Kisah Guru MTs di Grobogan Rela Naik-Turun Bukit Sambangi Rumah Siswa

Senin, 03 Agustus 2020 - 15:15 WIB
loading...
Kisah Guru MTs di Grobogan Rela Naik-Turun Bukit Sambangi Rumah Siswa
Demi pembelajaran, Muhammad Zaki Iqbal,guru MTs Al Hidayah Karangrayung, Kabupaten Grobogan ini menyambangi siswa di rumahnya. Foto/Istimewa
A A A
GROBOGAN - Program Jogo Tonggo (jaga tetangga) ternyata tak hanya untuk melawan penyebaran COVID-19 di Jawa Tengah. Program yang diinisiasi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ini juga diaplikasikan menjadi Jogo Siswa sebagai solusi di bidang pendidikan.

Di Kabupaten Grobogan , ada salah seorang guru MTs yang rela naik-turun perbukitan dan melewati jalan berliku menyambangi rumah siswa untuk memberikan pembelajaran secara langsung. Ia adalah Muhammad Zaki Iqbal, guru MTs Al Hidayah Karangrayung, Kabupaten Grobogan.

Wabah COVID-19 hampir melumpuhkan aktivitas di semua lini kehidupan masyarakat, termasuk pendidikan. Semua sekolah menerapkan sistem daring untuk proses belajar-mengajar. (Baca juga: Tak Diusulkan, 20 Guru di Batanghari Tak Terima Tunjangan 2019 )

Hal ini masih terdapat kendala-kendala terutama ketersediaan perangkat seperti handphone, laptop, sampai kuota internet. Bagi siswa yang berada di pelosok, baik dari kondisi ekonomi yang rendah hingga lokasi yang sudah sinyal, perlu dilakukan tindakan solutif dari pendidik.

Muhammad Zaki Iqbal, pandemi COVID-19 perlu disikapi dengan terus berusaha survive, terutama di dunia pendidikan. Ia pun menerjemahkan Program Jogo Tonggo menjadi Jogo Siswa sebagai langkah solutif.

"Kita tidak bisa berdiam diri atas adanya COVID-19. Kita harus tetap survive. Proses pembelajaran dilakukan secara daring, memang itu solusi di saat pandemi. Namun, kita juga harus beradaptasi dengan kondisi yang ada di lapangan," ungkap Zaki, Senin (3/8/2020). (Baca juga: Belum Berhasil, DPR Minta Mendikbud Tinjau Ulang PJJ )

Di daerahnya, masih banyak siswa yang hidup di lingkungan keluarga yang tidak mampu. Selain itu, kondisinya yang berbukitan dan hutan membuat susah menangkap sinyal.

"Kondisi itulah kemudian kita berinisiatif selain daring bagai siswa yang memiliki perangkat dan sinyal, kita juga menyambangi siswa yang tidak mampu mengikuti secara daring," ungkapnya.

Zaki menyambangi rumah beberapa siswa yang tidak mampu mengikuti daring tiap Sabtu dan Minggu. Ia berkeliling melewati jalan berliku, naik-turun melewati hutan untuk sampai ke rumah siswa.

Baginya, apa yang dilakukan sudah menjadi tanggungjawabnya sebagai seorang guru. Hal itu juga sebagai bentuk aplikasi Program Jogo Tonggo."Iya, ini seperti Jogo Siswa, kalau Pak Ganjar Itu ada Jogo Tonggo maka kita terjemahkan di sekolah sebagai Jogo Siswa," paparnya. (Baca juga: Banyak Kendala di Lapangan, Belajar Jarak Jauh Perlu Evaluasi Total )

Meski harus bertatap muka langsung dengan siswa, Zaki memastikan tetap menerapkam protokol kesehatan. "Iya tetap pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan. Ini juga sebagai edukasi kepada mereka terhadap protokol kesehatan," ucapnya.

Sementara, Sulastri (47) salah seorang wali siswa MTs Al Hidayah menyampaikan terimakasih kepada guru yang telah rela mendatangi anaknya untuk memberikan pelajaran di rumah. Ia sendiri merupakan janda dan hanya bekerja pencari kayu di hutan.

"Empat tahun lalu suami saya meninggal. Saya hanya kerja cari kayu, jadi pendapatannya tidak tentu. Anak saya tidak punya HP. Terimakasih pak guru yang mau datang ke rumah kasih pelajaran," pungkasnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0992 seconds (0.1#10.140)