Cerita Lunar, Peraih Beasiswa ADik di UNUD Asal Papua dan Mimpinya Bisa ke Jepang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lunar Liva Lazore adalah mahasiswa Universitas Udayana (UNUD) asal Papua yang mengaku jatuh cinta akan budaya dan bahasa Jepang. Lunar memiliki mimpi besar untuk bisa bekerja di Negeri Sakura.
Lunar Liva Lazore merupakan mahasiswa penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Papua yang saat ini sedang menempuh kuliah di Universitas Udayana jurusan Sastra Jepang.
Lahir dari keluarga sederhana asal Papua tidak menghalangi langkah Lunar melanjutkan mimpinya untuk bisa ke Jepang.
Lunar mengaku sudah jatuh cinta dengan budaya dan bahasa Jepang sejak duduk di bangku SMP.
Baca juga: KIP-K dan Beasiswa ADik Perluas Akses Mahasiswa Tak Mampu Kuliah di UNUD
"Sejak SMP saya sudah mulai belajar bahasa Jepang melalui lagu, lalu saat SMA saya juga masuk jurusan bahasa untuk mengasah skills kebahasaan saya," katanya, dikutip dari laman Kemendikbudristek, Rabu (22/11/2023).
Lunar menjelaskan, dia memiliki mimpi untuk bisa berkarier di Negeri Sakura. Hingga akhirnya dia mengasah kemampuan bahasa yang sudah dia lakukan sejak SMA di perguruan tinggi, tepatnya di Sastra Jepang Universitas Udayana.
Lunar mengaku empat down karena perguruan tinggi di Papua tidak ada yang menyediakan jurusan Sastra Jepang. Jurusan ini kebanyakan dibuka di kampus-kampus Pulau Jawa dan Bali.
Lunar pun sudah berancang-ancang memupus harapannya karena kondisi ekonomi keluarganya tidak akan sanggup menopang kebutuhannya berkuliah jauh dari keluarga.
Namun keajaiban datang tatkala dia dinyatakan lolos beasiswa ADik dan bisa melanjutkan kuliah di program studi yang selama ini Lunar dambakan.
“Puji Tuhan bisa lolos beasiswa ADik, jika tidak lolos mungkin saya tidak bisa kuliah jurusan sastra Jepang. Rasanya senang sekali,” ucapnya sumringah.
Lunar memanfaatkan beasiswa yang didapatnya untuk mencukupi kebutuhannya sebagai mahasiswi. Terlebih hidup sebagai perantau itu membuatnya harus pintar-pintar mengelola keuangan dengan baik.
Baca juga: Cerita Ayu, Anak Buruh Bangunan yang Ingin Jadi Perawat Profesional di UNUD
Lunar menjelaskan ia mendapatkan info beasiswa dari temannya yang lebih dulu menjadi penerima beasiswa ADik. Keinginan yang kuat untuk mengurangi beban orang tuanya membuat Lunar bersemangat mempersiapkan diri sejak kelas 2 SMA.
“Info beasiswa ini saya dapat dari teman, jadi selain giat belajar saya juga dibimbing teman saya ini mulai dari mendaftar sampai akhirnya bisa lolos,” ucapnya.
Meski senang bisa kuliah di jurusan impiannya namun Lunar tidak menampik perasaan sepi karena jauh dari keluarga sering menghinggapi dirinya
Sehingga untuk mengobati rasa sepinya itu, ia mulai menyibukkan diri ikut gabung ke klub-klub universitas untuk menjalin relasi sekaligus menambah pengalaman baru.
Saat ini Lunar tergabung dalam Yosakoi Club, sebuah klub tari tradisional asal Jepang. Ia dan klub tarinya tersebut sering dipanggil untuk tampil di acara-acara antar universitas.
Lunar juga masuk dalam kepanitiaan The Japan Festival of Udayana (D’JaFu 12th) yang akan diselenggarakan hari Minggu (18/11) di Renon, Denpasar.
Buat Lunar yang berasal dari Papua, keterbatasan ekonomi dan geografi tak menghalanginya untuk bermimpi besar. Melalui beasiswa ADik ia seolah-olah dibukakan pintu awal untuk meraih cita-citanya.
Lunar mengaku memang bermimpi untuk meniti karier sampai ke negeri Sakura, namun ia tahu bahwa langkah besar selalu dimulai dari hal-hal kecil. Jadi berbekal dari ilmu yang ia dapatkan saat di bangku kuliah, Lunar ingin ketika lulus nanti bisa bermanfaat bagi orang lain.
“Saya ingin memperkenalkan budaya Jepang kepada masyarakat terutama anak-anak dengan membuka taman baca sambil mengajarinya bahasa Jepang secara gratis,” pungkas Lunar.
