Pemahaman Pengguna Terkait Platform Digital Kunci Cermat Bermedia Sosial
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan (networks), dan protokol.
Dosen Universitas Paramadina Jakarta, Septa Dinata mengatakan, media sosial mempunyai manfaat positif salah satunya yakni menghubungkan masyarakat di berbagai belahan dunia. Melalui media sosial masyarakat juga dapat berbagi pengalaman (informasi) dan cerita, serta membangun komunikasi dan jaringan.
“Media sosial menyediakan sebuah platform untuk membangun komunitas dan jaringan, menyatukan orang-orang yang memiliki minat sama, dan menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan dan penemuan,” ujar Septa dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, di Kota Malang, Selasa (23/4).
Dalam diskusi online bertajuk ”Cermat Bermain Media Sosial” itu, Septa menegaskan, media sosial memiliki banyak manfaat seperti menghubungkan masyarakat, memotivasi dan menginspirasi, juga berandil besar dalam mempengaruhi perubahan sosial.
”Media sosial adalah alat yang ampuh untuk menciptakan perubahan sosial, penggalangan gerakan (dana) sosial. Hal ini memungkinkan kita untuk meningkatkan kesadaran memobilisasi masyarakat mengenai isu-isu penting, sehingga memberikan dampak positif pada masyarakat,” tambah Septa
Meski begitu, media sosial juga dapat mengganggu kesehatan mental dan risiko kecanduan. ”Awas, di media sosial juga ada perundungan dan akan meninggalkan jejak digital,” tegas Septa dalam webinar yang diikuti siswa sekolah menengah dengan cara menggelar nonton bareng (nobar) itu.
Sejumlah sekolah menengah di Kota Malang yang mengikuti kegiatan nobar di ruang kelas, di antaranya: SMPN 28 Malang, SMPN 25 Malang, SMPN 30 Malang, SMPN 11 Malang, dan SMP Islam Maarif 2 Malang.
Narasumber lain technopreneur Erlan Primansyah mengatakan, cermat bermedia sosial harus memperhatikan etiket berinternet. Menurutnya, bermain media sosial membutuhkan tata krama (netiket).
”Kita harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain. Bukan sekadar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya,” tegas Erlan.
Influencer Azmy Zen menyebut, cermat bermain media sosial berarti harus memiliki pemahaman terkait faktor keamanan digital. Dengan pemahaman itu, pengguna digital akan terhindar dari berbagai macam ancaman dan kejahatan digital.
”Keamanan digital adalah praktik melindungi data, sistem, dan informasi yang disimpan dan dipertukarkan melalui teknologi digital. Ini mencakup berbagai tindakan yang dirancang untuk mengamankan informasi dari akses yang tidak sah, peretasan, pencurian, atau kerusakan,” pungkas Azmy Zen.
Untuk diketahui, webinar yang membidik segmen pendidikan ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), yang digelar Kemenkominfo sejak 2017. Tahun ini, program #literasidigitalkominfo untuk mewujudkan Indonesia yang #MakinCakapDigital tersebut mulai bergulir pada Februari 2024.
Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi serta organisasi masyarakat sipil, program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.
Hingga akhir 2023, tercatat 24,6 juta orang telah mengikuti program ini. Kemenkominfo menargetkan, sampai dengan akhir 2024 kegiatan ini mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta warga masyarakat Indonesia.
Dosen Universitas Paramadina Jakarta, Septa Dinata mengatakan, media sosial mempunyai manfaat positif salah satunya yakni menghubungkan masyarakat di berbagai belahan dunia. Melalui media sosial masyarakat juga dapat berbagi pengalaman (informasi) dan cerita, serta membangun komunikasi dan jaringan.
“Media sosial menyediakan sebuah platform untuk membangun komunitas dan jaringan, menyatukan orang-orang yang memiliki minat sama, dan menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan dan penemuan,” ujar Septa dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, di Kota Malang, Selasa (23/4).
Dalam diskusi online bertajuk ”Cermat Bermain Media Sosial” itu, Septa menegaskan, media sosial memiliki banyak manfaat seperti menghubungkan masyarakat, memotivasi dan menginspirasi, juga berandil besar dalam mempengaruhi perubahan sosial.
”Media sosial adalah alat yang ampuh untuk menciptakan perubahan sosial, penggalangan gerakan (dana) sosial. Hal ini memungkinkan kita untuk meningkatkan kesadaran memobilisasi masyarakat mengenai isu-isu penting, sehingga memberikan dampak positif pada masyarakat,” tambah Septa
Meski begitu, media sosial juga dapat mengganggu kesehatan mental dan risiko kecanduan. ”Awas, di media sosial juga ada perundungan dan akan meninggalkan jejak digital,” tegas Septa dalam webinar yang diikuti siswa sekolah menengah dengan cara menggelar nonton bareng (nobar) itu.
Sejumlah sekolah menengah di Kota Malang yang mengikuti kegiatan nobar di ruang kelas, di antaranya: SMPN 28 Malang, SMPN 25 Malang, SMPN 30 Malang, SMPN 11 Malang, dan SMP Islam Maarif 2 Malang.
Narasumber lain technopreneur Erlan Primansyah mengatakan, cermat bermedia sosial harus memperhatikan etiket berinternet. Menurutnya, bermain media sosial membutuhkan tata krama (netiket).
”Kita harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain. Bukan sekadar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya,” tegas Erlan.
Influencer Azmy Zen menyebut, cermat bermain media sosial berarti harus memiliki pemahaman terkait faktor keamanan digital. Dengan pemahaman itu, pengguna digital akan terhindar dari berbagai macam ancaman dan kejahatan digital.
”Keamanan digital adalah praktik melindungi data, sistem, dan informasi yang disimpan dan dipertukarkan melalui teknologi digital. Ini mencakup berbagai tindakan yang dirancang untuk mengamankan informasi dari akses yang tidak sah, peretasan, pencurian, atau kerusakan,” pungkas Azmy Zen.
Untuk diketahui, webinar yang membidik segmen pendidikan ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), yang digelar Kemenkominfo sejak 2017. Tahun ini, program #literasidigitalkominfo untuk mewujudkan Indonesia yang #MakinCakapDigital tersebut mulai bergulir pada Februari 2024.
Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi serta organisasi masyarakat sipil, program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.
Hingga akhir 2023, tercatat 24,6 juta orang telah mengikuti program ini. Kemenkominfo menargetkan, sampai dengan akhir 2024 kegiatan ini mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta warga masyarakat Indonesia.
(wyn)