dirinya dan kelompoknya sempat merasa kawatir dan takut untuk terjun di pasar tradisional. Hal itu akibat banyaknya informasi bahwa pasar merupakan klaster penularan yang massif.
"Agak takut juga karena beberapa teman bilang bahwa pasar merupakan penyebaran virus Corona. Tapi kalau kita taat protokol kesehatan pasti aman. Apalagi kampus kita deket sama pasar tradisional juga," katanya pada SINDOnews, Kamis (21/7/2020).
Namun, setelah benar-benar terjun ke lapangan, mahasiswi cantik ini justru merasa bangga. Menurutnya, para pedagang pasar sudah cukup sadar bagaimana mencegah supaya tidak tertular virus Corona. Mereka sudah banyak yang memakai masker dan tidak banyak yang ngerumpi. (Baca juga: Kisah Orang Tua Jadi Asisten Guru Dadakan Belajar dari Rumah )
"Pembeli dan penjual sudah sama-sama pakai masker, mungkin karena takut misalkan terkena nanti lapaknya tutup. Jadi mereka beradaptasi," ujarnya.
Ia menegaskan, selama menjalankan KKN di pasar tradisional, mahasiswa hanya memperkuat edukasi pencegahan virus Corona. Mahasiswa rutin mengingatkan terus supaya para pedagang dan pembeli tetap memakai masker dan rajin membersihkan tangan baik dengan cuci tangan atau hand sanitizer. "Dari tiga pasar yang kita sasar cukup kooperatif dan para pedagang menyambut hangat kehadiran kita di tengah-tengah mereka," tegasnya.
Pengalaman yang sama juga dialami Gita Prameswari. Bersama kelompoknya, Gita melaksanakan KKN diperkampungan eks lokalisasi Dolli, tepatnya dikawasan Dukuh Kupang Gang Lebar Surabaya.
Diperkampungan yang sempat di lock down karena ada warga yang isolasi diri ini, banyak program yang dilakukan seperti penyemprotan disinfektan ke setiap rumah warga, penyuluhan pemahaman masyarakat terhadap COVID-19 melalui virtual zoom, edukasi lewat poster, berbagi masker dan pembagian sejumlah sembako.
"Penyemprotan disinfektan kita lakukan satu minggu dula kali. Masyarakat menerima kita luar biasa, bahkan kita dituntun dari awal sampai akhir," katanya. (Baca juga: Kemenag Tetapkan 1 Zulhijjah Besok, Hari Raya Idul Adha 31 Juli )
Para peserta KKN UWKS tersebut merasa bangga bisa tetap melaksanakan KKN di tengah pandemi. Banyak pengalaman yang berbeda selama menyelesaikan program pengabdian tersebut. "Ide KKN ini murni dari kelompok dan kita lebih suka KKN seperti ini karena bisa melakukan sesuai dengan harapan kita sendiri," ucap Gita.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua LPPM UWKS, Hary Sastria Wanto, mejelaskan bahwa selama ini KKN dilaksanakan secara tematik. Dimana mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu hadir di tengah-tengah masyarakat memberikan jalan keluar terhadap persoalan yang ada.
"Khusus untuk ini karena semua sama yaitu pandemi, maka mahasiswa diarahakan bagaimana bersama-sama melawan COVID-19," jelasnya.
Sastria menegaskan, ke depan konsep KKN tetap mengusung konsep multi disiplin. Menurutnya, multi disiplin ilmu masih sangat relevan karena mahasiswa diajari untuk membuat proposal, bagaimana melihat peta di suatu tempat dan menyelesaikan masalahnya.
"Bagaimana KKN itu menumbuhkan pemikiran. Orang di daerah bisa mempunyai pemikiran untuk mengangkat harkat dan martabatnya," kata dia.
Sementara itu, Dekan Fakuktas Hukum, Umi Enggarsasi menambahkan, selama menjalankan KKN, mahasiswanya menerapkan protokol kesehatan. Pada tahun ini tema KKN menyesuaikan kondisi yang ada yakni "Penanggulangan penyebaran COVID-19".
"Mahasiswa memaksimalkan pemahaman terkait COVID-19 di tempat-tempat strategis. Mahasiswa juga memberikan penyuluhan tentang hak dan kewajiban yang harus dijalankan masyarakat selama pandemi belum berakhir. Penyuluhan dilakukan secara virtual melalui zoom agar tidak terjadi kerumunan warga," tandasnya.
Hal itu dialami oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS). Di tengah ganasnya wabah virus Corona, mahasiswa harus tetap mengaplikasikan ilmunya selama kuliah lewat KKN. Bedanya, kali ini KKN bisa dilakukan secara individu atau berkelompok sesuai keinginan mahasiswa. Bahkan, lokasi pelaksanaan KKN juga bisa dipilih sendiri. Bagi mahasiswa yang pulang kampung bisa KKN di kampung halamannya.
