Universitas MH Thamrin Berkomitmen Ciptakan SDM Unggul Berdaya Saing
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan hingga saat ini masih menjadi masalah utama dalam membangun sektor kesehatan di Indonesia. Tercatat hanya 0,65 dokter termasuk dokter spesialis per 1000 populasi Indonesia. Sedangkan menurut standar WHO yaitu 1 per 1000 populasi.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebutkan bahwa 50 persen puskesmas di Indonesia Timur seperti Papua tidak memiliki dokter umum dan lebih mengkhawatirkan untuk dokter spesialis
Dari segi jumlah SDM Kesehatan, Indonesia masih kekurangan 31.481 dokter spesialis untuk melayani 277.432.360 penduduk. Sebanyak 47 persen RSUD di tingkat Kabupaten/Kota di Indonesia belum terpenuhi dengan 7 jenis dokter spesialis.
Terkait hal itu, Rektor Universitas Muhammad Husni Thamrin (UMHT), Daeng Muhammad Faqih mengatakan, kondisi ini menjadi kekhawatiran bagi Indonesia. Karena menurutnya, pemberian layanan kesehatan tentu saja akan sangat terpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
Daeng menegaskan, UMTH sebagai kampus yang mencetak SDM-SDM kesehatan, memahami akan kurangnya tenaga kesehatan dan ikut serta bertanggung jawab membangun SDM berkarakter melalui lulusan-lulusannya yang diberikan pembekalan dalam layanan kesehatan.
Hal itu membuat ketimpangan akan SDM kesehatan, khususnya untuk wilayah daerah tertinggal. Berangkat dari kondisi itu, tambah Daeng, UMHT saat ini sedang menjajaki perekrutan SDM lokal untuk memberikan pendidikan yang selanjutnya akan dikembalikan ke daerahnya agar bermanfaat bagi masyarakatnya.
Disinggung soal keseriusan kampus dalam mencetak tenaga kesehatan, Daeng menegaskan, UMHT saat ini sedang mempersiapkan untuk membuka fakultas kedokteran yang mana masih dalam proses perizinan. Sedangkan untuk fasilitas pembelajarannya sudah siap.
"Komitmen ke depan UMHT ingin mengambil peran dalam menyokong ketahanan dan kemandirian kesehatan tingkat nasional," ujar Daeng dalam acara Media Darling di aula kampus UMHT, Jakarta Timur, Kamis (16/5/2024).
Bahkan menurut Daeng, bukan hanya di tingkat nasional saja tetapi di tingkat internasional, UMHT telah menjalin kerja sama dengan lima institusi di berbagai negara, antara lain Sulaiman Al Habib Hospital Riyadh Saudi Arabia, Haror Hokushi Jepang, dan Rostocket Heimstiftunt, Berlin Jerman.
Menurutnya, SDM kesehatan merupakan faktor penggerak paling penting dalam penguatan sistem kesehatan. Terlebih Indonesia yang ditetapkan sebagai negara industri sejak tahun 2014, SDM kesehatan menjadi penyokong produktivitas kerja para SDM di dunia industri yaitu ujungnya akan berpengaruh dengan pertumbuhan ekonomi yang positif.
Menurut Daeng, dengan tersedianya Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatam (SDMBK) yang bermutu dapat mencukupi kebutuhan, terdistribusi secara adil dan merata serta termanfaatkan untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Daeng kembali menegaskan bahwa UMHT mempunyai komitmen untuk berkontribusi terhadap program pelayanan kesehatan terutama tentang penyediaan sub sistem SDM Kesehatan di Indonesia.
"Lulusan kampus UMHT diharapkan melahirkan SDM untuk mencukupi termasuk juga SDM yang berkualitas di bidang kesehatan. Dan UMHT memiliki data tenaga kesehatan yang dapat dipercaya terstandarisasi lengkap, terbaharui dan berkualitas menjadi kunci pokok dalam perencanaan dan pengambilan keputusan," ujarnya
Meskipun saat ini UMHT belum mempunyai tenaga dokter, tapi menurut Daeng kampusnya memiliki tenaga kesehatan lainnya, yang bisa berkontribusi untuk negara. Di antaranya, perawat, bidan, ahli gizi, ahli laboratorium, dan ahli teknologi elektro medik, juga SDM di sektor kesehatan masyarakat.
"Jadi kita ingin berkontribusi dengan memproduksi SDM unggul lewat pendidikan kita di kampus UMHT.Sehingga lulusan kita tidak hanya dihargai di dalam negeri, tapi juga luar negeri. Terbukti kita punya pengalaman dan rekam jejak dengan mengirim lulusan untuk bekerja di negara lain," urainya.
Mantan Ketua Umum IDI ini menyampaikan bahwa pemberdayaan SDM kesehatan harus dibarengi dengan peningkatan mutu atau kualitas SDM yang bagus.
"Kita ingin SDM yang melayani masyarakat itu betul-betul SDM yang handal. Dengan berbagai fasilitas yang terus ditingkatkan, UMHT mampu menghasilkan lulusan berdaya saing global. Kita bisa bersaing dengan lulusan-lulusan luar negeri karena kami telah melengkapi dengan ragam fasilitas yang sesuai standar internasional," ujarnya.
Dalam kesempatan media darling tersebut, Daeng juga memperkenalkan beberapa fakultas yang saat ini dimiliki oleh UMHT, yaitu Fakultas Kesehatan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Komputer dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Kesemua fakultas tersebut telah dilengkapi dengan ragam fasilitas mendukung guna menghasilkan lulusan unggul yang berdaya saing baik di tingkat nasional maupun international.
