Daftar 9 Pahlawan yang Lahir di Bulan Agustus, Salah Satunya Proklamator

Jum'at, 18 Agustus 2023 - 12:04 WIB
loading...
Daftar 9 Pahlawan yang Lahir di Bulan Agustus, Salah Satunya Proklamator
Untuk menambah wawasan, berikut ini deretan para pahlawan yang lahir di bulan Agustus. Foto/Repro/Istimewa.
A A A
JAKARTA - Bulan Agustus menjadi bulan penuh makna bagi bangsa Indonesia karena Agustus tercatat sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Bulan Agustus ternyata tak hanya menjadi bulan perayaan kemerdekaan RI saja namun juga sejumlah pahlawan pun lahir di bulan ini.

17 Agustus 1945 menjadi awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan secara de facto dan de jure bangsa Indonesia resmi dinyatakan merdeka.

Perjuangan meraih kemerdekaan ini pun tak terlepas dari perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dari penjuru Nusantara yang telah gugur mendahului kita.

Untuk menambah wawasan, berikut ini deretan para pahlawan yang lahir di bulan Agustus, yang dikutip dari laman Kementerian Sosial dan Ensiklopedi Pahlawan Nasional di laman Repositori Kemendikbud.

Baca juga: 8 Jurusan Kuliah yang Bisa Diambil Jika Ingin Jadi PNS di Kemenhub, Simak Daftarnya!

9 Pahlawan yang Lahir di Bulan Agustus

1. Haji Umar Said Cokroaminoto


Haji Umar Said Cokroaminoto lahir pada 16 Agustus 1883 di Desa Bakur, Ponorogo, Jawa Timur. Setelah menamatkan OSVIA atau Sekolah Calon Pegawai Pemerintah pada 1902 dia bekerja sebagai juru tulis di Ngawi.

Cokroaminoto mengusulkan organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) dan menjadi Sarikat Islam (SI). Ia kemudian diangkat menjadi ketua SI dan dibawah kepemimpinannya SI semakin berkembang sehingga meresahkan Belanda.

Pada 25 November 1918 ia bersama Abdul Musia yang mewakili Volksraad mengajukan mosi. Dalam pidatonya dia selalu mengecam tindaan pemerintah Beanda hingga pada 1920 dia dijebloskan ke penjara. Ia meninggal dunia di Yogyakarta pada 17 Desember 1934.

2. M Sardjito


Prof Dr M Sardjito lahir pada 13 Agusus 1889 di Magetan, Madiun, Jawa Timur. Pada 1915-1942 dia menjadi anggota kehormatan atau pengurus Perkumpulan Dokter Indonesia dan pada 1925 menjadi ketua Organisasi pergerakan nasional Budi Utomo Cabang Jakarta.

Prof Sardjito juga dipercaya sebagai Ketua Izi Hakokai (Himpunan Pengabdi Masyarakat) Semarang pada 1943 dan pada 1945 menjadi Ketua PMI Bandung.

Pahlawan nasional ini pada 1946 mendirikan rumah sakit sederhana di rumah, Desa Sendang Jimbung dan menyediakan vaksin dan obat untuk mendukung kekuatan angkatan perang dan rakyat.

Prof Sardjito juga termasuk tokoh yang terlibat langsung dalam pendirian dan pengembangan beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, Unair, UB, Unhas, Unand, Unsoed, dan lainnya.

3. Mohammad Hatta


Sang Proklamator ini lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Ia berasal dari keluarga ulama Minangkabau, Sumatera Barat.

Wakil Presiden pertama RI ini merupakan lulusan luar negeri tepatnya di Nederland Handelshogeschool di Roterdam, Belanda untuk belajar ilmu perdagangan. Dia tingggal di Belanda selama 11 tahun.

Pada 1972 Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda dan dia pun bersahabat dengan nasionalis India Jawaharlal Nehru.

Belanda pun menuduhnya berbahaya karena masuk di organisasi itu hingga dia dijebloskan ke penjara di Den Haag pada 23 September 1927 hingga 22 Maret 1928.

