Perkuat MBKM, STEM Prasmul Libatkan Mahasiswa di Riset Energi Terbarukan dan Kesehatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - STEM Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul) mewujudkan program MBKM di kampusnya dengan melibatkan mahasiswa di penelitian energi terbarukan dan kesehatan. Ada berbagai manfaat yang bisa diterima mahasiswa yang ikut terlibat di projek penelitian bersama ini.
Salah satu tim peneliti dari prodi Energy Business Technology STEM Prasetiya Mulya Setiawan mengatakan, riset yang sedang dikembangkan oleh timnya mengenai pengembangan alat uji untuk kerja turbin angin yang bersifat modular guna meningkatkan fleksibilitas dalam instalasi.
Project penelitian yang dikolaborasikan meliputi analisa keseragaman aliran, sistem kendali otomatis kecepatan fan, pengukuran dan akuisisi data (torsi, kecepatan angin, dan power output), serta pembuatan GUI yang user friendly.
"Riset ini dibiayai oleh program Matching Fund Kedaireka 2023 dan mitra kami PT Semesta Energy Services," katanya, dalam keterangan resmi, dikutip Senin (31/7/2023).
Baca juga: 10 Pekerjaan untuk Wanita dengan Gaji Tinggi, Mana Pilihanmu?
Setiawan menjelaskan, mahasiswa pun terlibat dalam riset ini. Tercatat ada sekitar 20 mahasiswa STEM Prasmul yang berpartisipasi dari riset yang dananya risetnya mencapai lebih dari Rp400 juta ini.
Setiawan menuturkan, keterlibatan para mahasiswa ini menjadi penting karena untuk menghasilkan produk riset yang baik membutuhkan beragam latar belakang keahlian.
"Projek ini multidisiplin. Mahasiswa bisa mencari sumber referensi lalu kita gelar meeting untuk membahasnya. Mengatur jadwal meeting ini yang tak mudah karena harus bisa menyamakan waktu," ujarnya.
"Ada mahasiswa yang berfokus pada bagian desain 3D dari wind tunnel, ada yang fokus di bagian komputasi untuk simulasi aliran fluida, bahkan ada yang membantu dari sisi project manajemen demi menjamin tercapainya target sesuai timeline yang ditentukan, serta memastikan koordinasi antar divisi riset berjalan dengan baik," lanjutnya.
Setiawan menjelaskan, riset ini melibatkan banyak mahasiswa sekaligus untuk mewujudkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diusung Kemendikbudristek.
Baca juga: Gandeng Generasi Muda, UIN Walisongo Semarang Kampayekan Moderasi Beragama
Lebih dari itu, partisipasi mahasiswa di riset ini juga penting untuk memberikan pengalaman dalam projek profesional yang berhubungan dengan dunia industri dan riset.
Hasil pekerjaan mahasiswa yang terlibat di projek ini nilainya juga akan dikonversi ke Satuan Kredit Semester (SKS) masing-masing untuk beberapa mata kuliah. "Jadi bisa lebih fleksibel juga, pekerjaan Kedaireka terbantu dan perkuliahan juga dapat," tuturnya.
Kemudian STEM Prasmul juga sedang mengembangkan riset di bidang kesehatan yang saat ini dikerjakan oleh Agung Alfiansyah, dosen prodi Computer System Engineering STEM Prasetiya Mulya.
Agung menuturkan, dalam projek riset pengembangan platform kolaboratif antar rumah sakit untuk deteksi Pneumonia dia melibatkan empat mahasiswa STEM Prasmul.
Yakni untuk membuat sistem machine learningnya, lalu dibutuhkan satu mahasiswa untuk bagian animasi, juga ada yang membuat aplikasi sehingga pasien bisa mendeteksi mandiri, dan satu mahasiswa yang mengerjakan architecture networknya.
Dia menjelaskan, Pneumonia cukup banyak diderita penduduk Indonesia terutama di kalangan anak-anak. Diagnosis dini dan penanganan yang baik bisa membantu mempercepat proses penyembuhan penyakit tersebut.
