Kisah Etik Nur Hasanah, Anak Petani Diterima di 6 Kampus Luar Negeri Ternama

Minggu, 27 Agustus 2023 - 17:00 WIB
loading...
Kisah Etik Nur Hasanah,...
Siswi MAN 2 Ponorogo Etik Nur Khasanah diterima di 6 kampus luar negeri ternama. Foto/Puspresnas.
A A A
JAKARTA - Kisah siswi MAN 2 Ponorogo Etik Nur Khasanah ini begitu inspiratif. Anak keluarga petani sederhana dari Ponorogo ini berhasil diterima di tak hanya satu, melainkan enam universitas terbaik luar negeri ternama.

Etik Nur Hasanah yang akrab disapa Etik berhasil lolos di enam kampus internasional itu karena perjuangannya mendapatkan Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Kemendikbudristek.

Enam Kampus Luar Negeri yang Menerima Etik


Enam kampus luar negeri yang diraih Etik dengan beasiswa Indonesia Maju adalah National Taiwan University di jurusan Bachelor of Economics, Wageningen University Belanda di jurusan Bachelor Science in Tourism, serta The University of Western Australia di jurusan Bachelor of Arts

Etik juga diterima di University of Toronto Mississauga Kanada di jurusan Studies in Social Science, Monash University Australia di jurusan Bachelor of Arts dan McMaster University Canada di jurusan MELD Humanities 1 and Social Science.

Terinspirasi dari CEO Ruangguru


Dari bangku SMP lah kisah perjuangan Etik dimulai. Saat itu, Etik yang memiliki minat tinggi tentang penelitian melihat acara yang dilaksanakan oleh Ruangguru, perusahaan teknologi terbesar di Indonesia yang berfokus pada layanan berbasis pendidikan.

Baca juga: Kisah Inspiratif Hera, Anak Pengayuh Becak Peraih Beasiswa S3 di Korea

Etik terpesona melihat sosok Belva Devara, CEO dari Ruangguru yang menceritakan pengalamannya saat berkuliah di luar negeri. Belva kala itu menginspirasi Etik yang membagikan pengalamannya menyelami budaya di luar negeri juga bisa berdiskusi mahasiswa mancanegara.

“Dari situlah aku bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri,” ujar anak kedua dari dua bersaudara ini, dikutip dari laman Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek, Minggu (27/8/2023).

Sejak itulah Etik rajin mencari informasi beasiswa yang bisa membawanya melanjutkan studi di kampus luar negeri. Dengan informasi yang Etik miliki, ia menghubungi beberapa lembaga melalui media sosial Instagram.

“Aku waktu itu langsung menargetkan untuk melanjutkan SMA di luar negeri, namun beberapa kali gagal. Di situ aku sadar bahwa kemampuanku juga perlu ditingkatkan,” ceritanya.

Belajar Menulis Otodidak untuk Mendaftar Beasiswa


Etik pun berupaya untuk memenuhi segala persyaratan beasiswa. Salah satunya meningkatkan kemampuan dalam menulis esai sehingga secara otodidak dia pun belajar dunia penulisan dengan tekun.

“Suatu hari, di sekolahku mengadakan lomba esai. Aku memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengasah kemampuan menulisku. Aku pun berhasil lolos walaupun hanya sampai tahap finalis,” ujarnya.

Menemukan Dunia Baru di Karya Tulis Ilmiah

Baca juga: Kisah Haru, Jadi Yatim sejak Kecil dan Hampir Putus Sekolah Kini Jennie Raih MOSMA ke AS

Etik semakin menekuni dunia karya tulis terutama karya tulis ilmiah karena masih berhubungan penelitian yang ia minati. Berkat mengikuti beberapa lomba tersebut ia mendapatkan sertifikat yang membuatnya berhasil masuk ke MAN 2 Ponorogo melalui jalur prestasi.

Perjuangan gadis kelahiran Ponorogo, 21 September 2004 ini terus berlanjut dengan ikut bidang penelitian di MAN 2 Ponorogo dengan mengikuti ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).

MAN 2 Ponorogo memang dikenal sebagai sekolah riset yang memiliki track record siswa berprestasi di dunia penelitian, sehingga sekolah membebaskan siswa-siswinya untuk mengeksplor minat dan bakat.

Melalui guru-gurunya yang selalu mendorong dengan memberikan poster perlombaan, Etik yang sedang duduk di bangku tahun pertama tergerak untuk mengikuti lomba.

“Saat itu aku mulai mencari referensi judul untuk diikutsertakan lomba. Aku banyak berdiskusi juga dengan guru-guruku perihal judul yang aku inginkan. Guru-guruku memberikan banyak arahan dan pandangan yang bisa aku kembangkan bersama tim karena setiap perlombaan pasti memiliki kriteria proposal penelitian itu sendiri,” ujar Etik.

Deretan Prestasi Pun Diraih

Prestasi pertama diraih Etik pada tahun 2021 yaitu di ajang X-Nation yang diadakan oleh Jurusan Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FEB Ubaya) dengan meraih juara 1. Kemudian, juara 1 Operation Innovation Challenge dengan inovasi “SUTE POTA Sushi Sate Ponorogo punya cerita.”

Di tahun yang sama, Etik kembali membuat proposal penelitian yang berjudul “Dampak Wisata Pedestrian Face off terhadap Pendapatan dan Peluang Usaha di Jalan HOS Cokroaminoto” dan berhasil meraih juara harapan 1 di bidang ekonomi Lomba Peneliti Belia (LPB) Jawa Timur tahun 2021. Kemudian, di bulan Desember ia berhasil meraih juara 1 National Essay Competition tahun 2021 yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII).

