Wujudkan Visi Indonesia Emas, Jalan Baru Pemajuan Pendidikan Vokasi Diperlukan

Minggu, 21 Juli 2024 - 19:46 WIB
loading...
Wujudkan Visi Indonesia...
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati saat memberikan paparan di SkillsIndonesia 2045. Foto/BKHM.
A A A
JAKARTA - Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek menggelar Rembuk Pendidikan Vokasi SkilssIndonesia 2045. Acara ini digelar dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 melalui pendidikan vokasi.

Rembuk Pendidikan Vokasi SkillsIndonesia 2045 diselenggarakan guna menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul, kompeten dan berdaya saing seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat dan dinamika ekonomi global yang terus berubah.

Baca juga: Gandeng Industri Retail, Kemendikbudristek Siapkan SDM Vokasi Terampil

Kegiatan ini bertujuan untuk mendiseminasikan hasil program-program pendidikan vokasi khususnya kemitraan dan penyelarasan pendidikan vokasi kepada seluruh pemangku kepentingan di bidang pendidikan vokasi untuk dapat ditindaklanjuti pada level instansi masing-masing serta sebagai ajang belanja keahlian bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan vokasi.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, dalam pemaparannya mengungkapkan bahwa salah satu tugas Kemendikbudristek adalah menyiapkan Generasi Emas 2045. Dengan melihat tantangan saat ini, ucap Kiki, diperlukan jalan baru pemajuan pendidikan vokasi yang lebih responsif, relevan, inklusif, inovatif, dan efektif sebagai upaya publik untuk kebaikan bersama menghela Generasi Emas 2045.

Baca juga: Majukan Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek akan Gelar SkillsIndonesia 2045

Kiki mengatakan, bahwa SkillsIndonesia 2045 dirancang untuk bisa merespon secara cepat dan relevan permintaan dunia kerja yang terus berubah. “Karena itu diperlukan sistem yang bisa memantau dan menganalisis pergeseran pasar tenaga kerja dan perubahan kebutuhan keterampilan kerja. Sistem pendidikan vokasi perlu menggunakan informasi ini dengan lebih baik sehingga mampu menyesuaikan program mereka dan menawarkan pembelajaran yang relevan untuk dunia kerja,” tuturnya.

Lebih lanjut, Kiki menyampaikan bahwa prinsip dasar dari SkillsIndonesia 2045 adalah inklusif, non-diskriminatif, dan memastikan semua warga Indonesia dapat menjadi pemelajar sepanjang hayat.

“Tujuan pembangunan pendidikan yang berkualitas secara global dalam Sustainable Development Goals adalah menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua,” terang Kiki.

Kiki menambahkan, kebijakan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan dan multidimensi telah menjadi agenda global. Karena itu, ujar Kiki, diperlukan jalan baru pemajuan pendidikan vokasi yang menggeser penguasaan narrow skills ke broad-based competencies dan ke kapabilitas, sehingga lulusan vokasi mampu mempelajari hal-hal baru dalam pekerjaannya.

“Sudah saatnya pendidikan vokasi mengembangkan green skills untuk menghasilkan produk ramah lingkungan, serta program keahlian baru yang diperlukan untuk transisi menuju ekonomi hijau. Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan perlu diintegrasikan ke dalam keseluruhan institusi pendidikan vokasi,” ucap Kiki.

Selanjutnya, Kiki mengatakan bahwa pendidikan vokasi ke depan harus menguatkan soft skills sehingga peserta didik dapat mengembangkan budaya kerja dan beradaptasi dengan lingkungan global, serta menyelesaikan masalah yang kompleks.

Dalam kesempatan yang sama, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Uuf Brajawidagda, mengatakan bahwa di empat tahun pertama Mitras DUDI, di level nasional telah diluncurkan 197 skema okupasi, 1 juta 38 ribu alumni SMK berpartisipasi di penelusuran lulusan.

Di level wilayah, kata Uuf, telah terbentuk ekosistem kemitraan yang mencakup 27 provinsi, dan berbagai ikhtiar lain yang menghasilkan lebih dari 8200 kesepakatan, memetakan potensi wilayah, memetakan potensi wilayah di seluruh provinsi.

“Upaya dan kerja keras telah dilakukan oleh satuan pendidikan vokasi. Namun demikian, terbangunnya ekosistem kemitraan pendidikan vokasi yang berkelanjutan dan organik di setiap satuan pendidikan vokasi untuk mewujudkan keselarasan yang berkualitas tinggi dengan dunia kerja masih perlu terus kita perjuangkan,” ujar Uuf.

