Tumbuhkan Jiwa Enterpreneur Sejak Dini, Pelajar SMA Ikuti Lomba Simulasi Bisnis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Untuk menumbuhkan enterpreneurmuda dibutuhkan wadah guna memupuk semangat, naluri, dan keterampilan kewirausahaan. Hal ini penting demi mewujudkan visi menuju Indonesia Emas 2045.
Berdasarkan catatan Kementrian Koperasi dan UKM, saat ini Indonesia baru mencapai rasio kewirausahaan sebesar 3,47%. Sedangkan, untuk dikategorikan sebagai negara maju di 2040, Indonesia harus memiliki rasio entrepreneur atau wirausaha mencapai 12 persen dari populasi.
Untuk di jenjang SMA, HighScope Indonesia meneruskan komitmennya untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini dengan menyelenggarakan program yang bernama Virtual Company Indonesia (VCI).
VCI merupakan sebuah program simulasi bisnis bagi siswa Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan. Pada tahun ini sekolah-sekolah yang mengikuti program ini yakni SMKN 20 Jakarta, SMKN 51 Jakarta, SMKN 43 Jakarta, SMA HighScope Indonesia TB. Simatupang, dan SMA HighScope Indonesia Bali.
Program kegiatan tahunan VCI dimulai dari Business Plan Competition. Dalam kompetisi ini setiap perusahaan virtual yang terhubung dengan VCI akan mengikuti dan berkompetisi dalam ajang ini dengan mengeksplorasi ide bisnis dan kompetensi manajerialnya dalam mengelola perusahaan virtualnya di hadapan dewan juri yang terdiri dari para ahli dan praktisi bisnis.
Kompetisi Business Plan ini mendapatkan respons positif dari para juri. Muhammad Jupaka Syahputra, seorang serialpreneur sangat terkesan dengan pengalamannya menjadi juri.
“Saat dengar ada business competition di jenjang SMA-SMK saya awalnya kaget, karena lumayan jarang ya. Acaranya sangat seru dan performa para peserta cukup di luar perkiraan. Karena saat melihat presentasi dari mereka hari ini, sudah tidak di level SMA dan SMK sih, sudah di level investment deck yang biasa saya terima dari teman-teman UMKM," katanya, dalam keterangan resmi, Jumat (10/5/2024).
Jessica Halim, founder dari demibumi.id menambahkan, yang menarik saat dirinya menjadi juri adalah ia terinspirasi dari ide-ide para peserta. Pengalaman menjadi juri membawa ia untuk melihat visi-misi baru untuk anak-anak generasi muda ini seperti apa dan juga pola pikirnya.
“Kita juga terbuka wawasannya, jadi sebenarnya program ini bukan cuma bagus untuk mereka, tapi juga bagus untuk entrepreneur lainnya, untuk melihat kembali masa depan,” lugasnya.
Para peserta juga menyampaikan perasaan saat mengikuti acara ini, Rahayu dari SMKN 51 Jakarta merasa acara ini sangat bermanfaat. Menurutnya, program VCI ini benar-benar memberikan manfaat bagi ia dan timnya.
Sebab, katanya, mereka diasah dari public speaking, yang biasanya hanya bicara di depan kelas, sekarang harus berbicara di depan banyak orang. Lalu juga diuji bagaimana caranya membuat produk yang menarik bagi konsumen.
“Banyak sekali manfaatnya terutama bagi saya sebagai siswa SMK. Dari memikirkan produk apa yang harus dibuat, eksplorasi ide-ide kreatif, inovatif, yang baru, yang belum pernah ada sebelumnya. Terus juga pembelajarannya jadi lebih seru, mengerjakan ini bersama teman-teman jadi lebih kompak dan solid juga,” ujar Areta dari SMKN 43.
Rangkaian acara ini dilanjutkan dengan VCI Trade Fair. Pada Trade Fair tahun ini, sebanyak 11 perusahaan virtual yang didirikan oleh siswa SMA dan SMKN yang tergabung dalam Program VCI, memamerkan dan menjual konsep produk atau jasa yang sudah mereka kembangkan kepada para pengunjung pameran yang terdiri dari orang tua siswa, guru dan staf sekolah, serta para murid dari berbagai jenjang pendidikan.
Masing- masing perusahaan virtual membuat sebuah booth sebagai representasi dari konsep perusahaan mereka dan sekaligus sebagai tempat untuk memamerkan dan menjual konsep produk atau jasa mereka,kepada para pengunjung Trade Fair.
Setiap perusahaan virtual menyiapkan strategi masing-masing untuk membukukan penjualan sebanyak mungkin selama trade fair berlangsung, mulai dari program penjualan, desain booth, desain brosur, dress code, dsb. Pengunjung Trade Fair dapat melakukan transaksi pembelian dengan menggunakan kartu kredit simulasi yang disediakan oleh VCI.
