Dana Indonesiana Dukung Peningkatan Kreativitas Sineas Lokal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menjelaskan Dana Indonesiana merupakan pemanfaatan hasil kelola Dana Abadi Kebudayaan. Manfaatnya pun dirasakan oleh para seniman dan budayawan, tak terkecuali sineas lokal.
Menurut Hilmar, tujuan utama Dana Indonesiana adalah menempatkan publik, pelaku budaya sebagai inisiator dan penggerak pemajuan kebudayaan. Seiring dengan perjalanan waktu, Dana Indonesiana memberikan kontribusi dalam membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan dan pemajuan kebudayaan di Indonesia.
Hilmar mengatakan pendanaan Dana Indonesiana juga untuk memperkuat ekosistem kebudayaan di Indonesia. Contoh kongkritnya adalah berbagai kegiatan kebudayaan berbasis masyarakat. Meliputi produksi seni, riset kebudayaan, sampai dengan partisipasi dalam forum kebudayaan dunia.
Baca juga: Kemendikbudristek Dorong Ruang Publik sebagai Kawasan Pemajuan Kebudayaan
"Kegiatan-kegiatan itu menjadi pendorong bagi para seniman dan budayawan Indonesia untuk semakin giat berinovasi serta meningkatkan kreativitasnya," katanya, melalui siaran pers, Minggu (10/3/2024).
Sementara itu, adanya Dana Indonesiana menjadi semangat tersendiri bagi pengelola atau penyelenggara Festival Film Purbalingga. Mereka semakin antusias menjalankan agenda tahunan itu, untuk merangsang kreativitas sineas-sineas lokal. Kucuran Dana Indonesiana sebesar Rp2,5 miliar per tahun, mereka kelola dengan sebaik-baiknya.
Direktur Fesival Film Purbalingga Nangki Nirmanto menceritakan mereka mulai mendapatkan kucuran Dana Indonesia pada 2022 lalu. Mereka masuk kategori penilaian komite seleksi. ’’Jadi langsung ditunjuk Komite Seleksi. Bukan kita melakukan submit atau pendaftaran,’’ katanya.
Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan, Kemendikbudristek Gelar Festival Dongdala Budaya Desa
Nangki mengatakan, kucuran Dana Indonesiana itu merupakan apresiasi atau penghargaan atas konsistensi mereka. Khususnya rutin menyelenggaraan Festival Film Purbalingga sejak 2007 lalu. Dia mengatakan uang program Dana Indonesiana yang mereka terima masuk kategori penguatan kelembagaan.
’’Kita senang banget dengan adanya pendanaan ini,’’ tuturnya. Lewat anggaran itu, mereka menjalankan rangkaian festival dengan aneka kegiatan yang semakin berkualitas. Di antaranya adalah pembuatan film oleh sineas-sineas Purbalingga dan sekitarnya.
Para sineas itu adalah murid-murid dari jenjang SMP dan SMA. Nangki mengatakan setiap tahunnya, kegiatan Festival Film Purbalingga bisa menghasilan sampa 20-30 karya film dari sineas-sineas lokal. Secara khusus dibentuk tim untuk mendampingi pembuatan film. Mulai dari penggalian ide, produksi, sampai dengan pasca produksi.
Film-film yang mengutamakan muatan lokal itu, kemudian diputar lewat media layar tancap. Sebelum ada Dana Indonesia, mereka biasanya hanya bisa membuka sebanyak 16 titik pemutaran layar tancap. ’’Setelah ada Dana Indonesia ini, kitab isa membuka nonton layar tancap sampai 30 titik,’’ tuturnya. Kemudian pembuatan film bisa sampai melibatkan 20 sekolah.
Nangki mengatakan mereka juga bertekat untuk terus melakukan regenerasi. Caranya dengan membuat kelas-kelas non formal untuk komunitas film lokal. Sehingga keberadaan sineas di kawasan Purbalingga dan sekitarnya terus bermunculan ke depannya. Nangki berharap program Dana Indonesiana yang bersumber dari Dana Abadi Pendidikan itu terus dipertahankan.