Saat ini Universitas MH Thamrin memiliki 4 Fakultas yaitu Fakultas Kesehatan, Fakultas Komputer, Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan pilihan 19 program studi.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebutkan bahwa 50 persen puskesmas di Indonesia Timur seperti Papua tidak memiliki dokter umum dan lebih mengkhawatirkan untuk dokter spesialis
Dari segi jumlah SDM Kesehatan, Indonesia masih kekurangan 31.481 dokter spesialis untuk melayani 277.432.360 penduduk. Sebanyak 47 persen RSUD di tingkat Kabupaten/Kota di Indonesia belum terpenuhi dengan 7 jenis dokter spesialis.
Terkait hal itu, Rektor Universitas Muhammad Husni Thamrin (UMHT), Daeng Muhammad Faqih mengatakan, kondisi ini menjadi kekhawatiran bagi Indonesia. Karena menurutnya, pemberian layanan kesehatan tentu saja akan sangat terpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
Daeng menegaskan, UMTH sebagai kampus yang mencetak SDM-SDM kesehatan, memahami akan kurangnya tenaga kesehatan dan ikut serta bertanggung jawab membangun SDM berkarakter melalui lulusan-lulusannya yang diberikan pembekalan dalam layanan kesehatan.
Hal itu membuat ketimpangan akan SDM kesehatan, khususnya untuk wilayah daerah tertinggal. Berangkat dari kondisi itu, tambah Daeng, UMHT saat ini sedang menjajaki perekrutan SDM lokal untuk memberikan pendidikan yang selanjutnya akan dikembalikan ke daerahnya agar bermanfaat bagi masyarakatnya.
Disinggung soal keseriusan kampus dalam mencetak tenaga kesehatan, Daeng menegaskan, UMHT saat ini sedang mempersiapkan untuk membuka fakultas kedokteran yang mana masih dalam proses perizinan. Sedangkan untuk fasilitas pembelajarannya sudah siap.
"Komitmen ke depan UMHT ingin mengambil peran dalam menyokong ketahanan dan kemandirian kesehatan tingkat nasional," ujar Daeng dalam acara Media Darling di aula kampus UMHT, Jakarta Timur, Kamis (16/5/2024).
Bahkan menurut Daeng, bukan hanya di tingkat nasional saja tetapi di tingkat internasional, UMHT telah menjalin kerja sama dengan lima institusi di berbagai negara, antara lain Sulaiman Al Habib Hospital Riyadh Saudi Arabia, Haror Hokushi Jepang, dan Rostocket Heimstiftunt, Berlin Jerman.
Menurutnya, SDM kesehatan merupakan faktor penggerak paling penting dalam penguatan sistem kesehatan. Terlebih Indonesia yang ditetapkan sebagai negara industri sejak tahun 2014, SDM kesehatan menjadi penyokong produktivitas kerja para SDM di dunia industri yaitu ujungnya akan berpengaruh dengan pertumbuhan ekonomi yang positif.
Menurut Daeng, dengan tersedianya Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatam (SDMBK) yang bermutu dapat mencukupi kebutuhan, terdistribusi secara adil dan merata serta termanfaatkan untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Daeng kembali menegaskan bahwa UMHT mempunyai komitmen untuk berkontribusi terhadap program pelayanan kesehatan terutama tentang penyediaan sub sistem SDM Kesehatan di Indonesia.
"Lulusan kampus UMHT diharapkan melahirkan SDM untuk mencukupi termasuk juga SDM yang berkualitas di bidang kesehatan. Dan UMHT memiliki data tenaga kesehatan yang dapat dipercaya terstandarisasi lengkap, terbaharui dan berkualitas menjadi kunci pokok dalam perencanaan dan pengambilan keputusan," ujarnya
Meskipun saat ini UMHT belum mempunyai tenaga dokter, tapi menurut Daeng kampusnya memiliki tenaga kesehatan lainnya, yang bisa berkontribusi untuk negara. Di antaranya, perawat, bidan, ahli gizi, ahli laboratorium, dan ahli teknologi elektro medik, juga SDM di sektor kesehatan masyarakat.
"Jadi kita ingin berkontribusi dengan memproduksi SDM unggul lewat pendidikan kita di kampus UMHT.Sehingga lulusan kita tidak hanya dihargai di dalam negeri, tapi juga luar negeri. Terbukti kita punya pengalaman dan rekam jejak dengan mengirim lulusan untuk bekerja di negara lain," urainya.
Mantan Ketua Umum IDI ini menyampaikan bahwa pemberdayaan SDM kesehatan harus dibarengi dengan peningkatan mutu atau kualitas SDM yang bagus.
"Kita ingin SDM yang melayani masyarakat itu betul-betul SDM yang handal. Dengan berbagai fasilitas yang terus ditingkatkan, UMHT mampu menghasilkan lulusan berdaya saing global. Kita bisa bersaing dengan lulusan-lulusan luar negeri karena kami telah melengkapi dengan ragam fasilitas yang sesuai standar internasional," ujarnya.
Dalam kesempatan media darling tersebut, Daeng juga memperkenalkan beberapa fakultas yang saat ini dimiliki oleh UMHT, yaitu Fakultas Kesehatan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Komputer dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Kesemua fakultas tersebut telah dilengkapi dengan ragam fasilitas mendukung guna menghasilkan lulusan unggul yang berdaya saing baik di tingkat nasional maupun international.
Saat ini Universitas MH Thamrin memiliki 4 Fakultas yaitu Fakultas Kesehatan, Fakultas Komputer, Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan pilihan 19 program studi.
(wyn)