Berdasarkan catatan Kementrian Koperasi dan UKM, saat ini Indonesia baru mencapai rasio kewirausahaan sebesar 3,47%. Sedangkan, untuk dikategorikan sebagai negara maju di 2040, Indonesia harus memiliki rasio entrepreneur atau wirausaha mencapai 12 persen dari populasi.
Untuk di jenjang SMA, HighScope Indonesia meneruskan komitmennya untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini dengan menyelenggarakan program yang bernama Virtual Company Indonesia (VCI).
VCI merupakan sebuah program simulasi bisnis bagi siswa Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan. Pada tahun ini sekolah-sekolah yang mengikuti program ini yakni SMKN 20 Jakarta, SMKN 51 Jakarta, SMKN 43 Jakarta, SMA HighScope Indonesia TB. Simatupang, dan SMA HighScope Indonesia Bali.
Program kegiatan tahunan VCI dimulai dari Business Plan Competition. Dalam kompetisi ini setiap perusahaan virtual yang terhubung dengan VCI akan mengikuti dan berkompetisi dalam ajang ini dengan mengeksplorasi ide bisnis dan kompetensi manajerialnya dalam mengelola perusahaan virtualnya di hadapan dewan juri yang terdiri dari para ahli dan praktisi bisnis.
Kompetisi Business Plan ini mendapatkan respons positif dari para juri. Muhammad Jupaka Syahputra, seorang serialpreneur sangat terkesan dengan pengalamannya menjadi juri.
“Saat dengar ada business competition di jenjang SMA-SMK saya awalnya kaget, karena lumayan jarang ya. Acaranya sangat seru dan performa para peserta cukup di luar perkiraan. Karena saat melihat presentasi dari mereka hari ini, sudah tidak di level SMA dan SMK sih, sudah di level investment deck yang biasa saya terima dari teman-teman UMKM," katanya, dalam keterangan resmi, Jumat (10/5/2024).
Jessica Halim, founder dari demibumi.id menambahkan, yang menarik saat dirinya menjadi juri adalah ia terinspirasi dari ide-ide para peserta. Pengalaman menjadi juri membawa ia untuk melihat visi-misi baru untuk anak-anak generasi muda ini seperti apa dan juga pola pikirnya.
“Kita juga terbuka wawasannya, jadi sebenarnya program ini bukan cuma bagus untuk mereka, tapi juga bagus untuk entrepreneur lainnya, untuk melihat kembali masa depan,” lugasnya.
Para peserta juga menyampaikan perasaan saat mengikuti acara ini, Rahayu dari SMKN 51 Jakarta merasa acara ini sangat bermanfaat. Menurutnya, program VCI ini benar-benar memberikan manfaat bagi ia dan timnya.
Sebab, katanya, mereka diasah dari public speaking, yang biasanya hanya bicara di depan kelas, sekarang harus berbicara di depan banyak orang. Lalu juga diuji bagaimana caranya membuat produk yang menarik bagi konsumen.
“Banyak sekali manfaatnya terutama bagi saya sebagai siswa SMK. Dari memikirkan produk apa yang harus dibuat, eksplorasi ide-ide kreatif, inovatif, yang baru, yang belum pernah ada sebelumnya. Terus juga pembelajarannya jadi lebih seru, mengerjakan ini bersama teman-teman jadi lebih kompak dan solid juga,” ujar Areta dari SMKN 43.
Rangkaian acara ini dilanjutkan dengan VCI Trade Fair. Pada Trade Fair tahun ini, sebanyak 11 perusahaan virtual yang didirikan oleh siswa SMA dan SMKN yang tergabung dalam Program VCI, memamerkan dan menjual konsep produk atau jasa yang sudah mereka kembangkan kepada para pengunjung pameran yang terdiri dari orang tua siswa, guru dan staf sekolah, serta para murid dari berbagai jenjang pendidikan.
Masing- masing perusahaan virtual membuat sebuah booth sebagai representasi dari konsep perusahaan mereka dan sekaligus sebagai tempat untuk memamerkan dan menjual konsep produk atau jasa mereka,kepada para pengunjung Trade Fair.
Setiap perusahaan virtual menyiapkan strategi masing-masing untuk membukukan penjualan sebanyak mungkin selama trade fair berlangsung, mulai dari program penjualan, desain booth, desain brosur, dress code, dsb. Pengunjung Trade Fair dapat melakukan transaksi pembelian dengan menggunakan kartu kredit simulasi yang disediakan oleh VCI.
(nnz)