Laporan Kinerja, Rektor Sampaikan Program Strategis Pengembangan UT
loading...
A
A
A
Baca juga: Rektor Ungkap Lulusan UGM Didominasi Perempuan: Bentuk Kesetaraan Gender
"Pengembangan entitas bisnis, ini salah satu yang menarik dan ini bagian yang snagat challenging. Pengembangan entitas bisnis UT bukan hanya dari UKT mahasiswa teapi juga dari sektor ekonomi lain yang menjadi income generating UT," katanya melanjutkan program pengembangan UT ke depan.
Selanjutnya ada pengembangan dana abadi. Menurutnya, dana abadi itu penting tetapi harus dengan analisis yang hati-hati. "Ini yang bisa disampaikan dan program ini membutuhkan masukan dari teman semua agar UT ke depan ga hanya bertumpu dari UKT tapi dari kegiatan lain," tuturnya.
Kesuksesan lulusan UT dinilai dari peningkatan kapabilitas, kompetensi, dan jenjang kariernya dibanding sebelum kuliah di UT. Mahasiswa UT dari mana pun dituntut untuk belajar dengan mengggunakan sumber pembelajaran cetak dan non cetak yang disediakan oleh UT untuk dapat mengembangkan kapasitasnya.
Sementara Ketua MWA UT Prof Ainun Naim mengatakan, secara umum kinerja UT semakin baik dari aspek tata kelola hingga pelayanan akademik kepada mahasiswa. Dia pun mengapresiasi rektor yang tak hanya menyampaikan laporan kinerja namun juga seperti apa program strategis UT ke depan.
Selain itu, dia juga mendorong UT untuk beradaptasi dengan perubahan iptek yang sangat cepat. "Hal ini terkait dengan perkembangan artificial intelligence sehingga UT dapat berperan dalam era perkembangan iptek itu," ujarnya.
Prof Ainun mendukung rencana UT untuk mengejar reputasi global dengan membuka asesmen dari THE dan pemeringkatan perguruan tinggi dunia lainnya. Serta rencana UT akan membuka prodi internasional.
Terkait dengan prodi baru yang dibutuhkan di era teknologi saat ini, Prof Ainun mencontohkan prodi tentang e-commerce bisa menjawab kebutuhan masyarakat.
"UT sudah menyediakan fleksibilitas proses belajar sejak lama. Ketika Covid dan online learning berlangsung, UT semakin siap dan mungkin paling siap dibandingkan kampus lain di Indonesia melalui pendidikan tinggi jarak jauhnya itu," pungkas Prof Ainun.
"Pengembangan entitas bisnis, ini salah satu yang menarik dan ini bagian yang snagat challenging. Pengembangan entitas bisnis UT bukan hanya dari UKT mahasiswa teapi juga dari sektor ekonomi lain yang menjadi income generating UT," katanya melanjutkan program pengembangan UT ke depan.
Selanjutnya ada pengembangan dana abadi. Menurutnya, dana abadi itu penting tetapi harus dengan analisis yang hati-hati. "Ini yang bisa disampaikan dan program ini membutuhkan masukan dari teman semua agar UT ke depan ga hanya bertumpu dari UKT tapi dari kegiatan lain," tuturnya.
Kesuksesan lulusan UT dinilai dari peningkatan kapabilitas, kompetensi, dan jenjang kariernya dibanding sebelum kuliah di UT. Mahasiswa UT dari mana pun dituntut untuk belajar dengan mengggunakan sumber pembelajaran cetak dan non cetak yang disediakan oleh UT untuk dapat mengembangkan kapasitasnya.
Sementara Ketua MWA UT Prof Ainun Naim mengatakan, secara umum kinerja UT semakin baik dari aspek tata kelola hingga pelayanan akademik kepada mahasiswa. Dia pun mengapresiasi rektor yang tak hanya menyampaikan laporan kinerja namun juga seperti apa program strategis UT ke depan.
Selain itu, dia juga mendorong UT untuk beradaptasi dengan perubahan iptek yang sangat cepat. "Hal ini terkait dengan perkembangan artificial intelligence sehingga UT dapat berperan dalam era perkembangan iptek itu," ujarnya.
Prof Ainun mendukung rencana UT untuk mengejar reputasi global dengan membuka asesmen dari THE dan pemeringkatan perguruan tinggi dunia lainnya. Serta rencana UT akan membuka prodi internasional.
Terkait dengan prodi baru yang dibutuhkan di era teknologi saat ini, Prof Ainun mencontohkan prodi tentang e-commerce bisa menjawab kebutuhan masyarakat.
"UT sudah menyediakan fleksibilitas proses belajar sejak lama. Ketika Covid dan online learning berlangsung, UT semakin siap dan mungkin paling siap dibandingkan kampus lain di Indonesia melalui pendidikan tinggi jarak jauhnya itu," pungkas Prof Ainun.
(nnz)