Bidikmisi Wujudkan Cita-Cita Gadis Tasikmalaya Ini Lulus Kedokteran Unsoed dengan IPK 3,82
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ingin memiliki pekerjaan yang memberi manfaat bagi orang banyak adalah cita-cita dari Annisa Mardianti Sukmara. Dengan beasiswa Bidikmisi, Annisa memilih menjadi dokter untuk wujudkan harapan mulianya itu.
Kuliah kedokteran sejatinya bukan cita-cita awal Annisa, gadis kelahiran Tasikmalaya 22 Maret 1999 tersebut. Annisa sebetulnya ingin masuk Fakultas Teknik. Akan tetapi, di kelas 3 saat dia berseragam putih abu-abu, dokter menjadi mimpi baru yang ingin dia rengkuh.
Alumnus SMA Negeri 2 Tasikmalaya itu bertutur, keinginan menjadi dokter itu diperkuat dengan kenyataan daerahnya yang masih minim jumlah dokter dan fasilitas kesehatan. Bahkan untuk mencapai rumah sakit terdekat warga harus ngompreng angkutan kota sekitar 1,5 jam.
Baca juga: 15 Jurusan Teknik yang Lulusannya Paling Dibutuhkan dan Dicari di Dunia Industri
Dengan pengalaman di angkot dan minimnya profesi dokter di wilayahnya itu, dia pun melabuhkan cita cita untuk menjadi dokter supaya bisa membantu orang orang yang kurang mampu dan juga bisa melayani daerah dengan fasilitas kesehatan yang kurang.
“Saya juga ingin punya pekerjaan yang di mana pun saya bisa bermanfaat. Menurut saya , menjadi dokter itu di mana pun kita berada kita bisa menggunakan ilmu yang kita punya untuk membantu orang lain. Mau itu kita di kampung, di kota , bahkan di tempat terpencil pun Insya Allah kita bisa menolong orang lain dengan ilmu yang kita punya," jelasnya.
Anak kedua dari enam bersaudara itu mengakui, jika tidak ada beasiswa Bidikmisi mungkin dia tidak bisa melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran. Annisa datang dari keluarga sederhana, ayahnya pedagang kayu dan ibunya hanya ibu rumah tangga bisa sehingga tidak mungkin mampu membiayai dengan uang sendiri untuk kuliah kedokteran.
Beasiswa Bidikmisi diraihnya pada pada 2017 lalu. Saat itu dia mengetahui beasiswa Bidikmisi kala dia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan saat SMA dia dibantu guru BK untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), kini menjadi Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Pendidikan di Fakultas Kedokteran pun mampu dirampungkan Annisa dalam waktu 6 tahun. Karena punya niat yang tinggi, berbagai kendala dilaluinya dengan penuh rasa semangat dan pantang menyerah.
“Jangan sampai ada kata menyerah, mau bagaimanapun kendalanya harus tetap berusaha, dan jangan menunda apa yang bisa kita lakukan sekarang, seperti pada saat Co- ass dengan padatnya aktifitas kita harus bisa memilih waktu untuk belajar, bermain atau berorganisasi, terkadang ada yang harus kita korbankan untuk bisa meraih tujuan,” lugasnya.
Dan hari bahagia itu pun tiba. Selasa, 15 Agustus 2023, merupakan hari yang paling bahagia baginya. Dua hari menjelang HUT ke-78 RI itu Annisa menjadi salah seorang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Soedirman yang diambil sumpahnya sebagai dokter.
Berbahagia karena Annisa berhasil meraih profesi dokter dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,82 sehingga menjadi yang tertinggi di Fakultas Kedokteran Unsoed periode Wisuda Profesi ke-65.
Annisa juga layak berbahagia mengingat keberhasilannya sebagai dokter juga karena memperoleh bantuan pendidikan Bidikmisi pada tahun 2017 lalu.
