Mahasiswa UGM Berhasil Kembangkan Alat Deteksi Dini Sunting Berbasis AI

Rabu, 22 November 2023 - 12:22 WIB
loading...
A A A
Dia menambahkan, Alat ESDS berbasis artificial intelligence ini dirancang agar dapat menghemat waktu serta meminimalisasi kesalahan pengukuran karena faktor kesalahan manusia. Selama ini manusia masih menggunakan alat ukur secara konvensional

Baca juga: Keren, 2 Mahasiswa PCR Buat Robot Penjinak Bom sebagai Tugas Akhir

Mahasiswa program IUP Elektronika dan Instrumentasi ini mengembangkan ESDS bersama dengan keempat rekannya yaitu Haidar Muhammad Zidan (IUP Elektronika dan Instrumentasi), Faiz Ihza Permana (Teknik Biomedis), Ichsan Dwinanda Handika (Teknik Biomedis), serta Salsa Novalimah (Gizi Kesehatan). Alat ini dikembangkan melalui dana hibah dari Dikti dan berhasil lolos melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2023.

Yogi menuturkan ESDS merupakan hasil pengembangan dari produk yang telah ada sebelumnya dengan modifikasi pada framework sistem informasi yang digunakan yaitu codeigniter. Produk ini terintegrasi dengan sistem informasi yang tersedia dalam bentuk website application dan mobile application yang menampilkan informasi tumbuh kembang anak, status gizi pada bayi dua tahun, indikasi stunting atau tidak pada anak, edukasi sederhana terkait gizi anak, serta menampilkan riwayat tumbuh kembang anak.

Metode pencatatan secara digital dapat mempercepat proses pemutakhiran data dengan basis data pusat secara realtime. Alat ini terintegrasi dengan web-application untuk mengendalikan alat ukur bagi kader yang melakukan antropometri dan menampilkan laman untuk registrasi bayi.

Faiz menambahkan dalam pengambilan keputusan apakah anak terindikasi stunting atau tidak, digunakan algoritma SMOTE-ENN yang diintegrasikan dengen Ensemble Leraning. Algoritma tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan algoritma lainnya, yaitu pelatihan pada data terjadi hanya saat ingin melakukan prediksi sampel sehingga algoritma dapat berjalan lebih cepat.

" Dengan begitu Ensemble Learning dapat mengklasifikasikan uji sampel berdasarkan data yang dinamis seperti pada data pengukuran stunting yang terus bertambah setiap kali melakukan pengukuran,"terang dia.

Lebih lanjut Faiz memaparkan cara kerja ESDS. Saat balita ditimbang pada permukaan alat atau area yang telah disediakan maka sensor high precision load cell akan membaca besaran yang diukur atau ditimbang. Selanjutnya, hasil pembacaan tersebut akan dikalibrasi dengan metode regresi linear untuk mendapatkan calibration factor.

Lalu, LCD akan menampilkan hasil pengukuran berupa data kuantitatif yang merupakan interpretasi dari massa dan panjang tubuh bayi yang diukur.
Sementara Salsa mengatakan dengan hadirnya ESDS kedepannya akan memudahkan pengguna dalam melakukan deteksi dini stunting dan pemantauan mandiri bagi orang tua yang memiliki bayi dua tahun.

Deteksi dini stunting dan pemantauan mandiri ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mempercepat penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia menjadi 14%. Dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022, prevalensi stunting pada anak di bawah 5 tahun masih tinggi yakni sebesar 21,6%.

"Harapannya kehadiran alat ini bisa membantu deteksi dini stunting sehingga mendorong petcepatan penurunan stunting di tanah air,”harapnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1402 seconds (0.1#10.140)