Konsorsium Jabar-Banten Gelar Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim Ekosistem Kemitraan Jabar-Banten yang diinisiasi Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) menggelar Workforce dan Innovation Planning Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah, di Depok, Jawa Barat, Rabu (27/3/2024).
Kegiatan ini didukung Direktorat Mitras Dudi serta Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok. hadiri dalam kegiatan yakni Kepala Bidang Penelitian Pengembangan dan Inovasi pada Bappeda, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata, Bagian Pemerintahan dan Kerjasama Pemerintah Kota Depok, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Industri PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, UMKM, SMK Negeri 4 Depok, serta Tim Mitras Dudi.
Kepala Bidang Penelitan Pengembangan dan Inovasi pada Bappeda Depok, Fathir Fajar Sidiq, mengatakan, persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Depok selama kurun waktu 2022 - 2023 terus mengalami penurunan.
TPT di Kota Depok berhasil ditekan hingga persentasenya 6,97% di akhir tahun 2023 dari yang sebelumnya di tahun 2022 mencapai 7,82%, persentase penduduk miskin turun 0,15 % poin atau berkurang 2.410.000.
Pemerintah Kota Depok terus berupaya untuk semakin menurunkan angka TPT. Pencapaian ini didorong oleh bertumbuhnya kinerja beberapa kategori lapangan usaha.
Sektor Industri Pengolahan merupakan kategori lapangan usaha yang memiliki kontribusi paling besar terhadap PDRB Kota Depok, disusul oleh kategori Perdagangan Besar dan Eceran dan pengembangan ekonomi kreatif sebagai lokomotif pengembangan sub sektor ekonomi kreatif lainnya.
Adanya kegiatan Wokrforce & Innovation Planning ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam menghasilkan suatu kebijakan pengembangan inovasi daerah.
Perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja Depok, Tri Astuti, mengatakan, kegiatan ini bertujuan mencegah pengangguran dengan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan di Kelurahan. Kemudian pada saat yang sama dia juga menyampaikan ketertarikannya untuk berkolaborasi dengan Politeknik untuk kegiatan ini.
Dina, perwakilan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Depok menyampaikan program-program yang sedang berjalan untuk mengatasi pengangguran. Seperti: Program 5.000 wirausaha baru dan 1.000 wanita berwirausaha, pelatihan di bidang soft skill seperti di bidang kewirausahaan, dan permodalan dari perizinan melalui subsidi.
Kemudian program incubator bisnis terkait pengumpulan produk, program kurasi yang membantu penambahan peningkatan produk-produk dan pemasaran melalui pameran produk.
Perwakilan dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Depok, Prambudi, mengatakan, program yang dilakukan membantu dalam urusan perdagangan dan perindustrian di Kota Depok. Seperti pasar rakyat khusus industri kecil dan menengah dan Depok yang telah memiliki rumah kemasan di Alun-alun Depok.
Perwakilan dari Dinas Sosial, Harry Maulana, menambahkan, fungsi utama Dinas Sosial di antaranya adalah pemberian bantuan sosial (bansos) dengan akurasi data agar tepat sasaran, bansos untuk mahasiswa dengan memberikan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi dan kurang mampu sebesar Rp15 juta dengan persyaratan yang tinggal di Kota Depok dan memiliki masalah.
Sedangkan menurut Sigit, perwakilan dari Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Depok, dirinya belum mendapatkan identitas Kota Depok yang berbeda dengan daerah bagian lain. Depok juga tidak mempunyai wisata alam dan butuh untuk diteliti terkait potensi pariwisata.
Program ekosistem kemitraan vokasi ini merupakan kajian yang mengkolaborasikan kemitraan dan penyelarasan antara satuan pendidikan vokasi, industri serta pemangku kepentingan di daerah. Tujuannya adalah untuk menghasilkan policy brief guna menghasilkan klaster inovasi berbasis potensi/ kebutuhan daerah.
Program ini diharapkan dapat memperkecil gap kompetensi lulusan dan demand dari DUDI dan dalam rangka mendorong penciptaan inovasi dari SDM Vokasi.
"Harapan besarnya hasil akhir program ini dapat mewujudkan Program Pemerintah yaitu mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Hal ini perlu dilakukan untuk mewujudkan ekosistem kemitraan strategis yang searah dan sejalan dengan agenda pembangunan nasional atau daerah,“ kata Direktur Polimedia Tipri Rose Kartika dalam sambutannya.
Anggota Tim Ekosistem Kemitraan, Handika Dany Rahmayanti mengatakan, Workforce & Innovation Planning merupakan salah satu agenda tim ekosistem kemitraan yang beranggotakan Sekolah Vokasi IPB, Polimedia, PNJ, Polman, Polban, Politeknik Negeri Subang dan Politeknik Negeri Indramayu.
