Inovasi Tiga Mahasiswa Universitas Pertamina Dongkrak Produksi Sumur Migas Tua
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melalui penerapan metode Geophysics, Geology and Reservoir (GGR), tiga sekawan mahasiswa Universitas Pertamina berhasil meningkatkan produksi dan efisiensi sumur migas tua. Inovasi mereka pun telah berhasil meraih juara.
Lifting migas Indonesia pada semester I 2023 mencapai 93 persen untuk minyak bumi dan 86 persen untuk gas bumi dari target APBN 2023. Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, sebagian besar sumur migas yang ada di Indonesia sudah memasuki masa uzur.
Guna meningkatkan hasil produksi, sejumlah perusahaan migas berupaya memaksimalkan jumlah produksi migas melalui pemanfaatan sumur produksi yang sudah ada.
Latar belakang inilah yang menjadi dasar inovasi Rafif Atallah, Osama Aji Abdurrahman dan Ferdiansyah Rahman, mahasiswa Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi (FTEP). Inovasi mereka mampu mendongkrak produksi sumur tua hingga 14,9 persen atau setara 2,4 juta barel.
Baca juga: Pertamina Group Buka Ratusan Lowongan Pegawai Tetap dan Kontrak, Apa Jurusan yang Dicari?
Solusi mereka juga mampu menekan biaya produksi sebesar 18,2 persen serta mendapatkan Net Present Value (NPV) 5,76 juta USD.
Berkat inovasi tersebut, Rafif dan tim berhasil menyabet gelar juara pertama dalam ajang PetroCup Student Mini Competition: Field Development Plan yang diselenggarakan oleh Indonesian Petroleum Association (IPA) pada Juli 2023 lalu. Tim UPER berhasil mengalahkan belasan peserta lainnya.
“Dalam perlombaan tersebut, kami mendapatkan data yang harus diolah untuk meningkatkan produksi migas dari lapangan yang sudah ada. Studi GGR tersebut kami pergunakan dalam interpretasi struktural ketebalan pada sedimen patahan, selain itu juga mengukur kedalaman sumur dengan jenis litologi yang dijadikan reservoir," kata Rafif, melalui siaran pers, Minggu (27/8/2023).
Rafif mengatakan, di sini disiplin ilmu geofisika dan geologi sangat membantu. Setelah itu dari analisis data yang di dapat, mereka mengkalkulasi Original Oil in Place (OOIP) untuk strategi pengembangan dan eksploitasi.
Analisis yang diperoleh, Rafif dan tim berhasil memangkas biaya produksi serta berpeluang mendapatkan profitabilitas dari proses produksi migas yang lebih maksimal. Keberhasilan tersebut juga didukung oleh proses pembelajaran di kelas.
Lifting migas Indonesia pada semester I 2023 mencapai 93 persen untuk minyak bumi dan 86 persen untuk gas bumi dari target APBN 2023. Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, sebagian besar sumur migas yang ada di Indonesia sudah memasuki masa uzur.
Guna meningkatkan hasil produksi, sejumlah perusahaan migas berupaya memaksimalkan jumlah produksi migas melalui pemanfaatan sumur produksi yang sudah ada.
Latar belakang inilah yang menjadi dasar inovasi Rafif Atallah, Osama Aji Abdurrahman dan Ferdiansyah Rahman, mahasiswa Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi (FTEP). Inovasi mereka mampu mendongkrak produksi sumur tua hingga 14,9 persen atau setara 2,4 juta barel.
Baca juga: Pertamina Group Buka Ratusan Lowongan Pegawai Tetap dan Kontrak, Apa Jurusan yang Dicari?
Solusi mereka juga mampu menekan biaya produksi sebesar 18,2 persen serta mendapatkan Net Present Value (NPV) 5,76 juta USD.
Berkat inovasi tersebut, Rafif dan tim berhasil menyabet gelar juara pertama dalam ajang PetroCup Student Mini Competition: Field Development Plan yang diselenggarakan oleh Indonesian Petroleum Association (IPA) pada Juli 2023 lalu. Tim UPER berhasil mengalahkan belasan peserta lainnya.
“Dalam perlombaan tersebut, kami mendapatkan data yang harus diolah untuk meningkatkan produksi migas dari lapangan yang sudah ada. Studi GGR tersebut kami pergunakan dalam interpretasi struktural ketebalan pada sedimen patahan, selain itu juga mengukur kedalaman sumur dengan jenis litologi yang dijadikan reservoir," kata Rafif, melalui siaran pers, Minggu (27/8/2023).
Rafif mengatakan, di sini disiplin ilmu geofisika dan geologi sangat membantu. Setelah itu dari analisis data yang di dapat, mereka mengkalkulasi Original Oil in Place (OOIP) untuk strategi pengembangan dan eksploitasi.
Analisis yang diperoleh, Rafif dan tim berhasil memangkas biaya produksi serta berpeluang mendapatkan profitabilitas dari proses produksi migas yang lebih maksimal. Keberhasilan tersebut juga didukung oleh proses pembelajaran di kelas.