President University Ikut Promosikan Kerja Sama China-ASEAN dan Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - President University (Presuniv) sudah sejak lama ikut berperan dalam membangun mutual understanding atau saling pengertian dalam hubungan antara China-Indonesia, dan China-ASEAN. Misalnya dalam menerima mahasiswa asing dari berbagai negara.
Sebagian mahasiswa asing tersebut berasal dari China, Vietnam dan beberapa negara anggota ASEAN lainnya. Demikian disampaikan Rektor Presuniv Prof. Dr. Chairy pada Promoting People-to-People Ties and Building a Better Home Together dan Release of Top 10 Stories of China-ASEAN Corporation .
Dalam ajang tersebut Promoting People-to-People Ties and Building a Better Home Together, CICG juga mengumumkan 10 tulisan terbaik yang membahas tentang kerja sama China-ASEAN. Hadir dalam kesempatan itu Chairman of Asia Pacific Think Tank Wirun Pichaiwongphakdee; Chairman PT Huadian Bukit Asam Power Dong Qiucheng; Deputy Secretary of Party Committee of Guangxi University Zhong Zhifeng; Director of the Institute of Asian Studies, China Foreign Affairs University Guo Yanjun.
Baca juga: President University Jadi Satu-satunya PTS Penerima Beasiswa Hyundai Motor
Hadir pula Consultant of Asia Pacific Think Tank Malaysia Center, Lim Kianwei; Tharakon Wusatirakul yang menjabat sebagai Deputy Director of the Thai-Chinese Strategic Research Center, National Research Institute of Thailand, dan beberapa tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya Prof. Chairy menegaskan bahwa dimulai sejak tahun 2002 dan berlanjut sampai sekarang Presuniv masih terus menerima banyak mahasiswa asing, termasuk yang berasal dari China.
“Saat ini mahasiswa asing yang kuliah di Presuniv datang dari 23 negara di dunia. Mereka kuliah di berbagai program studi dan fakultas di Presuniv,” ungkapnya, melalui siaran pers, Minggu (28/1/2024).
Prof. Chairy juga sangat optimis ke depan jumlah mahasiswa asing yang kuliah di Presuniv akan terus bertambah.
“Itu karena kami sekarang memiliki lima fakultas dengan 21 program studi S1 dan tiga program studi S2. Sekarang kami memiliki fakultas terbaru, yakni Fakultas Kedokteran. Sementara, untuk program studi S2 terbaru adalah Magister Hukum,” paparnya.
Untuk mahasiswa asing di Presuniv, Prof. Chairy merujuk data di situs https://izinbelajar.kemendikbud.go.id/ yang dirilis oleh Direktorat Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI.
Katanya, “Sejak tahun 2017 hingga 2022, atau selama enam tahun berturut-turut, Presuniv adalah perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa asing terbanyak se-Indonesia untuk yang kuliah di tingkat sarjana atau S1.” Sebagian dari mahasiswa asing tersebut, ungkap dia, berasal dari China.
Maka, tegas Prof. Chairy, berkolaborasi dengan pihak China, termasuk kalangan korporasinya, menjadi sangat penting sangat penting bagi Presuniv. “Itu sebabnya kami sangat mendukung kegiatan Promoting People-to-People Ties and Building a Better Home Together yang diselenggarakan oleh CICG,” tegas dia.
Baca juga: President University Gelar Wisuda ke-19, Lulusan Meningkat 38 Persen
Menurut Prof. Chairy, Presuniv juga sudah sejak lama berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan asal China, termasuk mereka yang beroperasi di Indonesia. Kerja sama tersebut dilakukan lewat berbagai bentuk. Di antaranya, pemberian beasiswa dari perusahaan-perusahaan asal China, Beasiswa ini bukan hanya untuk mahasiswa asal China, tapi juga mahasiswa dari Indonesia.
Bentuk kerja sama lainnya adalah kuliah tamu yang menghadirkan para pembicara dari China, bahkan termasuk di antaranya Duta Besar China untuk Indonesia, Lu Kang. Selain itu, mahasiswa dan dosen Presuniv juga kerap melakukan company visit atau kunjungan ke perusahaan-perusahaan asal China yang beroperasi di Indonesia. Kegiatan lainnya, papar Prof. Chairy, adalah rekrutmen mahasiswa untuk magang maupun lulusan baru.
Selain yang bernuansa akademis, mahasiswa asing yang kuliah di Presuniv juga diajak terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, seperti pengabdian kepada masyarakat, termasuk juga kegiatan seni, olahraga dan budaya.
“Kegiatan yang melibat mahasiswa asing semacam ini sangat penting untuk membangun atmosfer internasional di Presuniv. Selan itu, melalui kegiatan bersama tersebut, kami ingin membangun sikap toleran, mau saling memahami dan saling mengerti antara sesama mahasiswa asing, serta mahasiswa asing dengan mahasiswa Indonesia,” pungkas Prof. Chairy.