"Kami mengembangkan sebuah sistem berbasis Artificial Intelligent untuk menyelesaikan masalah tersebut secara cepat dan teliti dengan melatih sistem komputer menggunakan data radiologis pasien yang diperoleh dari dari berbagai rumah sakit melalui platform kolaborasi yang dikembangkan," ujarnya.
Baca juga: Profil Asep Wirayasa, Mahasiswa FK Unpad Peraih Penghargaan dari Menkes
Melalui platform tersebut, informasi data pasien yang disimpan di dalam sistem dan merupakan data sensitif bisa dijaga kerahasiaannya tanpa mengurangi kualitas dan realibilitas dari sistem AI yang dikembangkan.
Sistem ini juga diharapkan bisa mengurangi bias dan ketidakseimbangan data dari berbagai rumah sakit yang tersebar di Indonesia, terutama dalam konteks pengembangan AI. "Project ini dilakukan secara bersama oleh INSA CVL (Perancis) dan didanai oleh ISIF ASIA," jelasnya.
Sedangkan risetnya yang kedua adalah Computer Assited Medical Intervention untuk Catheterisasi Jantung. Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan sebuah sistem yang bisa digunakan untuk membantu para dokter spesialis penyakit jantung melakukan operasi jantung.
Sebelum operasi dilakukan, para dokter bisa mengidentifikasi terlebih dahulu sumbatan pembuluh darah yang merupakan target yang akan dicapai. Selama operasi dilakukan para dokter akan dipandu oleh satu sistem visual yang mengarahkan catetheter jantung menuju target tersebut.
"Agar navigasi bisa dilakukan secara baik, maka diperlukan teknik yang bisa digunakan untuk menggabungkan data sebelum dan pada saat operasi dilakukan," ujarnya.
Sistem navigasi pada saat operasi juga mampu memandu kita melakukan intervensi dengan cepat dan presisi sehingga mengurangi resiko infeksi, paparan radiasi sinar-X, mempercepat proses penyembuhan pasien dan menurunkan cost yang harus ditanggung pasien.
Sistem ini diharapkan juga bisa membantu dokter melakukan evaluasi sesudah intervensi dilakukan oleh dokter. Projek penelitian ini dilakukan sebagai kerjasama dengan TE-ITB, FK-UNS dan UII dengan dibiayai oleh BRIN/LPDP dengan skema RIIM (Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju).
Salah satu tim peneliti dari prodi Energy Business Technology STEM Prasetiya Mulya Setiawan mengatakan, riset yang sedang dikembangkan oleh timnya mengenai pengembangan alat uji untuk kerja turbin angin yang bersifat modular guna meningkatkan fleksibilitas dalam instalasi.
Project penelitian yang dikolaborasikan meliputi analisa keseragaman aliran, sistem kendali otomatis kecepatan fan, pengukuran dan akuisisi data (torsi, kecepatan angin, dan power output), serta pembuatan GUI yang user friendly.
"Riset ini dibiayai oleh program Matching Fund Kedaireka 2023 dan mitra kami PT Semesta Energy Services," katanya, dalam keterangan resmi, dikutip Senin (31/7/2023).
Baca juga: 10 Pekerjaan untuk Wanita dengan Gaji Tinggi, Mana Pilihanmu?
Setiawan menjelaskan, mahasiswa pun terlibat dalam riset ini. Tercatat ada sekitar 20 mahasiswa STEM Prasmul yang berpartisipasi dari riset yang dananya risetnya mencapai lebih dari Rp400 juta ini.
Setiawan menuturkan, keterlibatan para mahasiswa ini menjadi penting karena untuk menghasilkan produk riset yang baik membutuhkan beragam latar belakang keahlian.
"Projek ini multidisiplin. Mahasiswa bisa mencari sumber referensi lalu kita gelar meeting untuk membahasnya. Mengatur jadwal meeting ini yang tak mudah karena harus bisa menyamakan waktu," ujarnya.
"Ada mahasiswa yang berfokus pada bagian desain 3D dari wind tunnel, ada yang fokus di bagian komputasi untuk simulasi aliran fluida, bahkan ada yang membantu dari sisi project manajemen demi menjamin tercapainya target sesuai timeline yang ditentukan, serta memastikan koordinasi antar divisi riset berjalan dengan baik," lanjutnya.
