Kecelakaan dan Patah Tulang, Lulusan Terbaik Unesa Ini Wisuda Pakai Kursi Roda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Khoirotul Ula, wisudawati S2 Pendidikan Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) terpaksa menjalani wisuda memakai kursi roda. Dia mengalami kecelakaan saat hendak mendaftar yudisium.
Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan mengapresiasi kehadiran Khoirotul dalam wisuda tersebut meskipun cedera dan harus menggunakan kursi roda.
Menurut Cak Hasan, panggilan akrab rektor, Khoirotul merupakan mahasiswa berprestasi dan punya dedikasi serta motivasi yang tinggi dalam belajar.
“Sebagai apresiasi kami, universitas memberikan dukungan berupa asuransi kesehatan untuk menunjang proses kesembuhan, dan kami juga memberikan apresiasi terhadap wisudawan yang tengah hamil besar,” ujarnya, dikutip dari laman Unesa, Kamis (12/10/2023).
“Saya jatuh ketika ibu-ibu bersepeda mendadak belok di depan dan di saat bersamaan ada mobil di depan. Saya kaget dan gak fokus, lalu terjatuh," cerita Khoirotul usai wisuda Unesa ke-108.
Awalnya dari kecelakaan itu, Khoirotul mengira hanya mengalami luka biasa dan keseleo, tetapi setelah berobat ke rumah sakit dia didiagnosa mengalami patah tulang, sehingga harus melalui proses pemulihan yang cukup lama.
Baca juga: Jadi Politeknik Nomor 1 di Indonesia, Ini Profil PENS dan Jurusan yang Ditawarkan
Karena kondisi itulah, Khoirotul mengenakan kursi roda yang membuatnya kesulitan beraktivitas, pun saat mendaftar yudisium.
Beruntung, dia memiliki teman baik asal Jombang yang membantunya menyelesaikan pendaftaran yudisium dan dia bisa hadir wisuda dengan berkursi roda.
Perempuan asal Lamongan itu bercerita, dia sempat merasa tidak terima dengan musibah yang dialami karena kejadian itu dekat dengan hari wisudanya. Mentalnya sempat terguncang, tetapi setelah berpikir kembali dan meyakini diri bahwa semua itu takdir dari Allah dan pasti ada hikmahnya.
Baca juga: Atasi Bau Mulut, Mahasiswa Unsoed Ciptakan Mouthwash dari Daun Pohpohan
“Saya sempat berpikir merasa malu harus wisuda pakai kursi roda, tapi keluarga saya memotivasi agar tetap ikut wisuda, karena ini merupakan hasil perjuangan saya selama ini. Saat wisuda saya diantar kakak saya.” bebernya.
Khoirotul yang merupakan guru TK itu berharap setelah lulus bisa memberikan lebih banyak manfaat kepada orang lain, terutama kepada anak didiknya.
Apalagi selama ini di samping berkuliah S2Khoirotul harus berjibaku antara tugas mengajar dan kuliah. Perjuangannya berbuah manis ketika dia mendapat anugerah sebagai Lulusan Terbaik dengan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,97.
Lihat Juga: Orasi Ilmiah Hendy Setiono di Uniska: Gastrodiplomasi Jadi Strategi Kenalkan Kuliner Nusantara
Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan mengapresiasi kehadiran Khoirotul dalam wisuda tersebut meskipun cedera dan harus menggunakan kursi roda.
Menurut Cak Hasan, panggilan akrab rektor, Khoirotul merupakan mahasiswa berprestasi dan punya dedikasi serta motivasi yang tinggi dalam belajar.
“Sebagai apresiasi kami, universitas memberikan dukungan berupa asuransi kesehatan untuk menunjang proses kesembuhan, dan kami juga memberikan apresiasi terhadap wisudawan yang tengah hamil besar,” ujarnya, dikutip dari laman Unesa, Kamis (12/10/2023).
“Saya jatuh ketika ibu-ibu bersepeda mendadak belok di depan dan di saat bersamaan ada mobil di depan. Saya kaget dan gak fokus, lalu terjatuh," cerita Khoirotul usai wisuda Unesa ke-108.
Awalnya dari kecelakaan itu, Khoirotul mengira hanya mengalami luka biasa dan keseleo, tetapi setelah berobat ke rumah sakit dia didiagnosa mengalami patah tulang, sehingga harus melalui proses pemulihan yang cukup lama.
Baca juga: Jadi Politeknik Nomor 1 di Indonesia, Ini Profil PENS dan Jurusan yang Ditawarkan
Karena kondisi itulah, Khoirotul mengenakan kursi roda yang membuatnya kesulitan beraktivitas, pun saat mendaftar yudisium.
Beruntung, dia memiliki teman baik asal Jombang yang membantunya menyelesaikan pendaftaran yudisium dan dia bisa hadir wisuda dengan berkursi roda.
Perempuan asal Lamongan itu bercerita, dia sempat merasa tidak terima dengan musibah yang dialami karena kejadian itu dekat dengan hari wisudanya. Mentalnya sempat terguncang, tetapi setelah berpikir kembali dan meyakini diri bahwa semua itu takdir dari Allah dan pasti ada hikmahnya.
Baca juga: Atasi Bau Mulut, Mahasiswa Unsoed Ciptakan Mouthwash dari Daun Pohpohan
“Saya sempat berpikir merasa malu harus wisuda pakai kursi roda, tapi keluarga saya memotivasi agar tetap ikut wisuda, karena ini merupakan hasil perjuangan saya selama ini. Saat wisuda saya diantar kakak saya.” bebernya.
Khoirotul yang merupakan guru TK itu berharap setelah lulus bisa memberikan lebih banyak manfaat kepada orang lain, terutama kepada anak didiknya.
Apalagi selama ini di samping berkuliah S2Khoirotul harus berjibaku antara tugas mengajar dan kuliah. Perjuangannya berbuah manis ketika dia mendapat anugerah sebagai Lulusan Terbaik dengan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,97.
Lihat Juga: Orasi Ilmiah Hendy Setiono di Uniska: Gastrodiplomasi Jadi Strategi Kenalkan Kuliner Nusantara
(nnz)