Sebagian mahasiswa asing tersebut berasal dari China, Vietnam dan beberapa negara anggota ASEAN lainnya. Demikian disampaikan Rektor Presuniv Prof. Dr. Chairy pada Promoting People-to-People Ties and Building a Better Home Together dan Release of Top 10 Stories of China-ASEAN Corporation .
Mahasiswa Asing Terus Bertambah
Dalam ajang tersebut Promoting People-to-People Ties and Building a Better Home Together, CICG juga mengumumkan 10 tulisan terbaik yang membahas tentang kerja sama China-ASEAN. Hadir dalam kesempatan itu Chairman of Asia Pacific Think Tank Wirun Pichaiwongphakdee; Chairman PT Huadian Bukit Asam Power Dong Qiucheng; Deputy Secretary of Party Committee of Guangxi University Zhong Zhifeng; Director of the Institute of Asian Studies, China Foreign Affairs University Guo Yanjun.
Baca juga: President University Jadi Satu-satunya PTS Penerima Beasiswa Hyundai Motor
Hadir pula Consultant of Asia Pacific Think Tank Malaysia Center, Lim Kianwei; Tharakon Wusatirakul yang menjabat sebagai Deputy Director of the Thai-Chinese Strategic Research Center, National Research Institute of Thailand, dan beberapa tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya Prof. Chairy menegaskan bahwa dimulai sejak tahun 2002 dan berlanjut sampai sekarang Presuniv masih terus menerima banyak mahasiswa asing, termasuk yang berasal dari China.
“Saat ini mahasiswa asing yang kuliah di Presuniv datang dari 23 negara di dunia. Mereka kuliah di berbagai program studi dan fakultas di Presuniv,” ungkapnya, melalui siaran pers, Minggu (28/1/2024).
Prof. Chairy juga sangat optimis ke depan jumlah mahasiswa asing yang kuliah di Presuniv akan terus bertambah.
“Itu karena kami sekarang memiliki lima fakultas dengan 21 program studi S1 dan tiga program studi S2. Sekarang kami memiliki fakultas terbaru, yakni Fakultas Kedokteran. Sementara, untuk program studi S2 terbaru adalah Magister Hukum,” paparnya.
Untuk mahasiswa asing di Presuniv, Prof. Chairy merujuk data di situs https://izinbelajar.kemendikbud.go.id/ yang dirilis oleh Direktorat Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI.
Katanya, “Sejak tahun 2017 hingga 2022, atau selama enam tahun berturut-turut, Presuniv adalah perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa asing terbanyak se-Indonesia untuk yang kuliah di tingkat sarjana atau S1.” Sebagian dari mahasiswa asing tersebut, ungkap dia, berasal dari China.
Bangun Atmosfer Internasional
Maka, tegas Prof. Chairy, berkolaborasi dengan pihak China, termasuk kalangan korporasinya, menjadi sangat penting sangat penting bagi Presuniv. “Itu sebabnya kami sangat mendukung kegiatan Promoting People-to-People Ties and Building a Better Home Together yang diselenggarakan oleh CICG,” tegas dia.
Baca juga: President University Gelar Wisuda ke-19, Lulusan Meningkat 38 Persen
Menurut Prof. Chairy, Presuniv juga sudah sejak lama berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan asal China, termasuk mereka yang beroperasi di Indonesia. Kerja sama tersebut dilakukan lewat berbagai bentuk. Di antaranya, pemberian beasiswa dari perusahaan-perusahaan asal China, Beasiswa ini bukan hanya untuk mahasiswa asal China, tapi juga mahasiswa dari Indonesia.
Bentuk kerja sama lainnya adalah kuliah tamu yang menghadirkan para pembicara dari China, bahkan termasuk di antaranya Duta Besar China untuk Indonesia, Lu Kang. Selain itu, mahasiswa dan dosen Presuniv juga kerap melakukan company visit atau kunjungan ke perusahaan-perusahaan asal China yang beroperasi di Indonesia. Kegiatan lainnya, papar Prof. Chairy, adalah rekrutmen mahasiswa untuk magang maupun lulusan baru.
Selain yang bernuansa akademis, mahasiswa asing yang kuliah di Presuniv juga diajak terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, seperti pengabdian kepada masyarakat, termasuk juga kegiatan seni, olahraga dan budaya.
“Kegiatan yang melibat mahasiswa asing semacam ini sangat penting untuk membangun atmosfer internasional di Presuniv. Selan itu, melalui kegiatan bersama tersebut, kami ingin membangun sikap toleran, mau saling memahami dan saling mengerti antara sesama mahasiswa asing, serta mahasiswa asing dengan mahasiswa Indonesia,” pungkas Prof. Chairy.
(nnz)