Lihat Juga: Festival Indonesia Bertutur Angkat Tema Subak, Dian Sastro: Kemas Seni Tradisional Menjadi Modern
Menurut Hilmar, tujuan utama Dana Indonesiana adalah menempatkan publik, pelaku budaya sebagai inisiator dan penggerak pemajuan kebudayaan. Seiring dengan perjalanan waktu, Dana Indonesiana memberikan kontribusi dalam membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan dan pemajuan kebudayaan di Indonesia.
Hilmar mengatakan pendanaan Dana Indonesiana juga untuk memperkuat ekosistem kebudayaan di Indonesia. Contoh kongkritnya adalah berbagai kegiatan kebudayaan berbasis masyarakat. Meliputi produksi seni, riset kebudayaan, sampai dengan partisipasi dalam forum kebudayaan dunia.
Baca juga: Kemendikbudristek Dorong Ruang Publik sebagai Kawasan Pemajuan Kebudayaan
"Kegiatan-kegiatan itu menjadi pendorong bagi para seniman dan budayawan Indonesia untuk semakin giat berinovasi serta meningkatkan kreativitasnya," katanya, melalui siaran pers, Minggu (10/3/2024).
Sementara itu, adanya Dana Indonesiana menjadi semangat tersendiri bagi pengelola atau penyelenggara Festival Film Purbalingga. Mereka semakin antusias menjalankan agenda tahunan itu, untuk merangsang kreativitas sineas-sineas lokal. Kucuran Dana Indonesiana sebesar Rp2,5 miliar per tahun, mereka kelola dengan sebaik-baiknya.
Direktur Fesival Film Purbalingga Nangki Nirmanto menceritakan mereka mulai mendapatkan kucuran Dana Indonesia pada 2022 lalu. Mereka masuk kategori penilaian komite seleksi. ’’Jadi langsung ditunjuk Komite Seleksi. Bukan kita melakukan submit atau pendaftaran,’’ katanya.
Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan, Kemendikbudristek Gelar Festival Dongdala Budaya Desa
Nangki mengatakan, kucuran Dana Indonesiana itu merupakan apresiasi atau penghargaan atas konsistensi mereka. Khususnya rutin menyelenggaraan Festival Film Purbalingga sejak 2007 lalu. Dia mengatakan uang program Dana Indonesiana yang mereka terima masuk kategori penguatan kelembagaan.
’’Kita senang banget dengan adanya pendanaan ini,’’ tuturnya. Lewat anggaran itu, mereka menjalankan rangkaian festival dengan aneka kegiatan yang semakin berkualitas. Di antaranya adalah pembuatan film oleh sineas-sineas Purbalingga dan sekitarnya.
Para sineas itu adalah murid-murid dari jenjang SMP dan SMA. Nangki mengatakan setiap tahunnya, kegiatan Festival Film Purbalingga bisa menghasilan sampa 20-30 karya film dari sineas-sineas lokal. Secara khusus dibentuk tim untuk mendampingi pembuatan film. Mulai dari penggalian ide, produksi, sampai dengan pasca produksi.
Film-film yang mengutamakan muatan lokal itu, kemudian diputar lewat media layar tancap. Sebelum ada Dana Indonesia, mereka biasanya hanya bisa membuka sebanyak 16 titik pemutaran layar tancap. ’’Setelah ada Dana Indonesia ini, kitab isa membuka nonton layar tancap sampai 30 titik,’’ tuturnya. Kemudian pembuatan film bisa sampai melibatkan 20 sekolah.
Nangki mengatakan mereka juga bertekat untuk terus melakukan regenerasi. Caranya dengan membuat kelas-kelas non formal untuk komunitas film lokal. Sehingga keberadaan sineas di kawasan Purbalingga dan sekitarnya terus bermunculan ke depannya. Nangki berharap program Dana Indonesiana yang bersumber dari Dana Abadi Pendidikan itu terus dipertahankan.
Lihat Juga: Festival Indonesia Bertutur Angkat Tema Subak, Dian Sastro: Kemas Seni Tradisional Menjadi Modern
(nnz)