Jadi Politeknik Nomor 1 di Indonesia, Ini Profil PENS dan Jurusan yang Ditawarkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) menjadi politeknik terbaik di Indonesia menurut Webometrics 2023. Mari mengenal lebih jauh PENS yang berdiri sejak 1984 ini.
PENS pada pemeringkatan perguruan tinggi dunia Webometrics edisi Juli 2023 menempati peringkat 28 terbaik di Indonesia dan berada di posisi 2.493 dunia.
Dikutip dari laman PENS, keberadaan PENS terkait dengan pemberian hibah dari Japan International Cooperation Agency (JICA), sebuah badan kerja sama internasional Jepang untuk membantu pembangunan negara-negara berkembang.
Bantuan dan hibah tersebut jatuh ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang bersedia menyediakan lahan 10 hektar untuk pembangunan politeknik.
Pada awalnya dipilihlah nama Politeknik Elektro dengan lima fakultas, yaitu FMIPA, FTI, Teknik Sipil Perencanaan, Perkapalan, dan Fakultas Non Gelar Teknologi.
Pada 1988, pembangunan Politeknik Elektro rampung. JICA pun secara resmi memberikan gedung dan juga peralatan pendidikan di politeknik tersebut kepada pemerintah Indonesia. Pada Juni 1988, Presiden ke-2 RI Soeharto meresmikan pendidikan tinggi teknik yang diberi nama Politeknik Elektronika dan Telekomunikasi (PET).
Baca juga: Alumni Perguruan Tinggi Ini Ternyata Jadi Langganan Diterima di Kementerian Negara
Bantuan JICA ini tidak hanya terlihat dari kualitas bahan bangunan dengan spesifikasi tinggi namun juga kualitas mebeler meja dan kursi yang masih kokoh hingga kini. Barang sumbangan JICA juga diberi label tulisan From People Japan, menunjukkan hibah tersebut benar-benar dari masyarakat Negeri Matahari Terbit itu.
Mahasiswa PET angkatan pertama terdiri dari 120 mahasiswa. Pakar elektronika dan telekomunikas dari Tokyo diterbangkan ke Surabaya untuk transfer knowledge dan begitu pula pengajar PET diterbangkan ke Jepang untuk belajar metodologi pendidikan politeknik hingga menyiapkan modul pembelajaran.
Politeknik Elektronika dan Telekomunikasi (PET) yang diresmikan Soeharto pada 2 Juni 1988 kemudian diubah namanya menjadi Politeknik Elektronika Surabaya (PES) pada 1992. Ini sejalan dengan kebijakan Mendikbud saat itu yang ingin menata ulang keberadaan seluruh politeknik, institut dan sebagian universitas di Indonesia.
Selanjutnya pada 1996 PES kemudian diubah lagi namanya oleh Mendikbud menjadi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
PENS terus tumbuh dan berkembang pesat. Pada 1999, PENS terpilih menjadi salah satu dari 5 partner JICA yang terbaik di dunia. JICA menyerahkan JICA Award ke Direktur PENS saat itu, Dr. Ir. Mohammad Nuh, sebagai penghargaan tertinggi sebagai bentuk apresiasi terhadap pesatnya kemajuan PENS dalam menjalankan proyek JICA.
Setelah 24 tahun menjadi bagian ITS, akhirnya PENS berdiri sebagai perguruan tinggi negeri mandiri. Kemandirian itu dimulai sejak keluarnya Permendikbud No 49/2011 tentang statuta ITS yang berisi antara lain menyebutkan bahwa PENS tak lagi menjadi bagian dari ITS.
Baca juga: Atasi Bau Mulut, Mahasiswa Unsoed Ciptakan Mouthwash dari Daun Pohpohan
1. Susanto (1988-1997)
2. Ir. Mohammad Nuh, DEA. (1997-2002)
3. Ir. Titon Dutono, M.Eng. (2002-2009)
4. Dadet Pramadihanto, M.Eng, Ph.D. (2009-2013)
5. Dr. Zainal Arief, ST., MT. (2013-2021)
6. Aliridho Barakbah, S.Kom., Ph.D. (2021-2025)
1. Teknik Elektronika
2. Teknik Telekomunikasi
3. Teknik Elektro Industri
4. Teknik Informatika
5. Teknik Mekatronika
6. Teknik Komputer
7. Teknologi Multimedia Broadcasting
8. Sistem Pembangkit Energi
9. Sains Data Terapan
10. Sistem Pembangkit Energi
11. Teknologi Gane
12. Teknologi Rekayasa Multimedia
13. Teknologi Rekayasa Internet
14. Pendidikan Jarak Jauh
15. S2 Teknik Elektro
16. S2 Teknik Informatika dan Komputer
Demikian sekilas profil PENS yang menjadi politeknik terbaik pertama di Indonesia versi Webometrics edisi Juli 2023. Semoga informasi mengenai kampus yang disebut sebagai pioner dalam bidang robotika ini bermanfaat bagi pembaca setia SINDOnews.
