5 Pahlawan Nasional yang Piawai Berdebat, Bung Karno hingga Tan Malaka

Selasa, 12 Desember 2023 - 11:29 WIB
loading...
A A A
Kiprah Sutan Sjahrir dalam bidang diplomasi bermula pada bulan Oktober 1945. Pada saat itu, Sutan Sjahrir melakukan perundingan dengan Belanda terkait dengan pertempuran pasca proklamasi di beberapa kota Indonesia.

Pada perkembangannya, Sutan Sjahrir juga memimpin perundingan lain antara Indonesia dan Belanda seperti perundingan Hoge Valluwe dan Linggarjati. Dalam melaksanakan perundingan, Sutan Sjahrir tetap konsisten untuk berpegang teguh pada nilai – nilai humanisme dan demokrasi.

4. Tan Malaka


Salah satu buah pemikiran Tan Malaka tentang bagaimana cara berdebat bisa ditelusuri dari karya terkenalnya Madilog, yang secara umum berisi bagaimana cara berdebat dan menggunakan logika. Dengan kata lain, Madilog banyak menguraikan cara berpikir untuk menjawab persoalan masyarakat tanpa dogma.

Kemampuan debat atau dipomasi Tan juga ditunjang dengan kemahiranya menguasai banyak bahasa asing mulai dari Bahasa Inggris, Belanda, China, Prancis dan Bahasa Jerman.

Dan tentu salah satu cerita kehebatan Tan Malaka soal debat terjadi saat dirinya bertemu secara rahasia dengan Bung Karno di Bayah, Banten pada sekitar tahun 1943 atau di era pra kemerdekaan. Saat itu Tan Malaka dan Bung Karno terlibat dalam pembicaraan seru terkait konsep keduanya tentang masa depan Indonesia usai merdeka.

5.Agus Salim


Pernahkah kamu mendengar ada orang yang jika berbicara, membuat pendengarnya betah berlama-lama? Dan salah satu orang itu adalah H Agus Salim.

KH Agus Salim dikenal sebagai seorang Poliglot, atau orang yang menguasai banyak bahasa. Mulai dari Bahasa Arab, Mandarin, Prancis, Turki, Inggris, Jepang, hingga Belanda. Ia juga memiliki keahlian berdebat dan berorasi.Maka tak heran jika Agus diminta memimpin suatu misi diplomasi. Targetnya tak main-main; meminta pengakuan Mesir akan kemerdekaan Indonesia.

Kala itu Agus dan tim yang terdiri dari Abdul Rahman Baswedan, Mohammad Rasjidi, dan utan Nazir Pamoentjak bertolak ke Mesir. Dipimpin Agus yang piawai dan gigih, mereka mampu memperoleh pengakuan Mesir. Di kemudian hari Mesir menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, baik secara de facto maupun de jure.
(wyn)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1311 seconds (0.1#10.140)