Pertukaran Budaya Indonesia-Qatar, Ditjen Kebudayaan Gelar Culinary Journey
loading...
A
A
A
Chef Hassan bersama Noof Al Marri, Chef ternama Qatar dengan spesialisasi masakan lokal Timur Tengah saling bertukar ide dan mengenal masakan tradisional Papua dengan Charles Toto, Chef Indonesia yang giat melestarikan masakan tradisional Papua.
Baca juga: 6 Cara Ampuh Meningkatkan Motivasi Belajar Anak, Beri Reward Hadiah
Chef Hassan dipandu oleh Chef Charles Toto mengunjungi sebuah desa yang terletak di perbatasan antara Papua dan Papua Nugini, Skouw Sae, di mana penduduk di sana masih merawat kearifan lokal dengan merawat makanan khas mereka, Sagu.
Di sini, Chef Hassan ikut memanen sagu, memproses, hingga mencicipi hidangan sagu yang disiapkan menggunakan cara tradisional Bakar Batu, tradisi penting di Papua berupa ritual memasak bersama-sama warga satu kampung.
Syamsul mengatakan kembali bahwa Kemendikbudristek sangat mengapresiasi kedatangan Chef Hassan dalam rangkaian program Culinary Journey ini ke Papua, khususnya dalam Sagu Festival.
“Hal ini lebih mendorong rasa percaya diri masyarakat Papua, khususnya generasi muda, agar lebih tahu proses bagaimana pengolahan sagu hingga proses pembuatan ragam makanan berbahan pokok sagu,” ujarnya.
Sementara Chef Hassan mengaku salut akan upaya Indonesia untuk melestarikan sagu menjadi tanaman berkelanjutan yang tepat untuk melestarikan bumi.
Chef Charles juga mengaku senang sekali melihat antusiasme Chef Hassan dalam panen sagu ini. “Beliau tak hanya memotong pohon sagu, memarut sagu hingga membantu memasak menggunakan Bakar Batu, tetapi juga mengikuti tradisi kami menggunakan alat-alat tradisional, bahkan juga ikut mencicipi ulat sagu yang biasa dikonsumsi sebagai sumber protein untuk masyarakat tradisional,” ujarnya.
Culinary Journey telah berlangsung di 3 wilayah, Kota Jayapura, Papua pada 19-24 Juni, Kota Medan, Sumatra Utara pada 24 – 27 Juni, dan Bali 27 Juni – 2 Juli 2023. Dua chef asal Qatar, yakni Hassan Abdullah Alibrahim dan Noof Al Marri, secara langsung mengikuti proses pembuatan kuliner asli tanah air secara tradisional, sekaligus mengenalkan kuliner khas dari negara mereka.
Baca juga: 6 Cara Ampuh Meningkatkan Motivasi Belajar Anak, Beri Reward Hadiah
Chef Hassan dipandu oleh Chef Charles Toto mengunjungi sebuah desa yang terletak di perbatasan antara Papua dan Papua Nugini, Skouw Sae, di mana penduduk di sana masih merawat kearifan lokal dengan merawat makanan khas mereka, Sagu.
Di sini, Chef Hassan ikut memanen sagu, memproses, hingga mencicipi hidangan sagu yang disiapkan menggunakan cara tradisional Bakar Batu, tradisi penting di Papua berupa ritual memasak bersama-sama warga satu kampung.
Syamsul mengatakan kembali bahwa Kemendikbudristek sangat mengapresiasi kedatangan Chef Hassan dalam rangkaian program Culinary Journey ini ke Papua, khususnya dalam Sagu Festival.
“Hal ini lebih mendorong rasa percaya diri masyarakat Papua, khususnya generasi muda, agar lebih tahu proses bagaimana pengolahan sagu hingga proses pembuatan ragam makanan berbahan pokok sagu,” ujarnya.
Sementara Chef Hassan mengaku salut akan upaya Indonesia untuk melestarikan sagu menjadi tanaman berkelanjutan yang tepat untuk melestarikan bumi.
Chef Charles juga mengaku senang sekali melihat antusiasme Chef Hassan dalam panen sagu ini. “Beliau tak hanya memotong pohon sagu, memarut sagu hingga membantu memasak menggunakan Bakar Batu, tetapi juga mengikuti tradisi kami menggunakan alat-alat tradisional, bahkan juga ikut mencicipi ulat sagu yang biasa dikonsumsi sebagai sumber protein untuk masyarakat tradisional,” ujarnya.
Culinary Journey telah berlangsung di 3 wilayah, Kota Jayapura, Papua pada 19-24 Juni, Kota Medan, Sumatra Utara pada 24 – 27 Juni, dan Bali 27 Juni – 2 Juli 2023. Dua chef asal Qatar, yakni Hassan Abdullah Alibrahim dan Noof Al Marri, secara langsung mengikuti proses pembuatan kuliner asli tanah air secara tradisional, sekaligus mengenalkan kuliner khas dari negara mereka.
(nnz)