Tuai Kontroversi, Kemendikbud Sebut Buku Panduan Sastra Sudah Dikurasi Sastrawan hingga Guru

Jum'at, 31 Mei 2024 - 20:07 WIB
loading...
Tuai Kontroversi, Kemendikbud...
Kepala BSKAP Kemendikbudristek Anindito Aditomo. Foto/BKHM.
A A A
JAKARTA - Kemendikbudristek akhirnya menarik peredaran Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra setelah menuai kontroversi. Penarikan dilakukan sejak 22 Mei 2024 lalu.

"Jadi ini sedang berproses kita mencabut buku panduannya. Sebenarnya buku panduan itu sudah kita tarik tanggal 22 Mei kemarin, sebelum muncul di publik," kata Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan ( BSKAP ), Anindito Aditomo kepada wartawan di Jakarta, Jumat (31/5/2024).

"Kalau ada yang punya versi digitalnya, jangan digunakan. Itu sudah kita revisi, sudah kita cabut. Jangan ikut menyebarkan. Itu sudah kita revisi," sambungnya.

Baca juga: Dikritik karena Muatan Sensitif, Kemendikbud Tegaskan Buku Panduan Sastra Tak Wajib

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa buku panduan tersebut dibuat melalui berbagai tahapan. Pertama, pihaknya meminta bantuan tim kurator yang terdiri dari para sastrawan, para guru, dan akademisi yang punya rekam jejak dan kepedulian terkait dengan pemanfaatan karya sastra.

"Mereka kami minta tolong untuk merekomendasikan buku-buku sastra yang memang sudah beredar di Indonesia, karya penulis-penulis di Indonesia, yang sekiranya cocok menjadi bahan ajar bagi murid per jenjang SD, SMP, dan SMA,"ucapnya.

Baca juga: Diduga Miliki Muatan Sensitif, Kemendikbudristek Kaji Kembali Buku Sastra untuk SMA

Kemudian setelah ada usulan daftar karya ke tiap jenjang, Kemendikbudristek meminta ada tim guru yang mereview buku-buku tersebut untuk mencocokkan ke masing-masing jenjang.

"Jadi ini tim terpisah ya, tim terpisah yang terdiri dari para guru untuk mereview usulan karya sastra, hasil kerja para kurator tadi. Tim reviewer ini juga diminta untuk menyusun buku panduan karena tidak semua karya itu cocok untuk semua usia,"ucapnya.

Sehingga, buku panduan tersebut lanjutnya bertujuan untuk membantu guru untuk memilih dan memilah dari ratusan judul karya sastra yang direkomendasikan.

"Itulah buku panduan, buku panduan penggunaan karya sastra di kelas yang memberi review, memberi pengantar, memberi data-data dan disclaimer, peringatan mengenai masing-masing buku yang direkomendasi kan tadi,"tuturnya

Dia menjelaskan bahwa Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra dibuat sebagai alat bantu untuk mendorong guru supaya ingin menggunakan karya sastra di kelasnya. Karya sastra mana nih yang cocok untuk SD, untuk SMP, untuk SMA

"Jadi ini sifatnya tidak wajib ini sifatnya adalah alat bantu. Program ini itu ingin memperkenalkan karya sastra pada anak-anak kita,"katanya.

Sebelumnya diberitakan, Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Nonformal (Dikdasmen PNF) PP Muhammadiyah meminta Kemendikbudristek untuk menarik peredaran buku Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.

Penarikan buku Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra ini dilakukan karena buku tersebut dinilai mengandung kekerasan fisik dan seksual hingga perilaku hubungan menyimpang yang tidak sesuai dengan norma agama.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1790 seconds (0.1#10.140)