Cegah Generation Gap, Guru Perlu Miliki Pemahaman Lintas Generasi

Senin, 20 November 2023 - 12:31 WIB
loading...
Cegah Generation Gap,...
Webinar dengan tema Menjembatani Generation Gap Antara Guru dan Siswa Melalui Keterampilan Sosial yang Baik. Foto/Istimewa.
A A A
JAKARTA - Berdasarkan hasil sensus 2020, penduduk Indonesia berjumlah 270,2 juta jiwa. Dari jumlah penduduk sebanyak itu, sebagian besar (27,94%) berasal dari generasi Z (Gen Z), yaitu generasi yang lahir antara tahun 1997-2012. Jumlah Gen Z lebih banyak daripada generasi Milenia l (kelahiran 1981-1996) yaitu sebanyak 25.87%.

Gen Z dikenal juga sebagai generasi “Zoomers”, merupakan sebutan untuk mereka yang sejak lahir sudah bersinggungan dengan materi digital. Mereka tumbuh di lingkungan modern dan cenderung memiliki keterampilan bawaan yang memadai dalam menanggapi media digital dan Internet.

Pengelompokan generasi yang dimulai dari generasi baby boomer hingga generasi Z, bahkan pada abad 22 memasuki generasi Alfa. Menciptakan kesenjangan usia yang begitu tajam mulai dari penampilan dan gaya hidup, persepsi, pengalaman, perilaku dan tentunya komunikasi. Kesenjangan inilah yang kemudian disebut dengan kesenjangan generasi atau generation gap.

Untuk mengatasi generation gap tersebut, Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) menyelenggarakan webinar dengan tema “Menjembatani Generation Gap Antara Guru dan Siswa Melalui Keterampilan Sosial yang Baik”, Sabtu, pekan lalu (18/11/ 2023). Menghadirkan dua narasumber yaitu, Founder Rumah Guru BK dan Widyaiswara Kemendikbudristek, Ana Susanti, serta Dosen dan Psikolog Klinis Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Nanda Rosalia,

Baca juga: Pedoman Peringatan Hari Guru Nasional 2023, Tema dan Logonya

Webinar KGSB dihadiri oleh 200 guru dari berbagai jenjang pendidikan yang berasal dari seluruh Indonesia dan Timor Leste.

Ketua KGSB, Ardyles Faesilio yang akrab disapa Lio mengatakan bahwa kesenjangan generasi berpotensi memicu konflik antara guru dan murid. “Generation gap ini rawan akan konflik bila ditangani dengan kurang baik, termasuk perbedaan pemahaman antara guru dan murid. Kesenjangan generasi antara guru dan murid sering kali menjadi pembatas atau hambatan dalam pembelajaran.” ujarnya.

Kesenjangan pembelajaran sering terjadi di kelas antara guru dan murid. Umumnya, murid yang memiliki karakter menerima informasi dengan cepat, mereka juga sangat menyukai sesi paralel dan multi-tasking. Murid memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap proses belajar, pasalnya mereka memiliki akses informasi yang luas melalui berbagai platform dan cara.

Sedangkan di sisi lain, pada umumnya guru memiliki karakteristik proses belajar yang lebih lambat, step by step, satu pelajaran sekali waktu, belajar secara individu, serta kurang yakin bahwa murid-muridnya dapat belajar dengan maksimal saat mereka melakukan banyak hal dalam satu waktu.

Dosen dan Psikolog Klinis Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Nanda Rosalia, menyampaikan bahwa guru harus memberi waktu dan usaha lebih banyak untuk mengamati bagaimana Gen Z memadukan diri dan kecakapan digital dalam kegiatan sehari-hari seperti berinteraksi, belajar, dan menjalankan aktivitas.

Baca juga: Tunjangan Sertifikasi Guru Tahun 2023 Cair November, Ini Daerah yang Sudah Menerima

"Gen Z memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang berbagai hal, khususnya hal-hal baru. Hal ini membuat mereka terpacu untuk mengetahui berbagai hal dari sumber-sumber informasi yang tersebar dan mudah diakses. Sebagai pendidik, kita harus bisa mengimbangi dan mengarahkan pada hal-hal yang positif,” jelas Nanda.

Selain kesenjangan generasi, Gen Z juga mengalami ancaman terkait kesehatan mental. Mereka sangat takut akan kegagalan, Gen Z juga sangat menuntut diri sendiri untuk dapat berhasil dan tidak mengecewakan orang lain, akibatnya mereka takut untuk membuat suatu keputusan karena takut gagal.

