UTA'45 Jakarta Lantik 322 Apoteker, 3 Lulusan Raih IPK 4,00
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 322 mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA'45 Jakarta) dinyatakan lulus dan diambil sumpah sebagai apoteker . Mereka dinyatakan lulus pada Ujian Kompetensi Angkatan ke-47.
Pada acara pengambilan sumpah apoteker diumumkan lulusan Program Studi Profesi Apoteker UTA’45 yang mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi untuk masa pendidikan 2022 hingga Desember 2023.
Penilaian berdasarkan IPK perkuliahan dan nilai ujian apoteker institusi. Mereka adalah Jacklyne Sumombo, Rahmat Andrian, dan Felicia Cindy dengan IPK 4,00 sekaligus menjadi lulusan dengan nilai Ujian Apoteker tertinggi pada Ujian Apoteker.
Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 Jakarta Rudyono Darsono mengatakan, pihaknya berbahagia karena di tengah kondisi masih terbatasnya jumlah apoteker di Indonesia, UTA 45 Jakarta berhasil meluluskan 322 mahasiswa program studi Profesi Apoteker.
Baca juga: 7 Prospek Kerja Jurusan Farmasi selain Apoteker, Bisa Jadi R&D hingga Dosen
Dia mengatakan, pemerintah harus memberi dukungan kepada insitusi pendidikan untuk menghasilkan apoteker-apoteker yang berdaya saing tinggi.
Secara lugas dia menyampaikan, kualitas apoteker di Indonesia masih rendah dibandingkan apoteker negara lain yang bisa menentukan obat dan memilih obat untnuk pasiennya.
"Apoteker kita masih sekedar tukang peracik obat dan pesuruh dokter," katanya, di sela pelantikan, dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (19/1/2024).
Menurut Rudyono, idealnya apoteker yang berkualitas itu harus bisa melakukan analisa dan juga melahirkan penelitian-penelitian di bidangnya.
Sementara untuk melahirkan lulusan apoteker unggul, ujarnya, UTA 45 Jakarta menyiapkan dana khusus untuk fasilitas laboratorium, juga untuk mendukung penelitian dan pengabdian masyarakat para apoteker dan mahasiswa jurusan lainnya juga.
"Kita ingin dia bisa beradaptasi dengan kepentingan industri dan kepentingan masyarakat. Itu cita-citanya dan sedang kami jalankan," ujarnya.
Dekan Farmasi UTA’45 Jakarta Stefanus Lukas mengatakan, agar para apoteker selalu melakukan Updating keilmuannya dan berusaha meningkatkan Technical Skill maupun Managerial Skill.
"Semoga ilmu pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan dapat menjadi dasar untuk dikembangkan dalam mengabdi sebagai apoteker di tengah masyarakat," ujarnya.
Bila merujuk Sesuai amanat UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, maka Ujian Kompetensi diselenggarakan pendidikan profesi apoteker bekerja sama dengan kolegium.
Mahasiswa Apoteker UTA’45 Jakarta tersebut telah lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Apoteker yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Ujian kompetensi Apoteker Indonesia diselenggarakan untuk menguji penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku calon lulusan pendidikan profesi apoteker dalam rangka memperoleh Sertifikat Kompetensi Apoteker Indonesia sebagai dasar untuk melakukan praktik kefarmasian di Indonesia.
Pada acara pengambilan sumpah apoteker diumumkan lulusan Program Studi Profesi Apoteker UTA’45 yang mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi untuk masa pendidikan 2022 hingga Desember 2023.
Penilaian berdasarkan IPK perkuliahan dan nilai ujian apoteker institusi. Mereka adalah Jacklyne Sumombo, Rahmat Andrian, dan Felicia Cindy dengan IPK 4,00 sekaligus menjadi lulusan dengan nilai Ujian Apoteker tertinggi pada Ujian Apoteker.
Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 Jakarta Rudyono Darsono mengatakan, pihaknya berbahagia karena di tengah kondisi masih terbatasnya jumlah apoteker di Indonesia, UTA 45 Jakarta berhasil meluluskan 322 mahasiswa program studi Profesi Apoteker.
Baca juga: 7 Prospek Kerja Jurusan Farmasi selain Apoteker, Bisa Jadi R&D hingga Dosen
Dia mengatakan, pemerintah harus memberi dukungan kepada insitusi pendidikan untuk menghasilkan apoteker-apoteker yang berdaya saing tinggi.
Secara lugas dia menyampaikan, kualitas apoteker di Indonesia masih rendah dibandingkan apoteker negara lain yang bisa menentukan obat dan memilih obat untnuk pasiennya.
"Apoteker kita masih sekedar tukang peracik obat dan pesuruh dokter," katanya, di sela pelantikan, dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (19/1/2024).
Menurut Rudyono, idealnya apoteker yang berkualitas itu harus bisa melakukan analisa dan juga melahirkan penelitian-penelitian di bidangnya.
Sementara untuk melahirkan lulusan apoteker unggul, ujarnya, UTA 45 Jakarta menyiapkan dana khusus untuk fasilitas laboratorium, juga untuk mendukung penelitian dan pengabdian masyarakat para apoteker dan mahasiswa jurusan lainnya juga.
"Kita ingin dia bisa beradaptasi dengan kepentingan industri dan kepentingan masyarakat. Itu cita-citanya dan sedang kami jalankan," ujarnya.
Dekan Farmasi UTA’45 Jakarta Stefanus Lukas mengatakan, agar para apoteker selalu melakukan Updating keilmuannya dan berusaha meningkatkan Technical Skill maupun Managerial Skill.
"Semoga ilmu pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan dapat menjadi dasar untuk dikembangkan dalam mengabdi sebagai apoteker di tengah masyarakat," ujarnya.
Bila merujuk Sesuai amanat UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, maka Ujian Kompetensi diselenggarakan pendidikan profesi apoteker bekerja sama dengan kolegium.
Mahasiswa Apoteker UTA’45 Jakarta tersebut telah lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Apoteker yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Ujian kompetensi Apoteker Indonesia diselenggarakan untuk menguji penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku calon lulusan pendidikan profesi apoteker dalam rangka memperoleh Sertifikat Kompetensi Apoteker Indonesia sebagai dasar untuk melakukan praktik kefarmasian di Indonesia.
(nnz)