Sri Fatmawati, Dosen Perempuan Pertama di Indonesia Peraih Dr Willmar Schwabe Award

Kamis, 18 Juli 2024 - 14:20 WIB
loading...
Sri Fatmawati, Dosen...
Dosen ITS, Sri Fatmawati meraih penghargaan bergengsi bernama Dr Willmar Schwabe Award 2024 yang diserahkan secara langsung di Krakow, Polandia, Senin (15/7/2024). Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS ), Sri Fatmawati SSi MSc PhD kembali membanggakan almamater dengan meraih penghargaan internasional lewat riset kimia bahan alam.

Dosen Departemen Kimia Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS tersebut meraih penghargaan bergengsi bernama Dr Willmar Schwabe Award 2024 yang diserahkan secara langsung di Krakow, Polandia, Senin (15/7/2024) lalu.

Dr Willmar Schwabe Award merupakan penghargaan dua tahunan yang diberikan oleh Society for Medicinal Plant and Natural Product Research (GA).

Penghargaan ini menyasar ilmuwan muda yang berdedikasi pada penelitian farmakologis atau klinis yang luar biasa di bidang tanaman obat dan bahan alam. Selain apresiasi simbolik, pemenang penghargaan ini juga mendapatkan hadiah sebesar €10.000.

Pada gelaran yang bertepatan dengan Kongres Internasional Himpunan Penelitian Tanaman Obat dan Bahan Alam tersebut, perempuan yang kerap disapa Fatma ini keluar sebagai pemenang tunggal. Capaian ini sekaligus membawa Fatma menjadi perempuan Indonesia pertama yang menyabet gelar prestisius ini.

“Melalui forum ini, saya juga mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil penelitian saya di hadapan 1.200 peserta kongres dari seluruh dunia,” tutur Fatma bangga.



Dalam proses seleksinya, Wakil Kepala Pusat Penelitian Agri-pangan dan Bioteknologi ITS ini menjelaskan, ia diminta untuk mengirimkan maksimal tiga publikasi yang telah diterbitkan selama tiga tahun terakhir dan portofolio dirinya.

Adapun juri yang menilai terdiri dari Presiden dan Wakil Presiden Himpunan Penelitian Tanaman Obat dan Bahan Alam, Pemimpin Redaksi Planta Medica, serta perwakilan dari Dr Willmar Schwabe GmbH & Co.

Menurut dosen dari Laboratorium Kimia Bahan Alam dan Sintesis (KIBAS) Departemen Kimia ITS ini, dalam riset kimia bahan alam yang digelutinya, ia menaruh fokus besar riset pada topik terkait jamu.

“Dalam topik ini, saya mempelajari berbagai hal terkait peningkatan kualitas bahan, bioaktivitas teknologi pembuatan jamu, pemberdayaan sumber daya petani hingga kolaborasi industri,” paparnya.

Lebih rinci, Fatma mengungkapkan bahwa ia telah berhasil menerbitkan lebih dari 50 makalah di jurnal internasional dan mengumpulkan 2.601 kutipan mengesankan. Melalui dedikasinya tersebut, Fatma telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penemuan kandungan kimia dalam obat-obatan tradisional Indonesia.

Tak hanya itu, Fatma juga berhasil membuktikan relevansi farmakologis, mengidentifikasi bioaktivitas tanaman herbal lokal, hingga memberdayakan petani dan peneliti perempuan lainnya.

Melalui penghargaan ini, Fatma mengaku semakin terdorong untuk berkontribusi pada penelitian yang berdampak bagi kebermanfaatan masyarakat luas. Ke depan, peraih lebih dari 30 penghargaan bergengsi ini berharap agar generasi muda, khususnya perempuan peneliti, akan terus berupaya mengembangkan riset di bidangnya. “Karena ilmuwan yang berdedikasi merupakan pilar untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa,” pungkasnya
(wyn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2974 seconds (0.1#10.140)