Vokasi ITS Kembangkan Pembaruan Sertifikasi di Tengah Pandemi

Kamis, 06 Agustus 2020 - 22:18 WIB
loading...
Vokasi ITS Kembangkan...
Dekan Fakultas Vokasi (FV) ITS Prof Ir Muhammad Sigit Darmawan MEngSc PhD. Foto/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Pendidikan tinggi vokasi di tengah pandemi COVID-19 tetap perlu bersinergi erat dengan dunia usaha dan industri. Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) berbenah dalam mengembangkan kompetensi lulusan yang relevan dengan kebutuhan industri melalui pembaruan sertifikasi.

Dekan Fakultas Vokasi (FV) ITS Prof Ir Muhammad Sigit Darmawan MEngSc PhD menuturkan, saat ini FV ITS baru memiliki dua skema uji kompetensi yang sudah terlisensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Padahal, lulusan program Sarjana Terapan (Diploma-IV/D-4) diharapkan memiliki minimal tiga sertifikat kompetensi.

“Ada kebutuhan yang sangat mendesak untuk mengembangkan skema uji kompetensi di lingkungan FV,” kata Sigit, Kamis (6/8/2020). (Baca juga: Mahasiswa UMSurabaya Persembahkan Alat Penangkal Corona Otomatis )

ITS bersama sembilan Pendidikan Tinggi Vokasi lainnya mengikuti tahapan yang meliputi seleksi administrasi, pembuatan proposal penilaian kelayakan program yang diusulkan, serta presentasi proposal yang diajukan. “Perlu kerja cerdas agar proposal bisa dibuat dengan baik dalam singkatnya waktu yang dialokasikan Kemendikbud,” ucapnya.

Perguruan Tinggi Vokasi penerima program pengembangan nilai mutu ini diberikan pembekalan yang nantinya dapat menghasilkan skema uji kompetensi, materi uji kompetensi, serta petunjuk teknis Tempat Uji Kompetensi (TUK). Keberadaan TUK di ITS biasanya dilakukan di laboratorium. “Kadang peralatan di laboratorium masih terbatas, tetapi dengan program ini bisa menggunakan fasilitas dari mitra industri atau mitra perguruan tinggi lain,” jelasnya. (Baca juga: Warisan Budaya, Kemendikbud Dukung Upaya Digitalisasi Musik )

Penyusunan skema uji kompetensi tersebut melibatkan para asesor dari kalangan dosen dan narasumber dari BNSP. Dengan konsep link and match antara perguruan tinggi dan DUDI, skema kompetensi disusun bersesuaian dengan kebutuhan industri. “Secara tidak langsung, dosen yang mengikuti program ini juga mendapatkan peningkatan pengetahuan dari interaksi dengan dunia usaha,” jelas Guru Besar Teknik Infrastruktur Sipil tersebut.

Untuk mempersiapkan kompetensi yang dibutuhkan industri, Sigit menerangkan bahwa kurikulum pendidikan FV ITS harus mampu mengakomodasi dinamika yang terjadi di lingkungan DUDI. “Perubahan struktur kurikulum pada umumnya dilakukan setiap lima tahun sekali, tetapi isi kurikulum harus diperbarui setiap saat agar tidak ketinggalan zaman,” katanya.

Kemendikbud pun memberikan enam pilihan bidang prioritas program, yaitu Permesinan, Konstruksi, Ekonomi Kreatif, Hospitalitas, dan Layanan Perawatan. Untuk diketahui, FV ITS membutuhkan 24 skema uji kompetensi yang terlingkupi dalam delapan program studi.

Dengan adanya program ini, Sigit berharap pada akhir tahun 2020 nanti dapat dihasilkan dua skema uji kompetensi dari setiap prodi di lingkungan FV yang relevan dengan kebutuhan industri. “Makanya tidak ada alasan bagi dunia usaha untuk tidak mengakui sertifikasi kompetensi yang dikeluarkan ITS dan menerima lulusan untuk bekerja,” jelasnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1399 seconds (0.1#10.140)