Lunar Liva Lazore merupakan mahasiswa penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Papua yang saat ini sedang menempuh kuliah di Universitas Udayana jurusan Sastra Jepang.
Jatuh Cinta dengan Jepang Sejak SMP
Lahir dari keluarga sederhana asal Papua tidak menghalangi langkah Lunar melanjutkan mimpinya untuk bisa ke Jepang.
Lunar mengaku sudah jatuh cinta dengan budaya dan bahasa Jepang sejak duduk di bangku SMP.
Baca juga: KIP-K dan Beasiswa ADik Perluas Akses Mahasiswa Tak Mampu Kuliah di UNUD
"Sejak SMP saya sudah mulai belajar bahasa Jepang melalui lagu, lalu saat SMA saya juga masuk jurusan bahasa untuk mengasah skills kebahasaan saya," katanya, dikutip dari laman Kemendikbudristek, Rabu (22/11/2023).
Lunar menjelaskan, dia memiliki mimpi untuk bisa berkarier di Negeri Sakura. Hingga akhirnya dia mengasah kemampuan bahasa yang sudah dia lakukan sejak SMA di perguruan tinggi, tepatnya di Sastra Jepang Universitas Udayana.
Sempat Putus Asa karena Keterbatasan Ekonomi
Lunar mengaku empat down karena perguruan tinggi di Papua tidak ada yang menyediakan jurusan Sastra Jepang. Jurusan ini kebanyakan dibuka di kampus-kampus Pulau Jawa dan Bali.
Lunar pun sudah berancang-ancang memupus harapannya karena kondisi ekonomi keluarganya tidak akan sanggup menopang kebutuhannya berkuliah jauh dari keluarga.
Namun keajaiban datang tatkala dia dinyatakan lolos beasiswa ADik dan bisa melanjutkan kuliah di program studi yang selama ini Lunar dambakan.
“Puji Tuhan bisa lolos beasiswa ADik, jika tidak lolos mungkin saya tidak bisa kuliah jurusan sastra Jepang. Rasanya senang sekali,” ucapnya sumringah.
Beasiswa ADik Membantunya Merantau di Bali
Lunar memanfaatkan beasiswa yang didapatnya untuk mencukupi kebutuhannya sebagai mahasiswi. Terlebih hidup sebagai perantau itu membuatnya harus pintar-pintar mengelola keuangan dengan baik.
Baca juga: Cerita Ayu, Anak Buruh Bangunan yang Ingin Jadi Perawat Profesional di UNUD
Lunar menjelaskan ia mendapatkan info beasiswa dari temannya yang lebih dulu menjadi penerima beasiswa ADik. Keinginan yang kuat untuk mengurangi beban orang tuanya membuat Lunar bersemangat mempersiapkan diri sejak kelas 2 SMA.
“Info beasiswa ini saya dapat dari teman, jadi selain giat belajar saya juga dibimbing teman saya ini mulai dari mendaftar sampai akhirnya bisa lolos,” ucapnya.
Aktif di Klub Universitas untuk Mengobati Sepi Jauh dari Keluarga
Meski senang bisa kuliah di jurusan impiannya namun Lunar tidak menampik perasaan sepi karena jauh dari keluarga sering menghinggapi dirinya
Sehingga untuk mengobati rasa sepinya itu, ia mulai menyibukkan diri ikut gabung ke klub-klub universitas untuk menjalin relasi sekaligus menambah pengalaman baru.
Saat ini Lunar tergabung dalam Yosakoi Club, sebuah klub tari tradisional asal Jepang. Ia dan klub tarinya tersebut sering dipanggil untuk tampil di acara-acara antar universitas.
Lunar juga masuk dalam kepanitiaan The Japan Festival of Udayana (D’JaFu 12th) yang akan diselenggarakan hari Minggu (18/11) di Renon, Denpasar.
Buat Lunar yang berasal dari Papua, keterbatasan ekonomi dan geografi tak menghalanginya untuk bermimpi besar. Melalui beasiswa ADik ia seolah-olah dibukakan pintu awal untuk meraih cita-citanya.
Lunar mengaku memang bermimpi untuk meniti karier sampai ke negeri Sakura, namun ia tahu bahwa langkah besar selalu dimulai dari hal-hal kecil. Jadi berbekal dari ilmu yang ia dapatkan saat di bangku kuliah, Lunar ingin ketika lulus nanti bisa bermanfaat bagi orang lain.
“Saya ingin memperkenalkan budaya Jepang kepada masyarakat terutama anak-anak dengan membuka taman baca sambil mengajarinya bahasa Jepang secara gratis,” pungkas Lunar.
(nnz)