Puncaknya jika hal ini tidak ditangani dengan benar, akan menimbulkan depresi, kecemasan, dan gangguan perilaku yang merupakan salah satu penyebab utama penyakit dan kecacatan di kalangan remaja.

Sementara itu, Founder Rumah Guru BK dan Widyaiswara Kemendikbud Ristek RI, Ana Susanti, memaparkan bahwa komunikasi menjadi kunci utama dalam mengatasi kesenjangan generasi.

"Saling memahami lebih indah dari pada menghakimi antar generasi hanya karena berbeda. Jalin kolaborasi antar generasi, buka ruang, kesempatan saling berbagi, dan bekerja sama. Sebagai guru, lakukan analisis karakteristik lintas generasi serta dalam penyampaiannya gunakan metode komunikasi yang beragam sesuai generasi yang dituju,” ujar Ana.

Kerja sama untuk memangkas kesenjangan antara guru dan murid ini harus dilakukan secara konsisten untuk hasil yang maksimal. Guru harus bisa lebih memahami anak didiknya dengan berbagai penyesuaian terhadap teknologi, perspektif dan perilaku.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
PPG bagi Guru Tertentu...
PPG bagi Guru Tertentu 2025 Dibuka, Ini Jadwal dan Kriteria Pesertanya
Siaran Spesial Hardiknas...
Siaran Spesial Hardiknas di Global Radio, MNC University Tekankan Pentingnya Pendidikan di Era Digital
Momen Haru Guru Bimbel...
Momen Haru Guru Bimbel di Depok Raih Hadiah Utama Mobil dari Produsen Keju Ternama
KJP Plus Tahap 1 2025...
KJP Plus Tahap 1 2025 Cair, Apa Saja Barang yang Bisa Dibelanjakan?
Ratusan Guru Adu Kemampuan...
Ratusan Guru Adu Kemampuan di Kompetisi Mengajar Bahasa Mandarin
Guru Besar UIN Jakarta...
Guru Besar UIN Jakarta Sebut Model Pendidikan Kemenag Membentuk Karakter Anak Didik Tidak Ringkih
Program Pendidikan Pramono-Doel...
Program Pendidikan Pramono-Doel Mampu Penuhi Kebutuhan Warga
Banjir Kritik Gegara...
Banjir Kritik Gegara Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer, KDM Beri Respons Santai | Sindo Flash
Anggaran Pendidikan...
Anggaran Pendidikan Besar, Prabowo: Apakah Sampai kepada Alamat yang Ditujukan?
Rekomendasi
2 Tentara Israel Tewas...
2 Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran Sengit Melawan Hamas
TNI Kembali Tepis Isu...
TNI Kembali Tepis Isu Miring Pembatalan Mutasi Letjen Kunto: Cuma Cocokologi
BRI Peduli Turut Bangun...
BRI Peduli Turut Bangun SDM Unggul melalui Bantuan Pendidikan di Daerah 3T
7 Penyakit Akibat Kekurangan...
7 Penyakit Akibat Kekurangan Vitamin C, Kenali Gejalanya
PLN Mobile Color Run...
PLN Mobile Color Run 2025 Digelar di Palembang, Wali Kota Usung Gaya Hidup Sehat
Hadir di Bali, Taste...
Hadir di Bali, Taste of Queensland Kenalkan Cita Rasa Daging Sapi Australia
Berita Terkini
Prestasi Membanggakan...
Prestasi Membanggakan Pelajar Indonesia di Asia Youth International Model United Nations 17th Bangkok
Mahasiswa DKV MNC University...
Mahasiswa DKV MNC University Kunjungi IDDC, Perluas Pengetahuan tentang Desain dan Industri Kreatif
UI Gelar Diskusi Strategis...
UI Gelar Diskusi Strategis Soal OECD, BRICS, dan Masa Depan Sumber Daya Nasional
PPG bagi Guru Tertentu...
PPG bagi Guru Tertentu 2025 Dibuka, Ini Jadwal dan Kriteria Pesertanya
Wisuda ke-67 UKRIDA...
Wisuda ke-67 UKRIDA Serukan Pendidikan Tinggi Berdampak
IPB Buka Sekolah Teknik,...
IPB Buka Sekolah Teknik, 2 Prodi Baru Siap Terima Camaba di Jalur Mandiri
Infografis
3 Alasan Komisi Eropa...
3 Alasan Komisi Eropa Dorong UE Miliki Blok Pertahanan Baru
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved