Dari Arsitek hingga YouTuber, Cita-Cita Siswa SLB Santi Rama Bikin Kagum Stafsus Presiden
loading...
A
A
A
JAKARTA - Staf Khusus (Stafsus) Presiden Angkie Yudistia melakukan kunjungan kerja ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Santi Rama di bilangan Cipete, Jakarta Selatan, Kamis (27/7/2023). Angkie disambut hangat siswa dan siswi serta para guru di sekolah tersebut.
Di hadapan para siswa dan siswi penyandang disabilitas tersebut, Angkie berdiskusi bersama mereka dengan menggunakan bahasa isyarat. Di momen tersebut, Angkie sempat bertanya kepada para siswa mengenai apa mimpi mereka di masa depan.
Para siswa-siswi tersebut lantas antusias mengangkat tangan untuk menyebut cita-cita mereka di hadapan Angkie.
Keterbatasan ternyata bukan menjadi penghalang semangat mereka untuk menggapai cita-cita tinggi. Mulai dari ingin menjadi YouTuber, desain grafis, hingga arsitek menjadi mimpi yang ingin mereka gapai di masa depan.
“Mudah-mudahan adik-adik penyandang disabilitas ini mimpinya terwujud untuk menuju Indonesia Inklusi,” ujar Angkie, saat diwawancara di lokasi, Kamis, (27/7/2023).
Baca juga: Stafsus Presiden Angkie Yudistia Harap Jumlah Guru SLB di Indonesia Makin Banyak
“Tadi juga sempat berbincang dan berdiskusi dengan adik-adik penyandang disabilitas yang tuli tentang cita-citanya. Saya kagum ya. Ada yang ingin jadi YouTuber, ada yang ingin menjadi desain grafis, arsitek, koki masak, dan banyak sekali,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Angkie juga turut memberikan beberapa buku keempatnya ‘Menuju Indonesia Inklusi’ yang baru-baru ini ia luncurkan.
Ia sengaja memberikan buku yang membuka mata kita semua tentang seluk beluk penyandang disabilitas itu, untuk diletakkan di perpustakaan SLB tersebut, sehingga bisa meningkatkan literasi membaca siswa di sana.
“Adik-adik berkebutuhan khusus, tuli, diharapkan literasinya lebih ditingkatkan lagi. Maka dari itu kedatangan ini adalah hibah untuk memberikan buku Menuju Indonesia Inklusi,” tuturnya.
Baca juga: Di SLB Santi Rama, Stafsus Presiden Angkie Yudistia Bagi-bagi Buku Ciptaannya
“Buku ini dihibahkan di perpustakaan, sehingga siapa pun adik-adik yang sekolah di sekolah luar biasa bisa membaca,” lanjutnya.
Di momen tersebut, para siswa siswi SLB Santi Rama juga antusias untuk bisa berfoto langsung dengan Angkie. Kehadiran Angkie tampaknya berhasil menularkan semangat kepada siswa siswi penerus bangsa itu untuk bisa tetap berkarya di tengah keterbatasan mereka.
Kunjungan ke SLB Santi Rama ini merupakan inisiatif Angkie untuk kembali mendengar lebih dekat suara hati dari para guru hingga para siswa penyandang disabilitas disana.
Meski bukan lulusan SLB tersebut, Angkie mengungkapkan, ia memiliki kenangan tersendiri dengan para guru-guru yang ada di SLB Santi Rama. Ia lantas mengenang momen pertama kali saat menginjakkan kakinya ke SLB yang telah berdiri sejak 1970 itu.
“Pertama kalinya saya menginjak kaki di Santi Rama itu pada waktu kuliah, umur sekitar 18 tahun. Jadi saya itu dulu sekolahnya pindah-pindah. Jadi itulah, setiap ada kegiatan saya berusaha gimana Santi Rama ini turut bersinergi bersama-sama,” ujar Angkie, di hadapan para guru SLB Santi Rama.
Di hadapan para siswa dan siswi penyandang disabilitas tersebut, Angkie berdiskusi bersama mereka dengan menggunakan bahasa isyarat. Di momen tersebut, Angkie sempat bertanya kepada para siswa mengenai apa mimpi mereka di masa depan.
Para siswa-siswi tersebut lantas antusias mengangkat tangan untuk menyebut cita-cita mereka di hadapan Angkie.
Keterbatasan ternyata bukan menjadi penghalang semangat mereka untuk menggapai cita-cita tinggi. Mulai dari ingin menjadi YouTuber, desain grafis, hingga arsitek menjadi mimpi yang ingin mereka gapai di masa depan.
“Mudah-mudahan adik-adik penyandang disabilitas ini mimpinya terwujud untuk menuju Indonesia Inklusi,” ujar Angkie, saat diwawancara di lokasi, Kamis, (27/7/2023).
Baca juga: Stafsus Presiden Angkie Yudistia Harap Jumlah Guru SLB di Indonesia Makin Banyak
“Tadi juga sempat berbincang dan berdiskusi dengan adik-adik penyandang disabilitas yang tuli tentang cita-citanya. Saya kagum ya. Ada yang ingin jadi YouTuber, ada yang ingin menjadi desain grafis, arsitek, koki masak, dan banyak sekali,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Angkie juga turut memberikan beberapa buku keempatnya ‘Menuju Indonesia Inklusi’ yang baru-baru ini ia luncurkan.
Ia sengaja memberikan buku yang membuka mata kita semua tentang seluk beluk penyandang disabilitas itu, untuk diletakkan di perpustakaan SLB tersebut, sehingga bisa meningkatkan literasi membaca siswa di sana.
“Adik-adik berkebutuhan khusus, tuli, diharapkan literasinya lebih ditingkatkan lagi. Maka dari itu kedatangan ini adalah hibah untuk memberikan buku Menuju Indonesia Inklusi,” tuturnya.
Baca juga: Di SLB Santi Rama, Stafsus Presiden Angkie Yudistia Bagi-bagi Buku Ciptaannya
“Buku ini dihibahkan di perpustakaan, sehingga siapa pun adik-adik yang sekolah di sekolah luar biasa bisa membaca,” lanjutnya.
Di momen tersebut, para siswa siswi SLB Santi Rama juga antusias untuk bisa berfoto langsung dengan Angkie. Kehadiran Angkie tampaknya berhasil menularkan semangat kepada siswa siswi penerus bangsa itu untuk bisa tetap berkarya di tengah keterbatasan mereka.
Kunjungan ke SLB Santi Rama ini merupakan inisiatif Angkie untuk kembali mendengar lebih dekat suara hati dari para guru hingga para siswa penyandang disabilitas disana.
Meski bukan lulusan SLB tersebut, Angkie mengungkapkan, ia memiliki kenangan tersendiri dengan para guru-guru yang ada di SLB Santi Rama. Ia lantas mengenang momen pertama kali saat menginjakkan kakinya ke SLB yang telah berdiri sejak 1970 itu.
“Pertama kalinya saya menginjak kaki di Santi Rama itu pada waktu kuliah, umur sekitar 18 tahun. Jadi saya itu dulu sekolahnya pindah-pindah. Jadi itulah, setiap ada kegiatan saya berusaha gimana Santi Rama ini turut bersinergi bersama-sama,” ujar Angkie, di hadapan para guru SLB Santi Rama.
(nnz)