Hatta pun pernah diasingkan ke Boven Digul Irian Barat dan dipindahkan ke Banda Naira di Maluku selama 6 tahun. Hatta juga pernah di penjara di Sukabumi pada 1942.

Hatta yang dipilih menjadi Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pun mencurahkan segalanya demi kemerdekaan Indonesia sehingga pada 17 Agustus 1945 bersama Soekarno dia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

4. Muhammad Yamin


Prof Mr Muhammad Yamin adalah pahlawan pergerakan nasional yang lahir pada 28 Agustus 1903 di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. Ia mengawali kegiatan berorganisasinya di Jong Sumatranen Bond (JSB).,

Gagasan tentang persatuan Indonesia ia kemukan pada 1923 kala ia menyampaikan pidato berbahasa Belanda dalam Lustrum I JOng, Suamtranen Bond di Jakarta yang berjudul Bahasa Melayu pada Masa Lampau, Masa Sekarang, dan Masa Depan.

Persatuan tadinya dicetuskan pada Kongres Pemuda I (1926) dan diperkukuhnya dalam Sumpah Pemuda 1928.

Gagasannya tentang dasar falsafah negara yang dikenal dengan nama Pancasila ikut mewarnai sidang-sidang dalam Panitia Kecil di Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Sosok Annisa, Berhasil Raih Gelar Dokter di Unsoed dengan IPK Tertinggi

Setelah Indonesia merdeka dia menjadi anggota KNIP, Ketua Bapenas, Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Wakil Pertama Bidang Khusus dan Menteri Penerangan.

5. Raden Rubini Natawisastra


Raden Rubini Natawisastra merupakan pahlawan nasional kelahiran Bandung 31 Agustus 1906. Pada 7 Juli 1930, Rubini lulus kuliah dan berhak menyandang gelar Indische Artsen.

Dia lalu diangkat sebagai dokter pegawai negeri Gouverment Indisch Arts dan bekerja di rumah sakit Pusat CBZ, Batavia yang kini dikenal dengan RSCM.

Dia memulai kariernya di Rumah Sakit Umum Sungai Jawi Pontianak dengan menjadi dokter keliling melayani pengobatan di daerah terpencil dan pedalama di Kalimantan Barat.

Dia menjadi dokter dengan misi kemanusiaan yang tinggi dan berjuang menurunkan angka kematian ibu dan anak saat melahirkan persalinan dengan cara tradisional.

Di samping menjadi dokter, Rubini pun terjun ke dunia politik dengan bergabung Partai Indonesia Raya (Parindra) Kalbar dan sering kali memimpin rapat-rapat rahasia untuk melawan penjajahan Jepang.

Rubini yang meski berjuang melawan Jepang namun profesinya sebagai dokter tetap dia utamakan demi bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan hingga akhir hayatnya.

Rubini dinyatakan gugur pada 28 Juni 1944 di tangan Jepang dan dimakamkan di Makam Juang Mandor.

6. Agung Hajjah Andi Depu


Agung Hajjah Andi Depu adalah pahlawan nasional yang lahir di Tinambung Polewali Mandari, 19 Agustus 1908 dan wafat di Makassar pada 18 Juni 1985.

Dia menjabat sebagai permaisuri Arajang Balanilpa ke-51, Arajang Balanipa 52, dan Ketua Swapraja.

Jejak perjuangannya Agung Hajjah Andi Depu yaitu pernah terlibat aktif di Jong Islamiten Bond (JIB). Dia juga tokoh yang mengenalkan bendera nasional Merah Putih di wilayah Mandar pada 1942.

Agung Hajjah Andi Depu juga memimpin gerakan pemuda KRIS Muda Mandar, GAPRI, dan LAPRIS sebagai wadah perjuangan kemerdekaan.

Agung Hajjah Andi Depu tercatat bergerilya di Timbu Sulawesi Baarat dan menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan ke seluruh wilayah Mandar.

Agung Hajjah Andi Depu juga memimpin gerakan pemuda KRIS Muda Mandar sebagai wadah perjuangan kemerdekaan dan turut pada aksi demonstrasi pembubaran negara Indonesia Timur (NIT) pada 1950.

