5 Fakta Menarik Jurusan Astronomi ITB, Langka dan Satu-Satunya di Asia Tenggara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) memiliki kekhususan sendiri di antara jurusan lainnya. Tak hanya langka, namun jurusan yang hanya ada di ITB pun satu-satunya di Asia Tenggara.
Jurusan Astronomi berada di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Fakultas ini menjadi fakultas tertua dan terdepan di Indonesia dalam bidang Matematika dan IPA yang berdiri sejak 1947.
Bagi kalian yang ingin kuliah di ITB dan tertarik untuk mempelajari dunia angkasa, berikut ini ulasan mengenai jurusan Astronomi ITB, dikutip dari laman resminya.
Baca juga: Jadi Mahasiswa Termuda ITB Jurusan Kimia, Begini Cerita Tamima Meirizqeena
Jurusan Astronomi ITB tak hanya telah meraih akreditasi Unggul Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) untuk S1 dan S2. Namun juga terakreditasi A untuk program S3.
Jurusan Astronomi ITB juga telah meraih akreditasi internasional Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN).
Jurusan yang lahir pada 1951 dan rumah bagi pendidikan sains, teknologi, seni dan bisnis ini telah melahirkan banyak alumni-alumni yang handal di bidangnya masing-masing.
Beberapa di antaranya adalah adalah Dr. Hanindyo Kuncarayakti di Universitas Chile, Dr. Tri Laksmana Astraatmadja di (MPIA) Jerman, dan Premana W. Premadi, Ph. D. yang baru-baru ini diabadikan dalam nama sebuah asteroid.
Salah satu fasilitas pembelajaran yang akan digunakan mahasiswa Astronomi ITB adalah Observatorium Bosscha yang tahun ini diperingati ulang tahun ke-100.
Observatorium Bosscha dibangun pada awal 1920-an oleh Nederlandsch-Indische Sterrekundige Vereeniging/NISV yang didanai dua pengusaha Belanda Karel Albert Rudolph Bosscha dan Ursone.
Baca juga: 11 Lokasi Kampus PKN STAN Berbagai Kota di Indonesia, Ada Wilayahmu?
Pada 1951, NISV menyerahkan Observatorium Bosscha pada pemerintah Republik Indonesia. Pada 1951 juga menjadi tahun bersejarah karena pendidikan astronomi resmi berdiri dan dikukuhkannya Prof. Dr. Gale Bruno van Albada sebagai Guru Besar Astronomi.
Tata Surya, Fisika Bintang, serta Galaksi dan Kosmologi menjadi tiga bidang keahlian di Astronomi ITB. Selain itu, beberapa kuliah pilihan yang lebih bersifat terapan juga ditawarkan.
Seperti kuliah Statistika dan Data Mining yang lebih mengarah pada penerapan metode statistika dalam pengumpulan data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Kemudian ada kuliah Lintasan Satelit yang lebih mengarah pada Astronautika, kuliah Pengantar Instrumentasi Astronomi yang memperkenalkan kemajuan teknologi instrumentasi dalam Astronomi, dan kuliah Sistem Kalender yang nantinya dapat digunakan untuk penentuan hilal/awal bulan hijriah.
Dengan misi menghasilkan lulusan bidang astronomi dan astrofisika yang berkarakter kuat dan berdaya saing global, lulusan Astronomi ITB memiliki banyak prospek kerja, di antaranya:
Jurusan Astronomi berada di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Fakultas ini menjadi fakultas tertua dan terdepan di Indonesia dalam bidang Matematika dan IPA yang berdiri sejak 1947.
Bagi kalian yang ingin kuliah di ITB dan tertarik untuk mempelajari dunia angkasa, berikut ini ulasan mengenai jurusan Astronomi ITB, dikutip dari laman resminya.
Baca juga: Jadi Mahasiswa Termuda ITB Jurusan Kimia, Begini Cerita Tamima Meirizqeena
5 Fakta Menarik Jurusan Astronomi ITB
1. Akreditasi
Jurusan Astronomi ITB tak hanya telah meraih akreditasi Unggul Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) untuk S1 dan S2. Namun juga terakreditasi A untuk program S3.
Jurusan Astronomi ITB juga telah meraih akreditasi internasional Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN).
2. Memiliki Alumni Terbaik
Jurusan yang lahir pada 1951 dan rumah bagi pendidikan sains, teknologi, seni dan bisnis ini telah melahirkan banyak alumni-alumni yang handal di bidangnya masing-masing.
Beberapa di antaranya adalah adalah Dr. Hanindyo Kuncarayakti di Universitas Chile, Dr. Tri Laksmana Astraatmadja di (MPIA) Jerman, dan Premana W. Premadi, Ph. D. yang baru-baru ini diabadikan dalam nama sebuah asteroid.
3. Bisa Belajar di Observatorium Berusia 100 Tahun
Salah satu fasilitas pembelajaran yang akan digunakan mahasiswa Astronomi ITB adalah Observatorium Bosscha yang tahun ini diperingati ulang tahun ke-100.
Observatorium Bosscha dibangun pada awal 1920-an oleh Nederlandsch-Indische Sterrekundige Vereeniging/NISV yang didanai dua pengusaha Belanda Karel Albert Rudolph Bosscha dan Ursone.
Baca juga: 11 Lokasi Kampus PKN STAN Berbagai Kota di Indonesia, Ada Wilayahmu?
Pada 1951, NISV menyerahkan Observatorium Bosscha pada pemerintah Republik Indonesia. Pada 1951 juga menjadi tahun bersejarah karena pendidikan astronomi resmi berdiri dan dikukuhkannya Prof. Dr. Gale Bruno van Albada sebagai Guru Besar Astronomi.
4. Punya Kuliah Pilihan yang Menarik
Tata Surya, Fisika Bintang, serta Galaksi dan Kosmologi menjadi tiga bidang keahlian di Astronomi ITB. Selain itu, beberapa kuliah pilihan yang lebih bersifat terapan juga ditawarkan.
Seperti kuliah Statistika dan Data Mining yang lebih mengarah pada penerapan metode statistika dalam pengumpulan data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Kemudian ada kuliah Lintasan Satelit yang lebih mengarah pada Astronautika, kuliah Pengantar Instrumentasi Astronomi yang memperkenalkan kemajuan teknologi instrumentasi dalam Astronomi, dan kuliah Sistem Kalender yang nantinya dapat digunakan untuk penentuan hilal/awal bulan hijriah.
5. Prospek Kerja
Dengan misi menghasilkan lulusan bidang astronomi dan astrofisika yang berkarakter kuat dan berdaya saing global, lulusan Astronomi ITB memiliki banyak prospek kerja, di antaranya: