Kisah Perjuangan Anak Penjual Pentol Lolos IISMA ke Jerman
loading...
A
A
A
Dengan memilih Jurusan General Engineering, dia pun mengambil beberapa course yang linier dengan mata kuliah yang ada pada jurusannya di Teknik Mekatronika PENS, seperti Microcontroller, Solidworks, Quality Management, Matlab for Engineering, dan Scientific Writing.
Dia menerangkan, mahasiswa di DIT juga tidak dituntut untuk selalu hadir di kelas selama assignment dan assessment dari course tersebut terpenuhi.
“Kampus sangat memfasilitasi mahasiswanya untuk menunjang pembelajaran lebih baik. Contohnya dengan adanya akses computer laboratory dengan penyimpanan yang telah terkoneksi dengan akun milik masing-masing mahasiswa," ujarnya.
Baca juga: IISMA Buka Jalan Mahasiswa PNJ Meraih Beasiswa S2 di Coventry University
"Mahasiswa dapat menggunakan berbagai software dan ketika file dari software tersebut selesai dibuat akan secara otomatis dapat tersimpan pada akun mahasiswa,” terang Amanda.
Mahasiswi semester 7 PENS ini mengakui meski disibukkan dengan perkuliahan, dia masih bisa mengikuti kegiatan komunitas kampus dengan mahasiswa internasional yang lain. Komunitas ESN (Erasmus Student Networking) merupakan komunitas tempat berkumpulnya mahasiswa internasional untuk lebih mengenal satu sama lain dan saling berkolaborasi.
“Salah satu kegiatan yang paling berkesan adalah saat bersama komunitas melakukan pendakian ke salah satu gunung dengan ketinggian sekitar 1.500 m di Bavarian National Park Germany,” ujar Amanda.
Selain itu, Amanda dan teman-teman awardee DIT juga sering menghabiskan waktu di akhir pekan untuk menjelajah daerah di sekitar kampus, dengan memanfaatkan Deutshland ticket khusus mahasiswa untuk mengakses seluruh transportasi regional dengan harga terjangkau sebesar 29 Euro per bulan. Tiket tersebut memudahkan mereka untuk menggunakan seluruh transportasi di negara Jerman dengan gratis, bahkan bisa juga digunakan hingga ke beberapa negara tetangga Jerman seperti Austria.
Dengan berbagai pengalaman yang sudah diperoleh, Amanda mengaku tidak henti-hentinya mengucap syukur. Menurutnya, berbagai pengalaman baru selama tinggal dan belajar di Eropa telah mengajarkan banyak hal, termasuk bagaimana mengoptimalkan potensi dan personal value.
“Pengalaman ini mengubah pandangan saya dan makin memantapkan saya untuk berjuang lebih keras lagi ke depan,” kata Amanda yang ingin kuliahMaster Bidang Engineering di luar negeri setelah lulus nanti.
Dia menerangkan, mahasiswa di DIT juga tidak dituntut untuk selalu hadir di kelas selama assignment dan assessment dari course tersebut terpenuhi.
“Kampus sangat memfasilitasi mahasiswanya untuk menunjang pembelajaran lebih baik. Contohnya dengan adanya akses computer laboratory dengan penyimpanan yang telah terkoneksi dengan akun milik masing-masing mahasiswa," ujarnya.
Baca juga: IISMA Buka Jalan Mahasiswa PNJ Meraih Beasiswa S2 di Coventry University
"Mahasiswa dapat menggunakan berbagai software dan ketika file dari software tersebut selesai dibuat akan secara otomatis dapat tersimpan pada akun mahasiswa,” terang Amanda.
Healing dengan Hiking
Mahasiswi semester 7 PENS ini mengakui meski disibukkan dengan perkuliahan, dia masih bisa mengikuti kegiatan komunitas kampus dengan mahasiswa internasional yang lain. Komunitas ESN (Erasmus Student Networking) merupakan komunitas tempat berkumpulnya mahasiswa internasional untuk lebih mengenal satu sama lain dan saling berkolaborasi.
“Salah satu kegiatan yang paling berkesan adalah saat bersama komunitas melakukan pendakian ke salah satu gunung dengan ketinggian sekitar 1.500 m di Bavarian National Park Germany,” ujar Amanda.
Selain itu, Amanda dan teman-teman awardee DIT juga sering menghabiskan waktu di akhir pekan untuk menjelajah daerah di sekitar kampus, dengan memanfaatkan Deutshland ticket khusus mahasiswa untuk mengakses seluruh transportasi regional dengan harga terjangkau sebesar 29 Euro per bulan. Tiket tersebut memudahkan mereka untuk menggunakan seluruh transportasi di negara Jerman dengan gratis, bahkan bisa juga digunakan hingga ke beberapa negara tetangga Jerman seperti Austria.
Dengan berbagai pengalaman yang sudah diperoleh, Amanda mengaku tidak henti-hentinya mengucap syukur. Menurutnya, berbagai pengalaman baru selama tinggal dan belajar di Eropa telah mengajarkan banyak hal, termasuk bagaimana mengoptimalkan potensi dan personal value.
“Pengalaman ini mengubah pandangan saya dan makin memantapkan saya untuk berjuang lebih keras lagi ke depan,” kata Amanda yang ingin kuliahMaster Bidang Engineering di luar negeri setelah lulus nanti.
(nnz)