Salah satunya yakni Retno Wulandari. Mahasiswi Fakultas Hukum UWKS ini melaksanakan KKN sesuai keinginannya. Ia bersama kelompoknya fokus melakukan edukasi pencegahan virus Corona di sejumlah pasar tradisional di kota Surabaya. (Baca juga: Moratorium CPNS, Masa Pensiun Guru Diusulkan Diperpanjang )
Retno mengaku, awalnya dirinya dan kelompoknya sempat merasa kawatir dan takut untuk terjun di pasar tradisional. Hal itu akibat banyaknya informasi bahwa pasar merupakan klaster penularan yang massif.
"Agak takut juga karena beberapa teman bilang bahwa pasar merupakan penyebaran virus Corona. Tapi kalau kita taat protokol kesehatan pasti aman. Apalagi kampus kita deket sama pasar tradisional juga," katanya pada SINDOnews, Kamis (21/7/2020).
Namun, setelah benar-benar terjun ke lapangan, mahasiswi cantik ini justru merasa bangga. Menurutnya, para pedagang pasar sudah cukup sadar bagaimana mencegah supaya tidak tertular virus Corona. Mereka sudah banyak yang memakai masker dan tidak banyak yang ngerumpi. (Baca juga: Kisah Orang Tua Jadi Asisten Guru Dadakan Belajar dari Rumah )
"Pembeli dan penjual sudah sama-sama pakai masker, mungkin karena takut misalkan terkena nanti lapaknya tutup. Jadi mereka beradaptasi," ujarnya.
Ia menegaskan, selama menjalankan KKN di pasar tradisional, mahasiswa hanya memperkuat edukasi pencegahan virus Corona. Mahasiswa rutin mengingatkan terus supaya para pedagang dan pembeli tetap memakai masker dan rajin membersihkan tangan baik dengan cuci tangan atau hand sanitizer. "Dari tiga pasar yang kita sasar cukup kooperatif dan para pedagang menyambut hangat kehadiran kita di tengah-tengah mereka," tegasnya.
Pengalaman yang sama juga dialami Gita Prameswari. Bersama kelompoknya, Gita melaksanakan KKN diperkampungan eks lokalisasi Dolli, tepatnya dikawasan Dukuh Kupang Gang Lebar Surabaya.
Diperkampungan yang sempat di lock down karena ada warga yang isolasi diri ini, banyak program yang dilakukan seperti penyemprotan disinfektan ke setiap rumah warga, penyuluhan pemahaman masyarakat terhadap COVID-19 melalui virtual zoom, edukasi lewat poster, berbagi masker dan pembagian sejumlah sembako.
"Penyemprotan disinfektan kita lakukan satu minggu dula kali. Masyarakat menerima kita luar biasa, bahkan kita dituntun dari awal sampai akhir," katanya. (Baca juga: Kemenag Tetapkan 1 Zulhijjah Besok, Hari Raya Idul Adha 31 Juli )
Para peserta KKN UWKS tersebut merasa bangga bisa tetap melaksanakan KKN di tengah pandemi. Banyak pengalaman yang berbeda selama menyelesaikan program pengabdian tersebut. "Ide KKN ini murni dari kelompok dan kita lebih suka KKN seperti ini karena bisa melakukan sesuai dengan harapan kita sendiri," ucap Gita.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua LPPM UWKS, Hary Sastria Wanto, mejelaskan bahwa selama ini KKN dilaksanakan secara tematik. Dimana mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu hadir di tengah-tengah masyarakat memberikan jalan keluar terhadap persoalan yang ada.
"Khusus untuk ini karena semua sama yaitu pandemi, maka mahasiswa diarahakan bagaimana bersama-sama melawan COVID-19," jelasnya.
Sastria menegaskan, ke depan konsep KKN tetap mengusung konsep multi disiplin. Menurutnya, multi disiplin ilmu masih sangat relevan karena mahasiswa diajari untuk membuat proposal, bagaimana melihat peta di suatu tempat dan menyelesaikan masalahnya.
"Bagaimana KKN itu menumbuhkan pemikiran. Orang di daerah bisa mempunyai pemikiran untuk mengangkat harkat dan martabatnya," kata dia.
Sementara itu, Dekan Fakuktas Hukum, Umi Enggarsasi menambahkan, selama menjalankan KKN, mahasiswanya menerapkan protokol kesehatan. Pada tahun ini tema KKN menyesuaikan kondisi yang ada yakni "Penanggulangan penyebaran COVID-19".
"Mahasiswa memaksimalkan pemahaman terkait COVID-19 di tempat-tempat strategis. Mahasiswa juga memberikan penyuluhan tentang hak dan kewajiban yang harus dijalankan masyarakat selama pandemi belum berakhir. Penyuluhan dilakukan secara virtual melalui zoom agar tidak terjadi kerumunan warga," tandasnya.
(mpw)