Kemendikbud Klarifikasi Terkait Kluster COVID-19 di Satuan Pendidikan

Jum'at, 14 Agustus 2020 - 09:45 WIB
loading...
Kemendikbud Klarifikasi...
Dirjen Pendidikan Paud, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kemendikbud melakukan klarifikasi ke daerah-daerah yang dilaporkan muncul klaster COVID-19 baru di satuan pendidikan.

Dirjen Pendidikan Paud, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri mengatakan, untuk di Papua disebutkan bahwa ada 289 peserta didik yang terpapar Corona.

Dia meluruskan bahwa siswa yang terpapar di Papua ini bukan terjadi pada Agustus ini. Melainkan ini adalah akumulasi orang yang terpapar Corona dari Maret sampai Agustus. (Baca juga: Pemerintah Persilahkan Dana BOS untuk Biayai Rapid Test Siswa dan Guru )

"Itu jumlah peserta didik atau anak usia 0-18 tahun yang terpapar COVID-19 dalam kehidupan sehari-harinya. Tidak di sekolah atau satuan pendidikannya," katanya pada Bincang Sore, Kamis (13/8).

Mantan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah ini menerangkan, untuk Balikpapan juga dikabarkan ada satu guru yang terpapar. Namun guru itu tertular dari tetangganya dan tidak dalam posisi ada di sekolah.

"Kemudian dia isolasi dirumahnya. Tidak melaksankaan kegiatan belajar mengajar dan di Balikpapan belum dilaksanakan pembukaan tatap muka," katanya. (Baca juga: 1.410 Sekolah Sudah Lakukan Belajar Tatap Muka di Zona Hijau dan Kuning )

Kemudian peristiwa yang terjadi di Pontianak, jelasnya, dilaporkan 14 siswa dan 8 guru di jenjang SMA dinyatakan reaktif COVID-19. Dia mengungkapkan, yang terjadi di Pontianak adalah mereka dinyatakan reaktif karena Gubernur Kalimantan melakukan tes swab kepada guru dan random tes kepada siswa untuk menghadapi pembukaan sekolah. Hasilnya ada 14 siswa dan 8 guru yang reaktif.

"Jadi yang terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat ini adalah contoh praktek baik dari proses persiapan menghadapi pembukaan sekolah tatap muka," jelasnya.

Dia menjelaskan, gubernur Kalimantan Barat melakukan tes tersebut sebelum sekolah beroperasi. Lalu setelah diketahui ada yang reaktif, katanya, maka rencana pembukaan sekolah tatap muka di Pontianak pun ditunda.

Selanjutnya di Tulungagung, Jawa Timur disebutkan ada siswa SD yang reaktif. Jumeri menjelaskan, siswa SD itupun tidak sedang dalam belajar di sekolah. Siswa itu reaktif karena tertular dari orangtuanya yang sering bepergian karena berprofesi sebagai pedagang. (Baca juga: Guru Diingatkan PJJ Jangan Terlalu Membebani Siswa )

Siswa SD di Tulungagung itu juga diketahui terkena Corona karena gurunya yang sedang mendatangi siswa itu untuk memberikan pelajaran.

Sementara untuk kejadian di SMKN 1 Gunem, Rembang, Jawa Tengah Jumeri menjelaskan jika ada guru yang positif di sekolah namun kejadian ini terjadi ketika kegiatan belajar mengajar di SMK di Jawa Tengah memang belum membuka sekolah tatap muka.

"Penularan bukan dari satuan pendidikan tetapi dari unsur lain di pemerintah daerah. Bukan karena pada satuan pendidikan," ungkapnya.

Jumeri mengatakan, Kemendikbud menyadari bahwa pada saat sekolah tatap muka dilakukan pasti ada resiko-resiko yang mungkin terjadi di sekolah.

Oleh karena itu Kemendikbud pun telah memberikan penegasan kepada dinas pendidikan di kabupaten kota dan provinsi bahwa pembukaan itu harus dilakukan atas izin satgas gugus tugas COVID-19 setempat yang paling mengetahui tentang kondisi daerah tersebut.

Selain itu, ujarnya, ketika satu sekolah mengajukan izin pembukaan sekolah tatap muka maka permohonan izin itu diverifikasi dan divalidasi di lapangan untuk memastikan bahwa satuan pendidikan itu siap melaksanakan tatap muka dengan protokol kesehatan sehingga bisa tetap melindungi guru, siswa, dan keluarga.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Dari Slawi hingga Makasar,...
Dari Slawi hingga Makasar, 155 Sekolah Luar Biasa Direvitalisasi
Jadwal ANBK 2025 untuk...
Jadwal ANBK 2025 untuk SD, SMP, dan SMA, Cek Asesmen yang Diujikan
Melawan Banjir dengan...
Melawan Banjir dengan Buku Digital, Jejak Perubahan dari SDN Tambakrejo 1 Semarang
Wapres Pastikan Pelajaran...
Wapres Pastikan Pelajaran AI akan Berlaku di SD-SMA pada Tahun Ajaran Baru
Mendikdasmen Beberkan...
Mendikdasmen Beberkan Jurus Sakti Berantas Budaya Menyontek di Sekolah
5 Contoh Ucapan Galungan...
5 Contoh Ucapan Galungan dan Kuningan 2025 untuk Teman Sekolah
Pemerintah Buka 35 Sekolah...
Pemerintah Buka 35 Sekolah Asrama Khusus untuk Keluarga Tak Mampu
Anggota DPR: Hardiknas...
Anggota DPR: Hardiknas Momentum Pemerataan Akses dan Kualitas Pendidikan di Sumbar
Hardiknas 2025, Ribuan...
Hardiknas 2025, Ribuan Siswa dan Guru Tanam Sayuran di Sekolah
Rekomendasi
Ini Alasan Polisi Tangguhkan...
Ini Alasan Polisi Tangguhkan Penahanan Mahasiswi ITB Pembuat Meme Prabowo-Jokowi
6 Drama Korea Romantis...
6 Drama Korea Romantis dengan Akhir Tragis, Kisah Cinta Menyayat Hati
ERIA Perkuat Peran Media...
ERIA Perkuat Peran Media Dalam Pelaporan Isu Kawasan
Uji Benturan, JAECOO...
Uji Benturan, JAECOO J7 Raih 5 Bintang dari Euro NCAP
Apple Siap Integrasikan...
Apple Siap Integrasikan AI ke dalam Website Safari
Profil Wahyudi Andrianto,...
Profil Wahyudi Andrianto, Adik Ipar Jokowi yang Serahkan Ijazah Asli ke Bareskrim
Berita Terkini
Kemitraan UI dan UC...
Kemitraan UI dan UC Berkeley Makin Erat, Dorong Riset Lintas Negara
Unair Buka 4 Jalur Mandiri...
Unair Buka 4 Jalur Mandiri 2025: Syarat, Jadwal, dan Tips Lolos Seleksi
Kelas Internasional...
Kelas Internasional IPB University 2025 Kembali Dibuka, Simak Syaratnya
35 Contoh Soal Penalaran...
35 Contoh Soal Penalaran Numerik Kepolisian 2025 Lengkap dengan Kunci Jawaban
Seleksi Mandiri ITB...
Seleksi Mandiri ITB 2025 Dibuka, Ada Jalur Beasiswa dan KIP Kuliah
Riwayat Pendidikan Prilly...
Riwayat Pendidikan Prilly Latuconsina, Pacar Omara Esteghlal yang Jadi Dosen di LSPR
Infografis
Kebakaran Makin Dahsyat...
Kebakaran Makin Dahsyat di Israel, 7 Pemukiman Dievakuasi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved