Kisah Perjuangan Rosi Tirus, Lolos Beasiswa SISGP dan Raih Gelar S2 di Swedia
loading...
A
A
A
“Ada sahabat yang menemaniku mempelajari IELTS bareng. Kita punya jadwal bersama untuk menjalani reading, listening, saling bertelepon untuk speaking in English. Itu helpful banget,” terang Rosi.
Mendengar hal tersebut Rosi mulai merajut cita untuk kuliah di Swedia. Ia pun mencari informasi lebih banyak tentang negara tersebut.
Di tahun 2019, LPDP membuka pendaftaran beasiswa. Tentu saja Rosi tak ingin melewatkan kesempatan tersebut. Salah satu syarat mendaftar beasiswa LPDP adalah mencantumkan nilai tes IELTS.
Sempat ragu karena harus mengeluarkan biaya sebesar Rp3 juta, Rosi pun mengikuti tes IELTS. “Alhamdulillah nilai IELTS ku cukup untuk daftar LPDP. Syarat mendaftar LPDP kan minimal dapat nilai IELTS 6,5,” ujar Rosi.
Sayangnya tak ada kampus impian Rosi dalam daftar beasiswa LPDP 2019. “Pilihan kampus di LPDP 2019 jumlahnya enggak banyak kalau dibandingkan tahun sebelumnya. Termasuk di Swedia, kampus dan jurusan yang aku impikan tidak ada dalam list. Tapi karena itu momentum, jadi aku apply saja” sambungnya.
Baca juga: 20 Anggota ILUNI UI Berprestasi, Menteri, Sastrawan hingga Konglomerat Ternama
Kerja keras Rosi membuahkan hasil. Walau proses administrasinya cukup banyak, ia lolos tes beasiswa LPDP dengan mudah. Namun anehnya, Rosi tidak merasa antusias saat mengetahui bahwa ia berhasil mendapat kesempatan kuliah di luar negeri.
Ia pun sadar perasaannya tersebut disebabkan karena kampus yang ia dapatkan bukanlah perguruan tinggi yang diimpikan. Rosi mulai mencurahkan perasaannya pada seorang teman.
“Aku merasa enggak happy banget. Akhirnya seorang teman bilang: itu berarti proses perjalananmu mencari beasiswa belum selesai. Jadi perjuanganmu belum selesai”, katanya.
Rosi akhirnya urung mengambil kesempatan beasiswa dari LPDP. Namun, ia tak patah semangat. Tahun berikutnya ia mendaftar beasiswa SISGP (Swedish Institute Scholarship for Global Professionals). Akhirnya Rosi lolos beasiswa SISGP untuk kuliah S2 di Swedia.
Memilih Swedia untuk Lanjut Studi S2
Dalam perjalanan mempersiapkan diri untuk studi di luar negeri, Rosi mendengar tentang Swedia dari teman-temannya. Salah satu negara Skandinavia yang terletak di Eropa bagian Utara ini dikenal sebagai negara yang inovatif, mendukung kesetaraan gender, dan berkontribusi terhadap “sustainable development goals”.Mendengar hal tersebut Rosi mulai merajut cita untuk kuliah di Swedia. Ia pun mencari informasi lebih banyak tentang negara tersebut.
Di tahun 2019, LPDP membuka pendaftaran beasiswa. Tentu saja Rosi tak ingin melewatkan kesempatan tersebut. Salah satu syarat mendaftar beasiswa LPDP adalah mencantumkan nilai tes IELTS.
Sempat ragu karena harus mengeluarkan biaya sebesar Rp3 juta, Rosi pun mengikuti tes IELTS. “Alhamdulillah nilai IELTS ku cukup untuk daftar LPDP. Syarat mendaftar LPDP kan minimal dapat nilai IELTS 6,5,” ujar Rosi.
Sayangnya tak ada kampus impian Rosi dalam daftar beasiswa LPDP 2019. “Pilihan kampus di LPDP 2019 jumlahnya enggak banyak kalau dibandingkan tahun sebelumnya. Termasuk di Swedia, kampus dan jurusan yang aku impikan tidak ada dalam list. Tapi karena itu momentum, jadi aku apply saja” sambungnya.
Baca juga: 20 Anggota ILUNI UI Berprestasi, Menteri, Sastrawan hingga Konglomerat Ternama
Kerja keras Rosi membuahkan hasil. Walau proses administrasinya cukup banyak, ia lolos tes beasiswa LPDP dengan mudah. Namun anehnya, Rosi tidak merasa antusias saat mengetahui bahwa ia berhasil mendapat kesempatan kuliah di luar negeri.
Ia pun sadar perasaannya tersebut disebabkan karena kampus yang ia dapatkan bukanlah perguruan tinggi yang diimpikan. Rosi mulai mencurahkan perasaannya pada seorang teman.
“Aku merasa enggak happy banget. Akhirnya seorang teman bilang: itu berarti proses perjalananmu mencari beasiswa belum selesai. Jadi perjuanganmu belum selesai”, katanya.
Rosi akhirnya urung mengambil kesempatan beasiswa dari LPDP. Namun, ia tak patah semangat. Tahun berikutnya ia mendaftar beasiswa SISGP (Swedish Institute Scholarship for Global Professionals). Akhirnya Rosi lolos beasiswa SISGP untuk kuliah S2 di Swedia.