Baca juga: Karier Pendidikan Ridwan Kamil, Kandidat Cawapres yang Ditimbang PDIP, Pemilik Gelar Master of Urban Design
Annisa mengaku sangat sangat bersyukur bisa menjadi penerima beasiswa Bidikmisi yang kini bertransformasi menjadi KIP Kuliah Merdeka. Menurutnya, kalau dipikir secara realistis, untuk bisa kuliah di kedokteran itu sangat berat terutama dalam hal biaya.
“Alhamdulillah, saya bisa menjadi penerima beasiswa Bidikmisi, sehingga sangat terbantu mencapai cita-cita saya ini. Mungkin jika tanpa beasiswa Bidikmisi saya tidak tahu, apakah saya sekarang bisa menjadi dokter atau tidak," ucapnya.
Annisa sedang menunggu keputusan penempatan program internship Kedokteran yang rencananya akan dimulai November 2023. Annisa berharap bisa ditempatkan di rumah sakit terdekat di tempat tinggalnya, yakni di Rumah Sakit Umum Daerah Citra Medika Singaparna.
“Setelah selesai internship, saya ingin mendaftar magang di rumah sakit dan mencari beasiswa daerah untuk melanjutkan ke pendidikan spesialis, mudah mudahan bisa terwujud,” terang Annisa.
Saat menjalani Co-Ass beberapa waktu lalu, Annisa ditempatkan di 3 rumah sakit, yaitu di RS Prof. Dr Margono Soekarjo di Purwokerto, Ajibarang, dan Banyumas. Sementara puskesmasnya di Puskesmas Sokaraja, Jatilawang, Kemranjen dan Kembaran II.
Annisa pun mengucapkan terima kasih pada Kemendikbudristek dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang telah memberikan kesempatan kepadanya untuk bisa menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran melalui jalur Bidikmisi.
“Pencairan Bidikmisinya yang tepat waktu sangat membantu saya meringankan beban selama kuliah.Saya berharap agar kuota peserta Bidikmisi yang sekarang menjadi KIP Kuliah dapat terus bertambah sehingga lebih banyak pula mahasiswa yang terkendala biaya seperti saya bisa tetap kuliah," pungkasnya.
Kuliah kedokteran sejatinya bukan cita-cita awal Annisa, gadis kelahiran Tasikmalaya 22 Maret 1999 tersebut. Annisa sebetulnya ingin masuk Fakultas Teknik. Akan tetapi, di kelas 3 saat dia berseragam putih abu-abu, dokter menjadi mimpi baru yang ingin dia rengkuh.
Peristiwa di Angkot Pengubah Jalan Hidup
“Dalam sebuah perjalanan ke sekolah di angkutan kota, kebetulan saya satu mobil dengan lansia yang mau berobat, sampai dia kejang di mobil, dari situ saya terbersit cita cita untuk menjadi dokter," katanya, dikutip dari laman Puslapdik, Rabu (13/9/2023).Alumnus SMA Negeri 2 Tasikmalaya itu bertutur, keinginan menjadi dokter itu diperkuat dengan kenyataan daerahnya yang masih minim jumlah dokter dan fasilitas kesehatan. Bahkan untuk mencapai rumah sakit terdekat warga harus ngompreng angkutan kota sekitar 1,5 jam.
Baca juga: 15 Jurusan Teknik yang Lulusannya Paling Dibutuhkan dan Dicari di Dunia Industri
Dengan pengalaman di angkot dan minimnya profesi dokter di wilayahnya itu, dia pun melabuhkan cita cita untuk menjadi dokter supaya bisa membantu orang orang yang kurang mampu dan juga bisa melayani daerah dengan fasilitas kesehatan yang kurang.
“Saya juga ingin punya pekerjaan yang di mana pun saya bisa bermanfaat. Menurut saya , menjadi dokter itu di mana pun kita berada kita bisa menggunakan ilmu yang kita punya untuk membantu orang lain. Mau itu kita di kampung, di kota , bahkan di tempat terpencil pun Insya Allah kita bisa menolong orang lain dengan ilmu yang kita punya," jelasnya.
