Mahasiswa IPDN-UMK Jalani KKN Tematik di Kudus, Mendata Kemiskinan dan Stunting
loading...
A
A
A
“Pesan saya, jaga nama baik universitas, komunikasikan segala hal yang berkenaan yang sekiranya anda butuh konsultasi, serta mohon jaga jati diri UMK sebaik-baiknya, sehingga anda semua menyelesaikan KKN ini dengan baik,” tutur Rektor.
Dia menambahkan, UMK memiliki tiga jenis KKN yakni KKN reguler yang didesain sesuai dengan kebutuhan pengembangan UMK. Kedua KKN Tematik yang temanya terkait dengan kebutuhan masyarakat dan pihak yang bekerja sama dengan UMK. Lalu ada KKN Internasional yang sedang dalam tahap pengembangan.
Dia menjelaskan, total mahasiswa UMK yang ikut KKN Tematik di Kudus sebanyak 178 mahasiswa dan jumlah mahasiswa IPDN yang ikut KKN ada sekitar 450 mahasiswa.
Menurutnya, akan ada manfaat ganda dari KKN Tematik kali ini. Pertama mahasiswa akan bisa memberikan data menyangkut stunting dan kemiskinan secara riil kepada pemerintah.
Disamping itu, Darsono mengatakan upaya KKN ini diharapkan dapar menghasilkan pembaharuan maupun perbaikan data. Upaya ini juga diharapkan dapat menjadi jembatan bagi upaya yang dilakukan Pemda, terutama di Bappeda dan Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana.
Manfaat kedua, ujar rektor, adalah adanya nilai-nilai akulturasi baru yang timbul dari interaksi antara mahasiswa Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan UMK yang berbeda tipologi.
"Sehingga akan menumbuhkan solidaritas sosial yang baru, nilai akulturasi baru, dan menumbuhkan kesadaran bahwa Indonesia ini memang beraneka ragam, luas, dan besar," ujarnya.
Dia menjelaskan, kegiatan mahasiswa yang mengikuti KKN Tematik ini akan dikonversi sebanyak 3 SKS.
Menurutnya, UMK selama ini sudah mengkonversi semua jenis kegiatan dan capaian mahasiswa dan disetarakan dan disesuaikan dengan mata kuliah.
Dia menambahkan, UMK memiliki tiga jenis KKN yakni KKN reguler yang didesain sesuai dengan kebutuhan pengembangan UMK. Kedua KKN Tematik yang temanya terkait dengan kebutuhan masyarakat dan pihak yang bekerja sama dengan UMK. Lalu ada KKN Internasional yang sedang dalam tahap pengembangan.
Dia menjelaskan, total mahasiswa UMK yang ikut KKN Tematik di Kudus sebanyak 178 mahasiswa dan jumlah mahasiswa IPDN yang ikut KKN ada sekitar 450 mahasiswa.
Menurutnya, akan ada manfaat ganda dari KKN Tematik kali ini. Pertama mahasiswa akan bisa memberikan data menyangkut stunting dan kemiskinan secara riil kepada pemerintah.
Disamping itu, Darsono mengatakan upaya KKN ini diharapkan dapar menghasilkan pembaharuan maupun perbaikan data. Upaya ini juga diharapkan dapat menjadi jembatan bagi upaya yang dilakukan Pemda, terutama di Bappeda dan Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana.
Manfaat kedua, ujar rektor, adalah adanya nilai-nilai akulturasi baru yang timbul dari interaksi antara mahasiswa Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan UMK yang berbeda tipologi.
"Sehingga akan menumbuhkan solidaritas sosial yang baru, nilai akulturasi baru, dan menumbuhkan kesadaran bahwa Indonesia ini memang beraneka ragam, luas, dan besar," ujarnya.
Dia menjelaskan, kegiatan mahasiswa yang mengikuti KKN Tematik ini akan dikonversi sebanyak 3 SKS.
Menurutnya, UMK selama ini sudah mengkonversi semua jenis kegiatan dan capaian mahasiswa dan disetarakan dan disesuaikan dengan mata kuliah.
(nnz)