Perjuangan Etik dalam mencetak prestasi tidak berhenti, pada bulan Maret 2022, ia bersama timnya mengikuti Kompetisi Proposal Penelitian Kreasi dan Inovasi (KRESNA) yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia yang berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Ia berhasil meraih medali perak dengan karya tulis berjudul “Meraba dari yang Tersisa: Eksplorasi Situs Ngurawan Berbasis Informasi Eksploitasi dan Geolistrik Resistivitas.” Selanjutnya pada Juni 2022 Etik mendapatkan penghargaan Honorable Mention bidang geografi di ajang KoSSMI (Kompetisi Sains Siswa Muslim Indonesia).

Baca juga: Jadi Mahasiswa Termuda ITB Jurusan Kimia, Begini Cerita Tamima Meirizqeena

“Aku banyak mengikuti berbagai macam perlombaan, namun aku sadar bahwa prestasi akademik saja tidak cukup untuk meningkatkan kualitas diri, oleh karena itu aku memutuskan untuk bergabung di organisasi luar sekolah yang dilaksanakan oleh NGO, yaitu ‘Back to Lerak’ yang merupakan bagian dari Watery Nation,” kata Etik.

Etik pun menjadi volunteer termuda yang bergabung, disana Etik banyak belajar tentang penggunaan deterjen yang tinggi mempengaruhi pencemaran air sehingga bisa digantikan dengan buah lerak.

Manfaatkan Sertifikat Juara Nasional untuk Daftar BIM


Di tengah kesibukannya di dunia akademik dan organisasi, Etik mengetahui bahwa kakak kelasnya di MAN 2 Ponorogo berhasil lolos di universitas luar negeri melalui Beasiswa Indonesia Maju (BIM) yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).

“Saat itu aku langsung mencari tahu tentang BIM. Aku banyak ngobrol juga dengan kakak kelasku. Aku memanfaatkan sertifikat tingkat nasional yang aku punya dan alhamdulillah, aku lolos di tahap BIM pembinaan,” kata Etik.

“Aku ingat pertama kali proses seleksi administrasi. Aku mengumpulkan nilai rapor, sertifikat, dan yang lainnya. Kemudian aku melakukan wawancara dan alhamdulillah, Allah memberikan jalan untuk meraih cita-citaku untuk kuliah di luar negeri lewat BIM,” tuturnya.

Selama sembilan bulan Etik dan penerima BIM Angkatan 2 lainnya mengikuti pembinaan untuk mendaftar di luar negeri. Ia menikmati proses panjang tersebut demi mimpi yang ia tunggu-tunggu. “Lolos beasiswa BIM jadi pengalaman paling mengharukan yang aku rasakan sejauh ini.” sambungnya.

Sukarman, ayah Etik merupakan seorang petani sedangkan Ibunya, Siti Mahmudah adalah Ibu Rumah Tangga. “Ayah biasanya pergi setelah aku berangkat sekolah dan saat dzuhur ia pulang lalu kembali ke sawah lagi untuk bertani,” ujar Etik.

Sukarman dan Siti Mahmudah, kedua orang tua Etik juga selalu memotivasi anak-anaknya mengenai pentingnya pendidikan. “Mereka memotivasi kami anak-anaknya bahwa lewat pendidikan kami bisa mengubah kualitas diri, mengangkat status keluarga, bahkan kami bisa bertemu dengan banyak orang-orang hebat nantinya,” katanya.

“Aku sangat berharap bisa membanggakan keluargaku. Terutama kepada kedua orang tuaku, aku ingin mereka bangga dan merasa berhasil sudah melahirkan anak-anak hebat,” tambahnya.

Di tengah pembinaan BIM, Etik pernah mengalami masa-masa sulit saat menyeimbangkan kegiatan sekolah dengan pembinaan di BIM, namun tetap berhasil Etik lalui.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Jurusan Astronomi ITB, Langka dan Satu-Satunya di Asia Tenggara

“Aku harus menyeimbangkan urusan akademik di sekolah dengan yang lain. Seperti saat di sekolah aku harus benar-benar fokus mendengarkan penjelasan guru, apabila ada tugas aku langsung mengerjakan di sekolah. sehingga saat pulang aku bisa fokus mengikuti kegiatanku yang lain,” ungkapnya.

Etik pun memiliki cara unik untuk mengatasi hal tersebut, ia melakukan kegiatan seperti memasak dan mencoba resep-resep baru untuk dihidangkan kepada orang tuanya. Hal sederhana tersebut berhasil menghilangkan rasa lelahnya.

Perjuangan Etik pun berbuah manis, setelah mendaftar ke banyak universitas yang dia impikan. Etik pun berhasil lolos di enam universitas terkenal di luar negeri.

MemilihNational Taiwan University untuk Belajar Ekonomi

Saat ini dia telah berangkat menuju kampus pilihannya, National Taiwan University di jurusan Bachelor of Economics. Ia sangat bahagia bisa masuk ke jurusan yang sangat ia cintai sejak lama yaitu ekonomi.

“Inilah alasanku untuk kuliah di luar negeri, aku ingin banyak belajar tentang kebijakan ekonomi asia langsung dari tempatnya, karena sebelumnya aku juga banyak baca penelitian dari profesor di universitas tersebut tentang ekonomi asia,” kata Etik.

“Keberuntungan adalah sebuah kesempatan yang dipertemukan dengan kemampuan. Jadi kemampuan harus ditingkatkan sampai didekatkan dengan kesempatan, apabila kesempatan tersebut sudah datang, dengan kemampuan yang kita punya maka keberuntungan tersebut semakin besar,” pesan Etik.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3191 seconds (0.1#10.140)