Bidikmisi Wujudkan Mimpi
Anak kedua dari enam bersaudara itu mengakui, jika tidak ada beasiswa Bidikmisi mungkin dia tidak bisa melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran. Annisa datang dari keluarga sederhana, ayahnya pedagang kayu dan ibunya hanya ibu rumah tangga bisa sehingga tidak mungkin mampu membiayai dengan uang sendiri untuk kuliah kedokteran.
Beasiswa Bidikmisi diraihnya pada pada 2017 lalu. Saat itu dia mengetahui beasiswa Bidikmisi kala dia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan saat SMA dia dibantu guru BK untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), kini menjadi Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Pendidikan di Fakultas Kedokteran pun mampu dirampungkan Annisa dalam waktu 6 tahun. Karena punya niat yang tinggi, berbagai kendala dilaluinya dengan penuh rasa semangat dan pantang menyerah.
“Jangan sampai ada kata menyerah, mau bagaimanapun kendalanya harus tetap berusaha, dan jangan menunda apa yang bisa kita lakukan sekarang, seperti pada saat Co- ass dengan padatnya aktifitas kita harus bisa memilih waktu untuk belajar, bermain atau berorganisasi, terkadang ada yang harus kita korbankan untuk bisa meraih tujuan,” lugasnya.
Lulusan Terbaik Fakultas Kedokteran Unsoed
Dan hari bahagia itu pun tiba. Selasa, 15 Agustus 2023, merupakan hari yang paling bahagia baginya. Dua hari menjelang HUT ke-78 RI itu Annisa menjadi salah seorang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Soedirman yang diambil sumpahnya sebagai dokter.
Berbahagia karena Annisa berhasil meraih profesi dokter dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,82 sehingga menjadi yang tertinggi di Fakultas Kedokteran Unsoed periode Wisuda Profesi ke-65.
Annisa juga layak berbahagia mengingat keberhasilannya sebagai dokter juga karena memperoleh bantuan pendidikan Bidikmisi pada tahun 2017 lalu.
Baca juga: Karier Pendidikan Ridwan Kamil, Kandidat Cawapres yang Ditimbang PDIP, Pemilik Gelar Master of Urban Design
Annisa mengaku sangat sangat bersyukur bisa menjadi penerima beasiswa Bidikmisi yang kini bertransformasi menjadi KIP Kuliah Merdeka. Menurutnya, kalau dipikir secara realistis, untuk bisa kuliah di kedokteran itu sangat berat terutama dalam hal biaya.
“Alhamdulillah, saya bisa menjadi penerima beasiswa Bidikmisi, sehingga sangat terbantu mencapai cita-cita saya ini. Mungkin jika tanpa beasiswa Bidikmisi saya tidak tahu, apakah saya sekarang bisa menjadi dokter atau tidak," ucapnya.
Ingin Lanjut Kuliah Dokter Spesialis
Annisa sedang menunggu keputusan penempatan program internship Kedokteran yang rencananya akan dimulai November 2023. Annisa berharap bisa ditempatkan di rumah sakit terdekat di tempat tinggalnya, yakni di Rumah Sakit Umum Daerah Citra Medika Singaparna.
“Setelah selesai internship, saya ingin mendaftar magang di rumah sakit dan mencari beasiswa daerah untuk melanjutkan ke pendidikan spesialis, mudah mudahan bisa terwujud,” terang Annisa.
Saat menjalani Co-Ass beberapa waktu lalu, Annisa ditempatkan di 3 rumah sakit, yaitu di RS Prof. Dr Margono Soekarjo di Purwokerto, Ajibarang, dan Banyumas. Sementara puskesmasnya di Puskesmas Sokaraja, Jatilawang, Kemranjen dan Kembaran II.
Annisa pun mengucapkan terima kasih pada Kemendikbudristek dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang telah memberikan kesempatan kepadanya untuk bisa menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran melalui jalur Bidikmisi.
“Pencairan Bidikmisinya yang tepat waktu sangat membantu saya meringankan beban selama kuliah.Saya berharap agar kuota peserta Bidikmisi yang sekarang menjadi KIP Kuliah dapat terus bertambah sehingga lebih banyak pula mahasiswa yang terkendala biaya seperti saya bisa tetap kuliah," pungkasnya.
(nnz)