7. S Parman


Letjen Anumerta S Parman adalah Pahlan Revolusi yang lahir pada 4 Agustus 1918 di Wonosobo, Jawa Tengah. Pada masa pendudukan Jepang dia bekerja di Jawatan kenpetai.

Baca juga: Sosok Lilly Indriani Siswi SMAN 1 Wamena, Pembawa Baki Bendera Merah Putih

Dia pernah dikirim ke Jepang untuk memperdalam ilmu inteljijen pada Kenpei Kasya Butai. Setelah Proklamasi Kemerdekaa dia masuk TKR dan diangkat sebagai Kepala Staf Markas Besar Polisi Tentara di Yogyakarta.

Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya ini juga mendapat tugas belajar di Military School Police School di Amerika Serikat pada 1951. Kembali ke Tanah Air dia bertugas di Kementerian Pertahanan.

Pada 1959 dia diangkat sebagai Atase Militer RI di London dan lima tahun kemudian menjadi Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat dengan pangkat Mayor Jenderal.

Sebagai perwira inteijen dia banyak mengetahui usaha-usaha pemberontakan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima. Pada 1 Oktober 1965 dinihari dia diculik oleh gerombolan PKI dan dibunuh. Jenazahnya ditemukan di daerah Lubang Buaya dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

8. Idham Chalid


Dr KH Idham Calid lahir pada 27 Agustus 1921 di Satui, Kalimantan Selatan dan wafat di Jakarta pada 11 Juli 2010.

Dia adalah salah seorang politikus dan menteri Indonesia yang berpengaruh pada masanya. Selain sebagai politikus ia aktif dalam kegiatan keagamaan dan ia pernah menjabat Ketua Tanfidziyah Nadhdatul Ulama pada tahun 1956-1984.

Pada masa Perang kemerdekaan, dia berjuang di Kalimantan Selatan. Mula-mula ia bergabung dengan badan perjuangan Serikat Muslim Indonesia ( Sermi), kemudian dengan Sentral Organisasi pemberontak Indonesia Kalimantan (SOPIK).

Bersama dengan Komandan Divisi IV ALRI, Letnan Kolonel Hassan Basri, ia mendirikan Fonds Nasional Indonesia Kalimantan. Ia ikut bergerilya bersama anggota divisi IV ALRI, bahkan diangkat sebagai penasihat. Pada Maret 1949 ia ditangkap Belanda dan baru dibebaskan pada bulan November.

Tokoh muslim berpengaruh di Kalimantan Selatan dan seluruh penjuru Jawa ini merupakan bapak pendiri Partai Persatuan Pembangunan atau PPP.

9. Sutoyo Siswomiharjo


Mayjen Anumerta Sutoyo Siswomiharjo lahir 28 Agustus 1922 di Kebumen, Jawa Tengah. Pada masa pendudukan jepang dia mendapat pendidikan di Balai Pendidikan Pegawai Tinggi di Jakarta dan menjadi pegawai negeri di kantor kabupaten Purworejo.

Setelah proklamasi kemerdekaan dia memasuki TKR bagian kepolisian hingga menjadi anggota korps polisi militer. Ia diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto dan kemudian menjadi Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo.

Setelah itu berturut-turut dia menjabat sebagai Kepala CPM Yogyakarta, Komandan CPM detasemen III Surakarta, Kepala Staf Markas Besar Polisi MIliter dan Asisten Atase Militer RI di Inggris.

Setelah mengikuti kursus C Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat di Bandung, dia diserahi tugas sebagai Pejabat Sementara Inspektur Kehakiman Angkatan Darat dan pada 1961 dia menjadi Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat.

Kala Gerakan 30 September meletus, Sutoyo diculik dan dibunuh oleh PKI karena ia tidak setuju dengan rencana pembentukan Angkatan Kelima. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Demikian tadi 9 pahlawan nasional yang lahir di bulan Agustus. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca setia SINDOnews.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1781 seconds (0.1#10.140)