Alumnus FK Unair Spill Cara Kuliah di UCL Inggris dengan Beasiswa LPDP
loading...
A
A
A
JAKARTA - Alumnus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Margareth Ayu Caroline saat ini sedang menimba ilmu di University College London (UCL). Master of Science (MSc) Musculoskeletal Science and Medical Engineering
Perjuangan Oline mencapai titik ini tidak mudah. Kendati demikian, ia berhasil melewati prosesnya dengan baik. Peraih Beasiswa LPDP itu membongkar rahasia agar bisa kuliah di London. Oline menceritakan bahwa awal mula ia berkeinginan melanjutkan kuliah adalah berkat cita-citanya. Ia bercita-cita menjadi seorang dosen klinis. “Aku punya cita-cita ingin jadi dosen klinis, karena aku tertarik menjadi seorang pengajar,” katanya, dikutip dari laman Unair, Kamis (2/11/2023).
Oline juga mengungkapkan ketertarikannya pada bidang ortopedi. Hal ini membuat Oline memilih Master of Science (MSc) Musculoskeletal Science and Medical Engineering sebagai jurusannya. Ia memilih UCL karena telah bermitra dengan salah satu rumah sakit ortopedi terbaik dunia.
Baca juga: Bingung Pilih Jurusan? Kampus Ini Punya Prodi Terbanyak yang Bisa Jadi Acuan di SNBP 2024
Selain fasilitas penunjang, tersedia kurikulum pendidikan yang sesuai, guna mendukung Oline menggapai cita-cita. “UCL sudah kerja sama dengan Royal National Orthopaedic Hospital, salah satu rumah sakit ortopedi terbaik dunia. Kurikulum pendidikannya paket lengkap klinis ada, teknik ada, biomaterial ada, sampai penelitian juga ada,” tuturnya.
Ada beberapa rahasia yang Oline bongkar agar bisa kuliah di London. Pertama, menentukan alasan kuat. Segala proses akan berjalan dengan baik bila alasan kuat ikut menyertai. Bahkan Oline membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menentukan alasan kuat miliknya.
“Sebelum memutuskan mendaftar kuliah, aku harus menemukan alasan kuat dalam melanjutkan studi, ini berlangsung cukup lama. Kalau nggak ada alasan kuat, aku akan kesulitan dalam menjalankan segala proses,” jelasnya.
Rahasia kedua, memperbanyak diskusi dengan para pendahulu. Memiliki seorang mentor dalam prosesnya menjadi hal yang tak kalah penting. Jika ada mentor yang mendampingi, maka ia akan memberi arahan ketika mengalami kesulitan. “Mencari mentor artinya meminta bantuan dan bimbingan pendahulu yang sukses menimba pendidikan di luar negeri. Sehebat dan sepintar apapun, kita tidak bisa melakukan prosesnya sendiri,” papar Oline.
Baca juga: 4 Peluang Kerja Menjanjikan Lulusan Pendidikan dan Sastra Inggris, Tak Melulu Penerjemah
Melakukan pencarian mentor melalui media sosial menjadi opsi yang Oline sampaikan. Sementara rahasia ketiga adalah mencari teman seperjuangan. Menurut Oline menjalani proses dalam melanjutkan pendidikan, bisa membuat seseorang merasa kesepian. Teman seperjuangan bisa memberikan dorongan motivasi serta tempat berkeluh kesah karena ada pada posisi yang sama.
Lebih lanjut, Oline menerangkan bahwa proses yang ia jalani berlangsung tidak sebentar. Bahkan mempersiapkan segala hal untuk mendaftar kampus hingga beasiswa. “Nggak ada yang namanya menyiapkan persyaratan masuk kampus hingga beasiswa hanya satu atau dua bulan. Harus ada timeline yang tersusun,” ujarnya.
Terakhir, Oline berpesan bahwa dalam menjalani segala proses maka seseorang harus menikmatinya. Meski rasa sakit terkadang menghampiri tetapi proses harus terus berjalan. “Semakin berkembang maka rasa sakit yang terasa akan semakin besar. Memang prosesnya terasa nggak enak, rasanya menyakitkan. Tapi proses harus terus berjalan,” pungkasnya.
Perjuangan Oline mencapai titik ini tidak mudah. Kendati demikian, ia berhasil melewati prosesnya dengan baik. Peraih Beasiswa LPDP itu membongkar rahasia agar bisa kuliah di London. Oline menceritakan bahwa awal mula ia berkeinginan melanjutkan kuliah adalah berkat cita-citanya. Ia bercita-cita menjadi seorang dosen klinis. “Aku punya cita-cita ingin jadi dosen klinis, karena aku tertarik menjadi seorang pengajar,” katanya, dikutip dari laman Unair, Kamis (2/11/2023).
Oline juga mengungkapkan ketertarikannya pada bidang ortopedi. Hal ini membuat Oline memilih Master of Science (MSc) Musculoskeletal Science and Medical Engineering sebagai jurusannya. Ia memilih UCL karena telah bermitra dengan salah satu rumah sakit ortopedi terbaik dunia.
Baca juga: Bingung Pilih Jurusan? Kampus Ini Punya Prodi Terbanyak yang Bisa Jadi Acuan di SNBP 2024
Selain fasilitas penunjang, tersedia kurikulum pendidikan yang sesuai, guna mendukung Oline menggapai cita-cita. “UCL sudah kerja sama dengan Royal National Orthopaedic Hospital, salah satu rumah sakit ortopedi terbaik dunia. Kurikulum pendidikannya paket lengkap klinis ada, teknik ada, biomaterial ada, sampai penelitian juga ada,” tuturnya.
Kiat Kuliah di London ala Oline
Ada beberapa rahasia yang Oline bongkar agar bisa kuliah di London. Pertama, menentukan alasan kuat. Segala proses akan berjalan dengan baik bila alasan kuat ikut menyertai. Bahkan Oline membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menentukan alasan kuat miliknya.
“Sebelum memutuskan mendaftar kuliah, aku harus menemukan alasan kuat dalam melanjutkan studi, ini berlangsung cukup lama. Kalau nggak ada alasan kuat, aku akan kesulitan dalam menjalankan segala proses,” jelasnya.
Rahasia kedua, memperbanyak diskusi dengan para pendahulu. Memiliki seorang mentor dalam prosesnya menjadi hal yang tak kalah penting. Jika ada mentor yang mendampingi, maka ia akan memberi arahan ketika mengalami kesulitan. “Mencari mentor artinya meminta bantuan dan bimbingan pendahulu yang sukses menimba pendidikan di luar negeri. Sehebat dan sepintar apapun, kita tidak bisa melakukan prosesnya sendiri,” papar Oline.
Baca juga: 4 Peluang Kerja Menjanjikan Lulusan Pendidikan dan Sastra Inggris, Tak Melulu Penerjemah
Melakukan pencarian mentor melalui media sosial menjadi opsi yang Oline sampaikan. Sementara rahasia ketiga adalah mencari teman seperjuangan. Menurut Oline menjalani proses dalam melanjutkan pendidikan, bisa membuat seseorang merasa kesepian. Teman seperjuangan bisa memberikan dorongan motivasi serta tempat berkeluh kesah karena ada pada posisi yang sama.
Lebih lanjut, Oline menerangkan bahwa proses yang ia jalani berlangsung tidak sebentar. Bahkan mempersiapkan segala hal untuk mendaftar kampus hingga beasiswa. “Nggak ada yang namanya menyiapkan persyaratan masuk kampus hingga beasiswa hanya satu atau dua bulan. Harus ada timeline yang tersusun,” ujarnya.
Terakhir, Oline berpesan bahwa dalam menjalani segala proses maka seseorang harus menikmatinya. Meski rasa sakit terkadang menghampiri tetapi proses harus terus berjalan. “Semakin berkembang maka rasa sakit yang terasa akan semakin besar. Memang prosesnya terasa nggak enak, rasanya menyakitkan. Tapi proses harus terus berjalan,” pungkasnya.
(nnz)