Perguruan Tinggi NU Perkuat Ekosistem Digitalisasi Pendidikan

Rabu, 29 November 2023 - 13:35 WIB
loading...
Perguruan Tinggi NU...
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim pada Simposium Nasional Digitalisasi Perguruan Tinggi Nadhlatul Ulama (Simposium PTNU). Foto/BKHM.
A A A
JAKARTA - Seiring dengan perkembangan zaman yang terus bergerak, terutama di sektor ilmu dan teknologi, perguruan tinggi juga harus melakukan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu dan teknologi. Salah satunya adalah digitalisasi dalam bidang pendidikan.

Menghadapi tantangan digitalisasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) beserta Kementerian Agama Republik Indonesia bersama Lembaga Pendidikan Tinggi Nadhlatul Ulama (LPT PBNU) menggelar Simposium Nasional Digitalisasi Perguruan Tinggi Nadhlatul Ulama (Simposium PTNU) yang mengangkat tema: Transformasi Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi.

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, berkumpulnya para pimpinan dan perwakilan sivitas akademika perguruan tinggi Nahdlatul Ulama se-Indonesia dalam simposium ini merupakan momen penting untuk memperkuat upaya transformasi dunia pendidikan tinggi yang ada di Indonesia.

Baca juga: 6 Sekolah Kedinasan Terbaik di Jawa Timur, Nomor 1 hingga 4 Bisa Jadi PNS Kemenhub

“Melalui simposium ini, kampus-kampus di bawah naungan NU yang berjumlah hampir 300 perguruan tinggi dapat saling bertukar gagasan, pengalaman, dan praktik baik, serta bersama-sama mewujudkan kampus NU yang senantiasa relevan dengan kebutuhan dunia global hari ini,” ucap Mendikbudristek pada saat menghadiri Simposium PTNU di Jakarta, dikutip Rabu (29/11/2023).

Nadiem menambahkan, pada saat ini dunia bergerak dengan sangat cepat seiring perkembangan teknologi, pergeseran demografi, pertumbuhan ekonomi, serta perubahan dinamika sosial dan budaya. Ia mengungkapkan, bahwa perubahan-perubahan ini menuntut seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk mampu beradaptasi, demi lahirnya sumber daya manusia unggul dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan zaman.

Mendikbudristek turut mengucapkan apresiasi kepada para pimpinan dan seluruh sivitas akademika perguruan tinggi NU yang telah mendorong para mahasiswa mengikuti program Kampus Merdeka. Nadiem menambahkan, berkat dukungan Presiden Joko Widodo terhadap terobosan MBKM. Ia yakin, bahwa para mahasiswa alumni Kampus Merdeka adalah cikal bakal pemimpin masa depan yang akan membawa perubahan besar bagi kemajuan peradaban bangsa.

“Besar harapan saya agar Simposium Perguruan Tinggi NU se-Indonesia dapat melahirkan rekomendasi dan kerja nyata yang akan mengakselerasi transformasi sistem pendidikan tinggi Indonesia dengan gerakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” ujar Nadiem.

Baca juga: 20 Kampus Terbaik Asia Tenggara Versi QS AUR 2024, UI dan UGM Sepuluh Besar

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Agama RI, Saiful Rahmat Dasuki, mengungkapkan aspek yang menjadi perhatian lembaga pendidikan, yaitu persentuhan dengan perkembangan teknologi informasi yang saat ini kecanggihannya tak terbendung. “PTNU harus cepat menyesuaikan. Tidak cukup jika hanya melakukan digitalisasi tanpa merubah pola pikir digitalnya,” ucapnya.

Saiful Rahmat menambahkan, pola pikir digital adalah pola pikir yang memungkinkan seseorang atau organisasi untuk memahami dan memanfaatkan teknologi digital. Lebih dari sekadar kemampuan untuk menggunakan teknologi, pola pikir digital melibatkan sikap, keyakinan, dan cara berpikir yang terbuka terhadap perubahan dan inovasi.

“Jika digitalisasi itu ditunjukkan dengan mendigitalkan yang bisa didigitalisasi, seperti digitalisasi absen, digitalisasi buku, digitalisasi laporan, layanan digital dan sebagainya. Tapi pola pikir digital ini lebih fundamental, karena harus memengaruhi pola pikirnya,” kata Saiful Rahmat.

Sementara itu, Ketua Panitia Simposium PTNU, Luthfi Hamidi, menyampaikan bahwa tujuan utama dari penyelenggaraan kegiatan ini adalah menyatukan tekad seluruh unsur pendidikan tinggi Nahdlatul Ulama untuk semakin berkembang. “Menjadikan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama benar-benar sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh bangsa ini untuk membangun peradaban dunia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Luthfi melaporkan bahwa 32 Rektor perguruan tinggi keagamaan negeri dan perguruan tinggi yang siap menjadi bapak asuh untuk bersama-sama dengan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama untuk mengembangkan kualitas mutu pendidikan di wilayah masing-masing.

“Mulai dari Aceh sampai Papua, kemudian juga hadir unsur yang sangat berperan dalam pengembangan PT NU yakni 29 perguruan tinggi Nahdlatul Ulama milik jam'iyah Nahdlatul Ulama yang akan bersinergi. Kemudian hari ini oleh 92 perguruan tinggi Nahdlatul Ulama milik jamaah NU yang juga siap untuk bersinergi dan berkolaborasi,” ujar Luthfi.

Sedangkan, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan dan Hukum, yang juga merupakan Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Biltar, Jawa Timur, Muhammad Mukri, mengatakan bahwa digitalisasi kampus adalah salah satu bagian dari revolusi ilmu pengetahuan dan revolusi digital.

"Manajemen digitalisasi akan semakin memudahkan proses pengelolaan kampus yang terintegrasi dengan baik. Data-data bisa diakses oleh pihak manajemen dengan mudah sehingga aspek supervisi bisa dilakukan dengan baik," kata Muhammad Mukri.

Mukri menambahkan, untuk perguruan tinggi di lingkungan Nahdlatul Ulama, digitalisasi kampus ini sangatlah penting, terutama pada saat ini perguruan tinggi Nahdatul Ulama sedang berkembang pesat.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1857 seconds (0.1#10.140)