Dalam laporannya, Uuf menyampaikan beberapa hasil studi atau kajian yang telah dilakukan oleh Mitras DUDI. Di antara studi-studi tersebut adalah (1) studi keselarasan SMK dengan potensi ekonomi daerah di 38 provinsi di Indonesia (2023); (2) studi tentang future of jobs yang sedang dalam proses; (3) hasil-hasil pelaksanaan ekosistem kemitraan di 27 provinsi yang sedang tahap finalisasi; (4) studi kasus di 7 kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri terpadu untuk memahami fenomena keselarasan berbasis kekhususan dan keunikan wilayah (2024); dan (5) tracer study kebekerjaan dan mobiltas lulusan SMK (2023-2024).

“Dari studi keselarasan yang pertama di 38 provinsi tersebut diperoleh gambaran makro bahwa keselarasan masih bervariasi di antara daerah ketika kita membandingkan potensi ekonomi daerah dan konsentrasi keahlian di SMK. Yang terdapat pada SMK di hampir semua daerah, dan hanya di beberapa daerah menunjukkan keselarasan yang cukup tinggi, seperti di Bali dan Kepulauan Riau,” ucapnya.

Uuf menambahkan, secara umum hasil kajian menunjukkan terdapat tren yang konsisten, dari enam komponen sistem satuan pendidikan vokasi, yaitu kurikulum, pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), peserta didik, sarana dan prasarana (sarpras), dan kemitraan. Kelemahan keselarasan justru terjadi pada tiga komponen sistem yang menjadi penciri khusus pendidikan vokasi, yaitu komponen PTK, sarpras, dan kemitraan.

“Dari ketiga komponen tersebut, lemahnya komponen kemitraan satuan pendidikan vokasi dengan DUDI menjadi fenomena yang menarik dan perlu mendapat perhatian lebih,” kata Uuf.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Kemendikdasmen Pamer...
Kemendikdasmen Pamer Hasil Karya Kursus dan Pelatihan, Inovasi Kecantikan hingga Mode
Minimnya Jumlah Mahasiswa...
Minimnya Jumlah Mahasiswa Vokasi Jadi Tantangan Pemerintah
Polmed Gelar Diskusi...
Polmed Gelar Diskusi Memperkuat Peran Pendidikan Vokasi dalam Pembangunan
Ditjen Pendidikan Vokasi...
Ditjen Pendidikan Vokasi Luncurkan Buku untuk Hadapi Dinamika Dunia Kerja
Kemenekraf-Polandia...
Kemenekraf-Polandia Gandeng Pendidikan Vokasi untuk Bangkitkan Ekosistem Gim Lokal
Kisah Fajar, Raih Gelar...
Kisah Fajar, Raih Gelar Sarjana Berkat Kursus hingga Jadi Pengusaha Muda
Indonesia Bakal Punya...
Indonesia Bakal Punya 5,3 Juta Orang Tenaga Kerja Hijau
Jadi Negara Maju, Jumlah...
Jadi Negara Maju, Jumlah Perusahaan Menengah-Besar RI Harus Naik 3 Kali
Program Makan Bergizi...
Program Makan Bergizi Gratis Landasan Menuju Indonesia Emas 2045
Rekomendasi
3 Alasan Tyson Fury...
3 Alasan Tyson Fury Berpotensi Batalkan Pensiun dan Hadapi Anthony Joshua!
MNC Peduli Raih Platinum...
MNC Peduli Raih Platinum Award di Ajang 2nd Bina Mitra UMKM Award 2025
Apakah Jin Bisa Tertarik...
Apakah Jin Bisa Tertarik dengan Manusia?
12 Makanan Indonesia...
12 Makanan Indonesia Masuk Daftar Tumisan Terenak di Dunia, Sambal Goreng Posisi Pertama
Bagaimana Pakistan Mengembangkan...
Bagaimana Pakistan Mengembangkan Sistem Pertahanan ABC Mengalahkan India?
Perbandingan Jumlah...
Perbandingan Jumlah Umat Muslim di Pakistan Vs India
Berita Terkini
44 Tahun Jadi Kampus...
44 Tahun Jadi Kampus Unggulan di Indonesa, UWKS Telah Luluskan 48.000 Sarjana
Pelajar Indonesia Harumkan...
Pelajar Indonesia Harumkan Nama Bangsa di Asia Youth International Model United Nations 17th
Wisuda 2025, Plt Rektor...
Wisuda 2025, Plt Rektor Moestopo Tekankan Lifelong Learning ke Wisudawan
Siswa SMAK 7 Penabur...
Siswa SMAK 7 Penabur Raih Juara di Olimpiade Fisika, Ini Rahasianya
Apakah STIN Buka Pendaftaran...
Apakah STIN Buka Pendaftaran Calon PNS 2025? Lulus Jadi Intel Negara
Kisah Gelar Abdi, Anak...
Kisah Gelar Abdi, Anak ART dari Pati yang Tembus 22 Kampus Dunia
Infografis
Aksi Premanisme Makin...
Aksi Premanisme Makin Marak Terjadi di Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved