Drama, Kenali Pengertian, Struktur, Unsur, Ciri Kebahasaan, dan Bentuknya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Drama adalah sebuah cerita atau kisah yang menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku akting atau dialog yang dipentaskan.
Drama berasal dari bahasa Yunani ‘draomai’ yang berarti ‘berbuat, berlaku, bertindak, beraksi, dan sebagainya’. Drama berarti ‘perbuatan, tindakan atau action.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (peran) atau dialog yang dipentaskan.
Drama juga dapat diartikan sebagai cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
Baca juga: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Kalimat Persuasif
Drama akan memunculkan karakter rekaan atau khayalan penulisnya. Namun, ada beberapa drama yang memang berasal dari kisah asli atau nyata yaitu kisah seseorang yang dituliskan menjadi naskah drama.
Selain itu, terdapat bagian-bagian penting dalam membuat naskah drama. Berikut informasinya.
Prolog adalah kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang cerita, yang biasanya disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu.
- Orientasi
Orientasi adalah bagian awal pada drama. Orientasi berisikan tentang perkenalan para tokoh, situasi cerita, dan pengajuan konflik yang akan dikembangkan di dalam drama.
- Komplikasi
Komplikasi atau bagian tengah cerita biasanya berisi tentang pengembangan konflik. Cerita dalam drama akan memunculkan rintangan atau masalah yang dihadapi oleh tokoh-tokoh dalam drama. Pada bagian akhir komplikasi dan awal resolusi akan memunculkan titik klimaks atau terjadi perubahan penting dari tokoh-tokoh dalam drama.
- Resolusi
Resolusi atau bagian akhir cerita berisikan tentang penyelesaian masalah yang sudah terjadi di komplikasi.
Epilog adalah kata-kata penutup yang berisi simpulan ataupun amanat tentang isi keseluruhan dialog. Bagian ini pun biasanya disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu.
Tema adalah gagasan utama yang menjadi struktur isi drama. Tema dalam drama bisa menyangkut segala persoalan, seperti kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan lainnya.
a. Latar tempat, penggambaran tempat kejadian dalam drama, seperti di sekolah, rumah, meja makan.
b. Latar waktu, penggambaran waktu kejadian dalam naskah, seperti pagi hari, siang hari, tanggal 17 Agustus 1945.
a. Protagonis, tokoh utama.
b. Antagonis, tokoh penentang protagonis.
c. Tritagonis, tokoh pendukung.
Dialog adalah pervakapan antara dua tokoh atau lebih dalam drama. Bagian ini sangat penting dalam drama.
Amanat adalah pesan yang disampaikan dalam drama kepada penonton. Amanat bersifat ajaran moral dan mendidik.
1. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Misalnya: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. Misalnya: menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Misalnya: merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami.
4. Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Misalnya: rapi, bersih, baik, gagah, kuat.
Baca juga: Personal Letter: Pengertian, Struktur, dan Contoh
a. Drama Puisi. Drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi dan menggunakan unsur-unsur puisi.
b. Drama Prosa. Drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa
a. Tragedi. Drama yang menampilkan tokoh dengan suasana sedih atau muram. Biasanya situasi yang terjadi tidak menguntungkan, sehingga membuat tokoh dalam drama mengalami keputusasaan dan kehancuran.
b. Komedi. Drama ringan yang bersifat menghibur. Biasanya dalam drama bentuk komedi akan menyelipkan sedikit sindiran dengan akhir yang bahagia.
c. Tragikomedi. Drama yang menggunakan alur sedih atau dukacita dengan menghasilkan akhir yang bahagia.
a. Pantomim. Drama yang tidak menggunakan kata-kata. Pantomim lebih mengandalkan gerakan dan ekspresi muka.
b. Minikata. Drama yang menggunakan sangat sedikit kata-kata.
c. Dialog-monolog. Drama yang menggunakan banyak kata-kata.
a. Opera. Drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
b. Sendratari. Drama yang menonjolkan seni drama dan tari
c. Tablo. Drama tanpa gerak atau dialog.
MG/Vina Karlameta Suhandi
Lihat Juga: Saksikan Akting Totalitas Naura Hakim di Series Second Account, Simak Cara Nontonnya Berikut!
Drama berasal dari bahasa Yunani ‘draomai’ yang berarti ‘berbuat, berlaku, bertindak, beraksi, dan sebagainya’. Drama berarti ‘perbuatan, tindakan atau action.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (peran) atau dialog yang dipentaskan.
Drama juga dapat diartikan sebagai cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
Baca juga: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Kalimat Persuasif
Drama akan memunculkan karakter rekaan atau khayalan penulisnya. Namun, ada beberapa drama yang memang berasal dari kisah asli atau nyata yaitu kisah seseorang yang dituliskan menjadi naskah drama.
Selain itu, terdapat bagian-bagian penting dalam membuat naskah drama. Berikut informasinya.
Struktur Drama
1. Prolog
Prolog adalah kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang cerita, yang biasanya disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu.
2. Dialog
- Orientasi
Orientasi adalah bagian awal pada drama. Orientasi berisikan tentang perkenalan para tokoh, situasi cerita, dan pengajuan konflik yang akan dikembangkan di dalam drama.
- Komplikasi
Komplikasi atau bagian tengah cerita biasanya berisi tentang pengembangan konflik. Cerita dalam drama akan memunculkan rintangan atau masalah yang dihadapi oleh tokoh-tokoh dalam drama. Pada bagian akhir komplikasi dan awal resolusi akan memunculkan titik klimaks atau terjadi perubahan penting dari tokoh-tokoh dalam drama.
- Resolusi
Resolusi atau bagian akhir cerita berisikan tentang penyelesaian masalah yang sudah terjadi di komplikasi.
3. Epilog
Epilog adalah kata-kata penutup yang berisi simpulan ataupun amanat tentang isi keseluruhan dialog. Bagian ini pun biasanya disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu.
Unsur Drama
1. Tema
Tema adalah gagasan utama yang menjadi struktur isi drama. Tema dalam drama bisa menyangkut segala persoalan, seperti kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan lainnya.
2. Latar
a. Latar tempat, penggambaran tempat kejadian dalam drama, seperti di sekolah, rumah, meja makan.
b. Latar waktu, penggambaran waktu kejadian dalam naskah, seperti pagi hari, siang hari, tanggal 17 Agustus 1945.
c.Latar suasana, penggambaran suasana yang melatarbelakangi terjadinya adegan atau peristiwa dalam drama, seperti saat hujan, tokoh sedang sedih.
3. Tokoh
a. Protagonis, tokoh utama.
b. Antagonis, tokoh penentang protagonis.
c. Tritagonis, tokoh pendukung.
4. Dialog
Dialog adalah pervakapan antara dua tokoh atau lebih dalam drama. Bagian ini sangat penting dalam drama.
5. Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan dalam drama kepada penonton. Amanat bersifat ajaran moral dan mendidik.
Ciri Kebahasaan
1. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Misalnya: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. Misalnya: menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Misalnya: merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami.
4. Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Misalnya: rapi, bersih, baik, gagah, kuat.
Baca juga: Personal Letter: Pengertian, Struktur, dan Contoh
Bentuk Drama
1. Berdasarkan bentuk sastra cakapannya
a. Drama Puisi. Drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi dan menggunakan unsur-unsur puisi.
b. Drama Prosa. Drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa
2. Berdasarkan sajian isinya
a. Tragedi. Drama yang menampilkan tokoh dengan suasana sedih atau muram. Biasanya situasi yang terjadi tidak menguntungkan, sehingga membuat tokoh dalam drama mengalami keputusasaan dan kehancuran.
b. Komedi. Drama ringan yang bersifat menghibur. Biasanya dalam drama bentuk komedi akan menyelipkan sedikit sindiran dengan akhir yang bahagia.
c. Tragikomedi. Drama yang menggunakan alur sedih atau dukacita dengan menghasilkan akhir yang bahagia.
3. Berdasarkan kuantitas cakapannya
a. Pantomim. Drama yang tidak menggunakan kata-kata. Pantomim lebih mengandalkan gerakan dan ekspresi muka.
b. Minikata. Drama yang menggunakan sangat sedikit kata-kata.
c. Dialog-monolog. Drama yang menggunakan banyak kata-kata.
4. Berdasarkan pengaruh unsur seni lainnya
a. Opera. Drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
b. Sendratari. Drama yang menonjolkan seni drama dan tari
c. Tablo. Drama tanpa gerak atau dialog.
MG/Vina Karlameta Suhandi
Lihat Juga: Saksikan Akting Totalitas Naura Hakim di Series Second Account, Simak Cara Nontonnya Berikut!
(nnz)