Setiawan menjelaskan, riset ini melibatkan banyak mahasiswa sekaligus untuk mewujudkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diusung Kemendikbudristek.
Baca juga: Gandeng Generasi Muda, UIN Walisongo Semarang Kampayekan Moderasi Beragama
Lebih dari itu, partisipasi mahasiswa di riset ini juga penting untuk memberikan pengalaman dalam projek profesional yang berhubungan dengan dunia industri dan riset.
Hasil pekerjaan mahasiswa yang terlibat di projek ini nilainya juga akan dikonversi ke Satuan Kredit Semester (SKS) masing-masing untuk beberapa mata kuliah. "Jadi bisa lebih fleksibel juga, pekerjaan Kedaireka terbantu dan perkuliahan juga dapat," tuturnya.
Kemudian STEM Prasmul juga sedang mengembangkan riset di bidang kesehatan yang saat ini dikerjakan oleh Agung Alfiansyah, dosen prodi Computer System Engineering STEM Prasetiya Mulya.
Agung menuturkan, dalam projek riset pengembangan platform kolaboratif antar rumah sakit untuk deteksi Pneumonia dia melibatkan empat mahasiswa STEM Prasmul.
Yakni untuk membuat sistem machine learningnya, lalu dibutuhkan satu mahasiswa untuk bagian animasi, juga ada yang membuat aplikasi sehingga pasien bisa mendeteksi mandiri, dan satu mahasiswa yang mengerjakan architecture networknya.
Dia menjelaskan, Pneumonia cukup banyak diderita penduduk Indonesia terutama di kalangan anak-anak. Diagnosis dini dan penanganan yang baik bisa membantu mempercepat proses penyembuhan penyakit tersebut.
"Kami mengembangkan sebuah sistem berbasis Artificial Intelligent untuk menyelesaikan masalah tersebut secara cepat dan teliti dengan melatih sistem komputer menggunakan data radiologis pasien yang diperoleh dari dari berbagai rumah sakit melalui platform kolaborasi yang dikembangkan," ujarnya.
Baca juga: Profil Asep Wirayasa, Mahasiswa FK Unpad Peraih Penghargaan dari Menkes
Melalui platform tersebut, informasi data pasien yang disimpan di dalam sistem dan merupakan data sensitif bisa dijaga kerahasiaannya tanpa mengurangi kualitas dan realibilitas dari sistem AI yang dikembangkan.
Sistem ini juga diharapkan bisa mengurangi bias dan ketidakseimbangan data dari berbagai rumah sakit yang tersebar di Indonesia, terutama dalam konteks pengembangan AI. "Project ini dilakukan secara bersama oleh INSA CVL (Perancis) dan didanai oleh ISIF ASIA," jelasnya.
Sedangkan risetnya yang kedua adalah Computer Assited Medical Intervention untuk Catheterisasi Jantung. Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan sebuah sistem yang bisa digunakan untuk membantu para dokter spesialis penyakit jantung melakukan operasi jantung.
Sebelum operasi dilakukan, para dokter bisa mengidentifikasi terlebih dahulu sumbatan pembuluh darah yang merupakan target yang akan dicapai. Selama operasi dilakukan para dokter akan dipandu oleh satu sistem visual yang mengarahkan catetheter jantung menuju target tersebut.
"Agar navigasi bisa dilakukan secara baik, maka diperlukan teknik yang bisa digunakan untuk menggabungkan data sebelum dan pada saat operasi dilakukan," ujarnya.
Sistem navigasi pada saat operasi juga mampu memandu kita melakukan intervensi dengan cepat dan presisi sehingga mengurangi resiko infeksi, paparan radiasi sinar-X, mempercepat proses penyembuhan pasien dan menurunkan cost yang harus ditanggung pasien.
Sistem ini diharapkan juga bisa membantu dokter melakukan evaluasi sesudah intervensi dilakukan oleh dokter. Projek penelitian ini dilakukan sebagai kerjasama dengan TE-ITB, FK-UNS dan UII dengan dibiayai oleh BRIN/LPDP dengan skema RIIM (Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju).
(nnz)