Lihat Juga: Kemendikdasmen akan Bangun Sekolah Unggul Garuda, Targetkan Mahasiswa Masuk Kampus Top 100 Dunia
PENS pada pemeringkatan perguruan tinggi dunia Webometrics edisi Juli 2023 menempati peringkat 28 terbaik di Indonesia dan berada di posisi 2.493 dunia.
Profil dan Sejarah PENS
Dikutip dari laman PENS, keberadaan PENS terkait dengan pemberian hibah dari Japan International Cooperation Agency (JICA), sebuah badan kerja sama internasional Jepang untuk membantu pembangunan negara-negara berkembang.
Bantuan dan hibah tersebut jatuh ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang bersedia menyediakan lahan 10 hektar untuk pembangunan politeknik.
Pada awalnya dipilihlah nama Politeknik Elektro dengan lima fakultas, yaitu FMIPA, FTI, Teknik Sipil Perencanaan, Perkapalan, dan Fakultas Non Gelar Teknologi.
Pada 1988, pembangunan Politeknik Elektro rampung. JICA pun secara resmi memberikan gedung dan juga peralatan pendidikan di politeknik tersebut kepada pemerintah Indonesia. Pada Juni 1988, Presiden ke-2 RI Soeharto meresmikan pendidikan tinggi teknik yang diberi nama Politeknik Elektronika dan Telekomunikasi (PET).
Baca juga: Alumni Perguruan Tinggi Ini Ternyata Jadi Langganan Diterima di Kementerian Negara
Bantuan JICA ini tidak hanya terlihat dari kualitas bahan bangunan dengan spesifikasi tinggi namun juga kualitas mebeler meja dan kursi yang masih kokoh hingga kini. Barang sumbangan JICA juga diberi label tulisan From People Japan, menunjukkan hibah tersebut benar-benar dari masyarakat Negeri Matahari Terbit itu.
Mahasiswa PET angkatan pertama terdiri dari 120 mahasiswa. Pakar elektronika dan telekomunikas dari Tokyo diterbangkan ke Surabaya untuk transfer knowledge dan begitu pula pengajar PET diterbangkan ke Jepang untuk belajar metodologi pendidikan politeknik hingga menyiapkan modul pembelajaran.
PET Berganti Nama Menjadi PES
Politeknik Elektronika dan Telekomunikasi (PET) yang diresmikan Soeharto pada 2 Juni 1988 kemudian diubah namanya menjadi Politeknik Elektronika Surabaya (PES) pada 1992. Ini sejalan dengan kebijakan Mendikbud saat itu yang ingin menata ulang keberadaan seluruh politeknik, institut dan sebagian universitas di Indonesia.
PES Menjadi PENS
Selanjutnya pada 1996 PES kemudian diubah lagi namanya oleh Mendikbud menjadi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
PENS terus tumbuh dan berkembang pesat. Pada 1999, PENS terpilih menjadi salah satu dari 5 partner JICA yang terbaik di dunia. JICA menyerahkan JICA Award ke Direktur PENS saat itu, Dr. Ir. Mohammad Nuh, sebagai penghargaan tertinggi sebagai bentuk apresiasi terhadap pesatnya kemajuan PENS dalam menjalankan proyek JICA.
PENS Lepas dari Naungan ITS
Setelah 24 tahun menjadi bagian ITS, akhirnya PENS berdiri sebagai perguruan tinggi negeri mandiri. Kemandirian itu dimulai sejak keluarnya Permendikbud No 49/2011 tentang statuta ITS yang berisi antara lain menyebutkan bahwa PENS tak lagi menjadi bagian dari ITS.
Baca juga: Atasi Bau Mulut, Mahasiswa Unsoed Ciptakan Mouthwash dari Daun Pohpohan
Direktur PENS dari Masa ke Masa
1. Susanto (1988-1997)
2. Ir. Mohammad Nuh, DEA. (1997-2002)
3. Ir. Titon Dutono, M.Eng. (2002-2009)
4. Dadet Pramadihanto, M.Eng, Ph.D. (2009-2013)
5. Dr. Zainal Arief, ST., MT. (2013-2021)
6. Aliridho Barakbah, S.Kom., Ph.D. (2021-2025)
Jurusan yang Ditawarkan PENS
1. Teknik Elektronika
2. Teknik Telekomunikasi
3. Teknik Elektro Industri
4. Teknik Informatika
5. Teknik Mekatronika
6. Teknik Komputer
7. Teknologi Multimedia Broadcasting
8. Sistem Pembangkit Energi
9. Sains Data Terapan
10. Sistem Pembangkit Energi
11. Teknologi Gane
12. Teknologi Rekayasa Multimedia
13. Teknologi Rekayasa Internet
14. Pendidikan Jarak Jauh
15. S2 Teknik Elektro
16. S2 Teknik Informatika dan Komputer
Demikian sekilas profil PENS yang menjadi politeknik terbaik pertama di Indonesia versi Webometrics edisi Juli 2023. Semoga informasi mengenai kampus yang disebut sebagai pioner dalam bidang robotika ini bermanfaat bagi pembaca setia SINDOnews.
Lihat Juga: Kemendikdasmen akan Bangun Sekolah Unggul Garuda, Targetkan Mahasiswa Masuk Kampus Top 100 Dunia
(nnz)