Kegiatan hari ini membahas tentang horizon scanning yang merupakan tahapan dalam melihat dan membentuk masa depan, berdasarkan pemahaman tentang kejadian (even), kecenderungan (tren), perkembangan dan perubahan di masa depan
Kegiatan ini didukung Direktorat Mitras Dudi serta Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok. hadiri dalam kegiatan yakni Kepala Bidang Penelitian Pengembangan dan Inovasi pada Bappeda, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata, Bagian Pemerintahan dan Kerjasama Pemerintah Kota Depok, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Industri PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, UMKM, SMK Negeri 4 Depok, serta Tim Mitras Dudi.
Kepala Bidang Penelitan Pengembangan dan Inovasi pada Bappeda Depok, Fathir Fajar Sidiq, mengatakan, persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Depok selama kurun waktu 2022 - 2023 terus mengalami penurunan.
TPT di Kota Depok berhasil ditekan hingga persentasenya 6,97% di akhir tahun 2023 dari yang sebelumnya di tahun 2022 mencapai 7,82%, persentase penduduk miskin turun 0,15 % poin atau berkurang 2.410.000.
Pemerintah Kota Depok terus berupaya untuk semakin menurunkan angka TPT. Pencapaian ini didorong oleh bertumbuhnya kinerja beberapa kategori lapangan usaha.
Sektor Industri Pengolahan merupakan kategori lapangan usaha yang memiliki kontribusi paling besar terhadap PDRB Kota Depok, disusul oleh kategori Perdagangan Besar dan Eceran dan pengembangan ekonomi kreatif sebagai lokomotif pengembangan sub sektor ekonomi kreatif lainnya.
Adanya kegiatan Wokrforce & Innovation Planning ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam menghasilkan suatu kebijakan pengembangan inovasi daerah.
Perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja Depok, Tri Astuti, mengatakan, kegiatan ini bertujuan mencegah pengangguran dengan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan di Kelurahan. Kemudian pada saat yang sama dia juga menyampaikan ketertarikannya untuk berkolaborasi dengan Politeknik untuk kegiatan ini.
Dina, perwakilan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Depok menyampaikan program-program yang sedang berjalan untuk mengatasi pengangguran. Seperti: Program 5.000 wirausaha baru dan 1.000 wanita berwirausaha, pelatihan di bidang soft skill seperti di bidang kewirausahaan, dan permodalan dari perizinan melalui subsidi.
Kemudian program incubator bisnis terkait pengumpulan produk, program kurasi yang membantu penambahan peningkatan produk-produk dan pemasaran melalui pameran produk.
Perwakilan dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Depok, Prambudi, mengatakan, program yang dilakukan membantu dalam urusan perdagangan dan perindustrian di Kota Depok. Seperti pasar rakyat khusus industri kecil dan menengah dan Depok yang telah memiliki rumah kemasan di Alun-alun Depok.
Perwakilan dari Dinas Sosial, Harry Maulana, menambahkan, fungsi utama Dinas Sosial di antaranya adalah pemberian bantuan sosial (bansos) dengan akurasi data agar tepat sasaran, bansos untuk mahasiswa dengan memberikan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi dan kurang mampu sebesar Rp15 juta dengan persyaratan yang tinggal di Kota Depok dan memiliki masalah.
Sedangkan menurut Sigit, perwakilan dari Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Depok, dirinya belum mendapatkan identitas Kota Depok yang berbeda dengan daerah bagian lain. Depok juga tidak mempunyai wisata alam dan butuh untuk diteliti terkait potensi pariwisata.
Program ekosistem kemitraan vokasi ini merupakan kajian yang mengkolaborasikan kemitraan dan penyelarasan antara satuan pendidikan vokasi, industri serta pemangku kepentingan di daerah. Tujuannya adalah untuk menghasilkan policy brief guna menghasilkan klaster inovasi berbasis potensi/ kebutuhan daerah.
Program ini diharapkan dapat memperkecil gap kompetensi lulusan dan demand dari DUDI dan dalam rangka mendorong penciptaan inovasi dari SDM Vokasi.
"Harapan besarnya hasil akhir program ini dapat mewujudkan Program Pemerintah yaitu mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Hal ini perlu dilakukan untuk mewujudkan ekosistem kemitraan strategis yang searah dan sejalan dengan agenda pembangunan nasional atau daerah,“ kata Direktur Polimedia Tipri Rose Kartika dalam sambutannya.
Anggota Tim Ekosistem Kemitraan, Handika Dany Rahmayanti mengatakan, Workforce & Innovation Planning merupakan salah satu agenda tim ekosistem kemitraan yang beranggotakan Sekolah Vokasi IPB, Polimedia, PNJ, Polman, Polban, Politeknik Negeri Subang dan Politeknik Negeri Indramayu.
Kegiatan hari ini membahas tentang horizon scanning yang merupakan tahapan dalam melihat dan membentuk masa depan, berdasarkan pemahaman tentang kejadian (even), kecenderungan (tren), perkembangan dan perubahan di masa depan
(wyn)