Tim Mahasiswa Indonesia Raih Juara di Kompetisi Business Challenge Asia
loading...
A
A
A
Tim Gelora sukses meraih titel Grand Champion dan Justice League terpilih sebagai Most Agile Team.
Sementara Esperansya yang tergabung di tim All Star sukses membawa timnya memenangi kategori Most Collaborative Team. Otomatis, ada wakil Indonesia di setiap kategori pemenang kompetisi tahun ini.
Perwakilan tim Gelora yang keluar sebagai Grand Champion, Amary Siagian mengatakan, meski tidak menduga bisa membawa kemenangan namun mereka sangat senang dapat meraih juara umum kompetisi tahun ini.
Ia juga memberi saran untuk meraih kemenangan bagi peserta kompetisi ini di masa akan datang. Seperti jangan takut mencoba ide yang tidak biasa yang akan memberi nilai keunggulan kompetitif untuk memenangkan kompetisi ini.
Baca juga: 14.700 Guru di Indonesia Tersertifikasi Google, Terbanyak di Asia Pasifik
"Saran kami adalah untuk memastikan kerja sama di antara semua anggota tim dan memastikan bahwa semua orang selaras, memiliki manajemen waktu yang baik karena waktu yang diberikan sangat terbatas," lanjutnya, melalui siaran pers, Rabu (24/5/2023).
Sementara itu, Esperansya Desmonda Woen mewakili tim All Star mengatakan, walaupun timnya baru terbentuk satu minggu sebelum kompetisi, tetapi setiap anggota dapat saling bersinergi dan melengkapi satu sama lain.
“Sangat bersyukur dan berterima kasih tentunya. Mendapat penghargaan Most Collaborative Team juga menunjukkan bagaimana ketika orang-orang dari negara dan latar belakang yang berbeda bertemu, mereka dapat bersinergi dan saling melengkapi untuk membentuk suatu output dengan lingkup pengetahuan yang lebih luas," ujarnya.
ICAEW Director for China and South East Asia Elaine Hong, menyoroti komitmen ICAEW untuk menarik dan melatih individu, mempromosikan keragaman, dan menghasilkan akuntan chartered yang berkualifikasi tinggi di lima negara yang berkompetisi.
Elaine juga mengungkapkan bahwa kompetisi ini memberikan kesempatan yang sangat baik bagi para mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman praktisi dalam simulasi bisnis juga menunjukkan kemampuan mereka kepada para juri yang merupakan para akuntan terkemuka.
Pada kompetisi tahun ini, kesepuluh tim ditugaskan berperan sebagai penasihat bisnis dalam memecahkan studi kasus bisnis yang realis dari ruang lingkup kerja. Setiap tim diberikan waktu selama 90 menit untuk menganalisis kasus bisnis secara kritis dan menyiapkan presentasi enam menit untuk dipaparkan kepada para juri regional.
Sementara Esperansya yang tergabung di tim All Star sukses membawa timnya memenangi kategori Most Collaborative Team. Otomatis, ada wakil Indonesia di setiap kategori pemenang kompetisi tahun ini.
Perwakilan tim Gelora yang keluar sebagai Grand Champion, Amary Siagian mengatakan, meski tidak menduga bisa membawa kemenangan namun mereka sangat senang dapat meraih juara umum kompetisi tahun ini.
Ia juga memberi saran untuk meraih kemenangan bagi peserta kompetisi ini di masa akan datang. Seperti jangan takut mencoba ide yang tidak biasa yang akan memberi nilai keunggulan kompetitif untuk memenangkan kompetisi ini.
Baca juga: 14.700 Guru di Indonesia Tersertifikasi Google, Terbanyak di Asia Pasifik
"Saran kami adalah untuk memastikan kerja sama di antara semua anggota tim dan memastikan bahwa semua orang selaras, memiliki manajemen waktu yang baik karena waktu yang diberikan sangat terbatas," lanjutnya, melalui siaran pers, Rabu (24/5/2023).
Sementara itu, Esperansya Desmonda Woen mewakili tim All Star mengatakan, walaupun timnya baru terbentuk satu minggu sebelum kompetisi, tetapi setiap anggota dapat saling bersinergi dan melengkapi satu sama lain.
“Sangat bersyukur dan berterima kasih tentunya. Mendapat penghargaan Most Collaborative Team juga menunjukkan bagaimana ketika orang-orang dari negara dan latar belakang yang berbeda bertemu, mereka dapat bersinergi dan saling melengkapi untuk membentuk suatu output dengan lingkup pengetahuan yang lebih luas," ujarnya.
ICAEW Director for China and South East Asia Elaine Hong, menyoroti komitmen ICAEW untuk menarik dan melatih individu, mempromosikan keragaman, dan menghasilkan akuntan chartered yang berkualifikasi tinggi di lima negara yang berkompetisi.
Elaine juga mengungkapkan bahwa kompetisi ini memberikan kesempatan yang sangat baik bagi para mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman praktisi dalam simulasi bisnis juga menunjukkan kemampuan mereka kepada para juri yang merupakan para akuntan terkemuka.
Pada kompetisi tahun ini, kesepuluh tim ditugaskan berperan sebagai penasihat bisnis dalam memecahkan studi kasus bisnis yang realis dari ruang lingkup kerja. Setiap tim diberikan waktu selama 90 menit untuk menganalisis kasus bisnis secara kritis dan menyiapkan presentasi enam menit untuk dipaparkan kepada para juri regional.